Terbongkar (🕊)

288 13 0
                                    

Dengan kecepatan tinggi Galang melajukan mobilnya ia benar benar khawatir dengan keadaan desicha tapi ia lebih emosi lagi dengan wanita yang sedang duduk disebelahnya

"Kalo sampe Acha kenapa Napa itu semua karena Lo" Galang mengatakan hal itu dengan penuh penekanan

"Iya, kalo nanti dia mati ketabrak kereta juga salah gue" elvaira yang sebenarnya sedang pms menjadi sensi pada
Galang

"Sebelum desicha ketabrak kereta, gue buat Lo duluan yang ketabrak" Entah hari ini hari apa sampai sampai elvaira malas melihat wajah seorang Galang

"Yaudah pasrah aja buat apa juga lama lama didunia" setelah mengucapkan itu elvaira menatap rintik hujan yang turun dengan irama yang indah

"Goblok"

"Sipaling pinter"

Setelah mendengar jawaban elvaira jujur Galang semakin kesal dan emosi dengan elvaira, tapi ia berfikir mengapa elvaira menjadi sensi dan ketus padanya? Ah masa bodoh toh memang itu yang harus dilakukan elvaira dari dulu bukan!

"Hallo bang Al, bang aku telat pulang ya Abang gausah khawatir sama aku" elvaira sedang menelfon Alvaro untuk berpamitan

"Loh kemana El, kok baru pamit sih? Biasanya kan sebelum main izin dulu" jawab Alvaro disebrang sana

"Iya bang maaf ya, El gak sampe malem kok. El tutup dulu ya bang bye bang Al cerewet" sesegera mungkin elvaira menutup sambungan telpon Alvaro saat ia mengetahui dokter yang menangani desicha keluar

"Dok gimana dok?" Galang segera berdiri mendekat pada dokter

"Maaf sebelumnya, apa pasien belum pernah memeriksakan kandungannya?" elvaira dan Galang dibuat kaku atas pertanyaan dokter itu

"Ma-maksud dokter apa dok?" dengan sisa kepercayaan Galang bertanya pada dokter yang berdiri didepannya

"Pasien sedang mengandung usia sekitar 4 minggu apa kalian tau?" Ungkap dokter itu pada Galang, hal itu membuat Galang terduduk lemas!

"Dokter, dokter lagi gak bercanda kan? Teman saya tuh anak baik baik dia gapernah punya pacar yakali dia hamil sama guling dok" elvaira yang sebenarnya kaget mencoba menyakinkan dirinya lagi

"Apa perlu setelah pasien sadar kita melakukan test kehamilan? Kalau kalian tidak percaya dengan hasil pemeriksaan saya?" dokter itu lelah menyakinkan 2 pemuda dihadapannya ini

"Yaudah makasih dok" elvaira menghampiri Galang yang sepertinya sangat kacau, Galang mengacak rambutnya ia terduduk lemas dikursi penunggu dengan tangan yang bertengger di kepalanya

Sebenarnya Galang berfikir tentang kata kata yang pernah dilontarkan oleh elvaira dan sahabatnya apakah hari itu memang desicha sudah mengandung?

Tentang Acha yang tidak masuk 2hari tanpa kabar, tentang Acha yang tiba tiba tidak suka aroma badanya

"Gue gasuka parfum Lo,jauh jauh dari gue lang"

"Trimester pertama pada kehamilan itu biasanya ditandai dengan mual mual dan mood yang berubah ubah"

"Kaya orang hamil aja Lo tiba tiba mual"

"Lo gak curiga?"

Ucapan teman temannya dan ucapan elvaira waktu itu membuat Galang tersadar bahwa waktu itu memang sepertinya desicha sudah hamil hanya saja ia kurang menyadari tanda tanda kehamilan pada wanita

"ARGHH, BANGSAT" Galang meninju tembok rumah sakit berberapa Kali sampai tangannya mengeluarkan darah

"Gal stop, gue tau Acha anak baik baik ini pasti bukan pilihan dia ataupun kemauan dia" elvaira menahan tangan Galang yang hendak melayang untuk meninju tembok lagi

"Gue tau Lo kecewa gue tau Lo marah, desicha juga manusia gal. gue yakin dia juga gak bakalan mau ada diposisi kaya sekarang Ini" setelah mengucapkan itu elvaira memeluk Galang, jujur Galang merasa nyaman saat elvaira memeluknya kemarahan yang berapi api tadi tiba tiba mulai pupus

"Gue mohon Lo jangan pernah bocorin hal ini kesiapapun, gue bakalan cari tau kebenaran soall Ini" Galang melepaskan elvaira dari pelukannya dan ia berkata demikian pada elvaira yang mendapat anggukan dari elvaira.

***


Desicha mulai membuka matanya, ia melihat Galang yang sedang duduk seperti orang banyak masalah, dan ia melihat elvaira dari pintu yang membawa beberapa makanan.

"Gal, ini Lo makan dulu ya" elvaira memberikan kotak nasi pada Galang

"Makasih" ucap Galang dengan keadaan yang tidak baik baik saja

"Lo gak makan?" tanya Galang yang menyadari elvaira datang dan duduk disebelahnya

"Makanannya Gaada yang cocok"

"Lo bukannya suka soto?"

"Sotonya Madura, gue sukanya Lamongan"

"Kan penting isinya sama sama sotonya El"

"Tapi beda rasa gal"

"Makan sama gue" titah Galang membuka kotak makanan itu

"Gausah Lo makan aja"

"Banyak omong buka mulut Lo" Galang menyuapkan nasi pada elvaira jujur jantung Elvaira seperti ingin lepas dari tempatnya

"Galang"

Semua menoleh pada sumber suara, ternyata desicha sudah membuka mata. Desicha juga melihat Galang meyuapi elvaira.

"Cha" Galang mendekati brangkar desicha

"Lang, gue kenapa?"

"Anak siapa Cha?" Tanya Galang langsung to the point

"Mak-maksud Lo apa sih Lang?" desicha gelagapan ketika Galang bertanya hal itu

"Bapak dia siapa Acha" Galang mengulang pertanyaannya dengan suara kacau

"Gal, tahan dulu jangan desak desicha" elvaira maju mendekati brankar desicha yang mendapati Galang berdiri didepannya

"Tanya desicha pelan pelan ya ga-" Ucapan elvaira terpotong ketika desicha menangis dan melempar bantal, guling, selimut kearah elvaira sampai elviara berlindung dibelakang Galang

"LO, ABANG LO BRENGSEK BANGSAT" desicha kacau, ia melempar semua yang ada dihadapannya

"MALAM ITU ABANG DIA MAKSA GUE BUAT GUE MASUK KE MOBILNYA LANG, IYA ALVARO YANG HAMILIN GUE ARGHH BANGSAT" Gelas ikut terpecah, desicha mengambil pecahan tersebut dan hendak menggoreskan dilengannya

"Stop Cha stop" Galang merebut pecahan tersebut berakhir Galang yang terluka, galang mendekap desicha yang sudah berantakan

"Lo boong kan? Abang gue gak mungkin ngelakuin hal menjijikkan kaya gitu" elvaira terseyum hambar seolah tak percaya dengan ucapan desicha barusan

"Gadaa alasan buat gue boong sama Lo" desicha yang mulai tenang bisa menjawab ucapan elvaira dengan santai

Elvaira yang shock karena desicha hamil, ditambah Galang yang  merangkul desicha, belum lagi desicha yang mengaku bahwa Alvaro yang menghamilinya. Elvira semakin tak habis pikir dengan hari ini, mengapa hari ini sangat sial.

Elvaira mengambil tasnya dan bergegas pergi dari ruangan desicha, ia benar benar takut kalau ucapan terakhir desicha tadi memang benar!

RUMPANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang