Makan siang sudah tiba, semua siswa berkerumun untuk segera melangkah ke arah kantin. Haechan dan Felix salah satunya. Mereka bercengkrama santai membahas pelajaran dan terus melangkah dan mengantri saat sampai di kantin.
"Kau tidak mengatakan apapun semalam."
Haechan mengerutkan keningnya, "yang mana?"
"Soal Mark Lee, bagaimana bisa kau selamat setelah menyapa dia?"
Haechan tertawa kecil, matanya mengedar dengan kepala yang celingukan. Tak sengaja dia bertatapan dengan Mark yang sudah duduk di meja paling sudut, sendirian.
Sedang Haechan dan Felix mengambil meja di tengah-tengah.
"Mark itu tidak mengatakan apapun, lagipula aku malah membuat alasan kalau air di kamar kita itu habis, aku minta air karena kehausan. Dia memberikanku lengkap dengan sebuah tumbler."
Felix menatap Haechan merasa tertarik dengan cerita barusan.
"Tumbler? Dia meminjamkannya?"
"Hu'um."
"Wow, keren. Aku pikir kau diusir dan dikatai aneh."
Haechan berdecak, "makanya jangan tidur sore-sore. Kau jadi ketinggalan ceritaku kan."
Felix hanya mendengus, dia menatap Haechan yang sedang sibuk dengan makanannya.
"Hei, bagaimana kalau kau mencobanya sekali lagi?"
"Sekali lagi, apa itu?"
Felix tersenyum, menyimpan sumpit dan sendoknya lalu mengangkat kedua alisnya satu kali.
"Sapa lagi Mark Lee, aku ingin tau dia benar-benar meresponmu atau tidak."
"Sekarang? Nanti sajalah, aku takut dia terganggu."
"Sekarang. Kau tau? Ini akan jadi sejarah baru untuk semua orang."
Haechan menatap Felix ragu, kenapa mendadak temannya ini mau sekali repot dalam urusan begini, maksudnya jarang-jarang Felix ini iseng.
"Oke, tapi mungkin aku akan langsung di cueki."
"Ayolah, coba saja dulu."
Dengan menghembuskan napas satu kali, Haechan mengangguk dia berdiri dan mulai menghampiri Mark. Langkahnya membuat Felix tertawa sedang anak-anak yang lain menatap dengan penasaran. Apalagi saat Haechan melangkah mendekati meja Mark.
"H-halo.."
Mark mendongak, kunyahannya memelan dan menatap Haechan yang berdiri dengan wajah canggung.
"Hm."
Haechan tersenyum senang, tanpa pikirn panjang dia segera duduk didepan Mark saat mendengar respon kecil itu.
"Mark-ssi, aku mau berterima kasih soal semalam, dan nanti tumblernya aku berikan padamu saat pulang sekolah."
Mark mengangguk, satu kali dan langsung fokus pada makanannya.
Felix di mejanya menganga tidak percaya, apalagi anak-anak yang lain. Sontak Haechan dan Mark menjadi perbincangan diantara bisikan para warga kantin.
Mark sendiri diam-diam melirik Haechan yang tengah tersenyum lebar. Lalu melirik sekitar dari ujung matanya.
Tau dia menjadi bahan gosip, Mark langsung memasang barier tidak kasat mata dengan menajamkan feromonnya. Mambuat suasana seketika hening karena Mark mengeluarkan aura tajam.
"Mark-ssi."
Mark menoleh sebentar sebelum berdehem lagi, dia kembali menunduk pada makanannya.
"Kau mau menjadi temanku tidak?"
Mark sedikit mendengus, tapi tidak menjawab apapun. Dia justru merasa penasaran kenapa Haechan tidak ketakutan dengan feromonnya.
"Tidak."
"Ugh? Kenapa?"
"Tidak."
Haechan berdecak, mencebikkan bibir bawahnya merasa sebal.
"Ish, kan aku mengajak berteman bukan berkelahi. Kau akan menjadi teman alpha dominan pertamaku."
Mark mendongak, alis kanannya terangkat seperti mengakatan, oh benarkah?
Dan Haechan mengangguk, "aku serius, jangan lihat Jeno. Dia itu sepupuku bukan temanku. Lagipula kan dia alpha biasa." Lalu Haechan terkikik geli.
Mark menggeleng pelan, masih dengan ekspresi datarnya dia mengambil minuman jus yang berada disebelah kirinya.
"Dan ah, kau harus tau ini." Haechan memajukan tubuhnya seraya tersenyum misterius. "Aku belum heat sama sekali dan aku masih perjaka." Bisiknya pelan.
Mark langsung tersedak jus jeruk, dia terbatuk hebat sampai memuntahkan minumannya.
"Ouh? Kau kenapa?" Tanya Haechan ribut. Dengan segera dia bangkit dan menghampiri Mark, tangannya menepuk tengkuk Mark berkali-kali agar batuknya mereka.
"Ya ampun kalau minum itu hati-hati Mark-ssi. Tersedak kan jadinya."
Mark langsung mendelik tajam, dia menggeram berat seraya beranjak dan memilih pergi dari kantin.
"Eh, eh. Loh, Mark-ssi!!" Seru Haechan, dia memanggil dengan kencang, namun Mark segera melesat pergi.
"Ih, dasar kuno, masa di ajak kenalan tidak mau."
Lalu Haechan berbalik dan kembali ke meja Felix. Dia baru sadar sesuatu.
"Kau kenapa? Kalian kenapa diam?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Alpha Dominan
FanfictionHaechan hanya penasaran kenapa seorang Alpha dominan itu selalu sendirian dan terlalu menjauhi orang-orang. *** Markhyuck Omegaverse Bxb Boyxboy Nama pemain hanya untuk kebutuhan cerita, aslinya mereka milik diri sendiri, keluarga, dan Tuhan.