09 : How Could I Like Him?

170 32 11
                                    

Brak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brak!

Suara pintu mobil yang dibanting dengan keras membuat tubuh lemah Reba terlonjak. Dengan cepat dia membenarkan posisi duduknya dan menoleh ke arah Wang Yibo meskipun penglihatannya masih agak sedikit kabur.

“Yiyi~”

“Kenapa kau bodoh sekali, hah?!”

“Ishhh! Aku tidak bodoh. Aku hanya lengah sedikit,” ujarnya dengan nada cukup lesu dan sedikit mendayu khas orang setengah mabuk setengah sadar.

“Kalau aku tidak datang tadi, apa yang akan terjadi padamu, huh?!”

“Ah, benar.” Dilireba kemudian mendudukkan diri dengan benar. “Ngomong-ngomong kenapa kau bisa ada di sana? Di mana itu tadi?”

Wang Yibo yang jengah mendengar suara mabuk Reba pun membuka dasboard mobil dan mengulurkan sebuah botol minuman kecil pada sang sahabat. “Minum dulu. Setidaknya sadarlah sedikit kalau mau mengajakku bicara ini-itu karena aku malas mengulang pembicaraan dengan orang mabuk.”

“Sialan. Aku masih sedikit sadar ya!” Meskipun begitu Reba tetap menerima minuman tersebut dan menenggaknya hingga tak tersisa. “Arghhh! Pahit.”

“Tadi itu apartemen Xiao Zhan.”

Celutukan tiba-tiba Wang Yibo membuat Reba menjatuhkan rahang. Dia meletakkan botol kosong di tangannya ke atas lubang cup kopi di samping jok, kemudian menatap Wang Yibo dengan intens selagi memasang raut tercengang.

“Apa aku tidak salah dengar?”

Wang Yibo melirik sinis dan membalikkan pertanyaan. “Apa kau sudah sadar sepenuhnya sekarang?”

“Sudah!” serunya bersemangat. “Walaupun belum 100 persen sadar tapi aku tidak tuli. Aku masih bisa mendengarnya dengan jelas.”

“Hmn.”

“Apanya yang hmn, Yiyi? Katakan! Apa itu benar? Tadi kita berada di apartemen Xiao Zhan Gege?”

“Ya,” sahut Wang Yibo tanpa basa-basi.

“Bagaimana bisa?”

“Apanya?”

“Bagaimana bisa kau masuk ke dalam apartemen Xiao Zhan Gege?”

“Aku datang bersama dengan manajernya, Hu Yetao. Kebetulan dia baru saja menghadiri event yang kita adakan hari ini. Karena dia pulang sendiri dan cukup kesusahan membawa hadiah-hadiah yang kita kumpulkan, makanya aku menawarkan bantuan untuk mengantar dan membawakan barang-barangnya. Itulah mengapa aku bisa berada di apartemen itu dan menemukanmu hampir diperkosa olehnya.”

“ ... ”

Reba bungkam mendengar kalimat terakhir Wang Yibo. Ingatannya berputar kembali mengingat detik-detik saat makan malam dengan sang idola sampai akhirnya bangun dan melihat raut muka sang sahabat di depan mata.

Fansite Master [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang