disclaimer:
Hallo Gaes, I'm comeback. sebelumnya aku memutuskan enggak nambah tulisan lagi di wattpad. Tapi, setelah kupikir lama, aku kudu posting tulisan di wattpad, karena kalau dibiarin di leptop kagak ada yang baca (ya meski di sini belom tentu ada yang baca). Jadi The Virtual City ini adalah naskah bergenre Scifi dengan tingkat kebucinan fanfict. Temen-temen kudu sabar baca bab awal, soalnya si Rainyu gak mungkin banget langsung masuk kota, ini alurnya maju jadi aku ceritakan gimana dan alasannya kenapa sampai dia keperosok ke kota itu.
Oh iya, ini pakai dua POV, POV saya yang diceritakan Rainy diwakilkan dalam POV 1 dan POV 3 buat nyeritain tentang Hyungsik. Soalnya gak mungkin Rainy terus nyeritain Hyungsik soalnya mereka gak selalu bersama. Nikmati cerita ini sambil makan goreng pisang sama minum boba. Terima kasih sudah mampir, vote jan lupa.
****
Rainy Rusady
Adakah yang lebih menyakitkan daripada patah hati? Setahun menjalani hubungan penuh toxic dan harus berakhir dengan patah hati karena masalah sepele, salah kirim pesan. Kecerobohan yang dia lakukan justru membuka rahasianya sendiri. Ah, atau mungkin dia sengaja salah kirim pesan supaya hubungan membosankan ini berakhir?
Hatiku teriris, irisannya membuat gumpalan remasan tisu yang sudah sampai pada empat puluh sembilan. Telah tiga hari aku menangis meratapi kisah cinta yang porak-poranda akibat adanya wanita bernama Fitri. Entah badai apa yang membuat namaku Rain, Rainy Rusadi berubah menjadi Fitri. Demi apa? Ini patah hati pertama kaliku, dan dia sama sekali tidak menanyakan kabarku. Sekadar memohon untuk kembali pun tidak, dia lebih memilih Fitri-nya itu dan memilih melepasku. Kuharap suatu saat dia menyesali keputusannya.
Fit, sudah tidur? Maafin Abang udah lama nggak ngunjungi kamu. Kamu kangen nggak sama Abang? Met tidur ya Fit. Jangan lupa berdoa sebelum tidur.
Begitu pesan yang sempat ku-screenshoot sebelum lelaki playboy bejat itu menghapusnya. Setelah dihapus, dia mengklarifikasi kalau itu temannya salah kirim. Temannya meminjam ponselnya lalu memberi pesan selamat tidur bencana itu justru ke nomorku. Di mana korelasinya? Mengapa temannya meminjam ponselnya? Bukankah lebih baik jika temannya itu menumpang tethering ke ponselnya agar bencana salah kirim ini tidak terjadi. Sepertinya dia sengaja mengakhiri hubungan membosankan ini. Aku sadar, aku hanya gadis membosankan baginya yang selalu meminta menjadi prioritas.
Dengan hati yang tersakiti dan air mata yang membasahi lembaran tisu ke lima puluh, aku kembali menatap layar smarttab yang menampilkan situs pencarian. Sekadar mencari pelarian rasa sedih yang mendera hati.
Mataku terpaku pada situs boyband kesayanganku, dan wajah Kim Taehyung kembali menghiburku. Taehyung adalah mood boster bagiku, senyum sinisnya membuatku kembali cerah, seolah ada secerca harapan, seolah ada harapan masa depan di mata indahnya.
Ting ...
Perhatianku dari wajah Taehyung berpindah ke notifikasi di bagian atas layar ponselku. Notifikasi dengan bahasa Inggris, tanpa berpikir aku langsung menekannya hingga layar langsung menunjukkan inbox email. Pengirimnya adalah Heaven Coorporation. Aku pernah mendengar Heavent Coorporation sebagai creator game besar dunia yang sudah memproduksi berbagai macam game dari beraneka platform. Kali ini, perusahaan game itu bekerja sama dengan perusahaan sosial media menantangku untuk mencoba game rasa realita dengan imbalan 70.000 USD.
"Waw," pekiku dengan mata melotot.
Kira-kira imbalannya satu milyar rupiah. Satu milyar adalah sejumlah uang yang sangat besar bagiku, seorang mahasiswi piatu miskin yang tinggal di tengah hiruk pikuk kota. Kembali kulanjutkan keingintahuanku, mereka rupanya mengajakku untuk masuk ke dunia metaverse ciptaan mereka. Singkatnya, sebelum dunia metaverse itu diluncurkan, aku diminta mencoba sebagai sukarelawan untuk menjajal dunia metaverse itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Virtual City
Science FictionRainy Rusadi terpilih sebagai salah satu orang diberi kesempatan mengunjungi kota Virtual pertama di dunia secara gratis. Namun, saat baru saja memasuki kota virtual itu ternyata bencana besar menghampirinya. Bencana itu adalah sebuah virus yang mem...