15. The Diamond Ring

580 71 19
                                    

Kenya 2 sudah bisa diunduh ebook lengkapnya di karyakarsa. Simak penjelasannya di bawah.
Sebelumnya, baca, vote, dan komen chapter 15 dulu 😘

Begitu mobil Oh Sehun berhenti depan rumah, yang gue lihat pertama kali sedang duduk di teras adalah Nanta dan Data

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu mobil Oh Sehun berhenti depan rumah, yang gue lihat pertama kali sedang duduk di teras adalah Nanta dan Data.

Muka gue langsung pucat.

Apa yang dilakukan Data di sini? Oh ... apa mungkin karena Nanta datang? Data memang nggak tahu keseluruhan kisah gue dan Nanta, yang dia tahu hanya bahwa Nanta kakak kandung gue, kalau tahu bisa runyam. Apa katanya kalau dia tahu gue udah pernah ciuman sama abang gue sendiri? Hiyyy ... ngebayangin hal memalukan itu diketahui orang lain bikin gue pengin menghilang dari muka bumi. Itu kiasan ya, tapi, bukan pengin menghilang beneran. Gue kan masih belum kawin.

Gue juga udah ancam Afrika supaya tutup mulut. Kalau enggak, bakal gue sumpah pocong. Peduli amat kalau mati kami nggak akan dipocong juga, yang jelas Afrika ketakutan setengah mampus. Apalagi waktu gue paksa dia nonton film sumpah pocongnya Rano Karno zaman perjuangan dulu, dua mingguan dia mimpi buruk. Katanya badannya bentol bernanah dalam mimpi dan mukanya jadi mengerikan kayak gue. Kurang ajar.

Duh. Gimana, nih? Gue bisa aja menipu mami tentang pekerjaan gue, tapi nggak dengan Data. Dia nggak akan bisa gue kibulin, pasti ngorek informasi sampai ke akar-akarnya. Dan sekarang ini gue benar-benar sedang nggak mau berdebat, terlebih di rumah, yang berpotensi didengar mami. Meskipun gue sekarang ini hanya berurusan dengan kucing dan anjing, tapi cepat atau lambat, gue juga pengin ngasih makan si Moymoy. Data terlalu memahami gue luar dalam, tanpa bilang pun, begitu tahu di mana gue bekerja, dia pasti berpikir ke arah sana.

Saking terkejut dan kalutnya sama pikiran sendiri, gue sama sekali nggak beranjak dari mobil. Oh Sehun mengerutkan alis, mengikuti arah pandangan gue. Tiba-tiba, dia membuka pintu di sisinya dan keluar duluan. Gue baru nyadar apa yang dia lakukan ketika pintu di samping gue terbuka. Terang aja, Data langsung menyongsong pagar melihat seorang cowok membukakan pintu mobil buat gue.

"Lo sengaja, ya?" geram gue ke Oh Sehun.

Dia nyengir kuda.

"Sampai jumpa besok, Kenya...," katanya mesra, bikin gue makin senewen. "Kalau motor kamu masih nggak bisa juga, besok aku anterin lagi, yah?"

Dasar kotak amal curian! Waktu gue injak kakinya, dia bahkan sama sekali nggak bereaksi apa-apa. Malah senyum manis.

"Kenya," Data memanggil. Suaranya dingin dan tegas, bikin gue mempercepat langkah mendekatinya. Begitu gue tiba di sisinya, dia menarik lengan gue dan menyembunyikan gue di balik tubuhnya. Oh la la ... jantung gue berdebar. Dia cemburu. Pasti dadanya bergolak panas, nih. Paling enak kalau Data lagi begini. Sayang... ini di rumah, mau doi panas kayak apa juga, nggak bisa gue apa-apain.

Bukannya bersopan santun supaya bisa gue perkenalkan, emang dasarnya pengin ngancurin hidup gue, Oh Sehun justru masuk kembali ke mobil. Tanpa memedulikan Data, dia melambaikan tangan sambil bilang, "Nanti aku telepon, ya, Kenya?"

Kenya The Break UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang