Azka berdiam selama beberapa hari di apartment Asya, tanpa mengganggunya sama sekali sesuai permintaan Asya.
"Sya aku keluar dulu bentar ya, mau ketemu sama pacar." Ucap Azka sambil mengetuk pintu kamar Asya.
"Balikin dulu cutter gue. Gue tau lo yang ngambil." Ucap Asya dengan tegas.
"Gamau. Aku tinggal bentar." Lanjut Azka.
'Gue khawatir sama lo Sya.' Batin Azka saat meninggalkan Asya.
Azka pergi meninggalkan Asya dan bertemu dengan pacar nya, sementara Asya berdiam diri di kamar apartment nya.
Saat Azka pergi meninggalkan apartment Asya, Asya tidak berhenti untuk merokok, habis sebatang dan dilanjut lagi.
Azka pergi bersama pacarnya, tanpa mengingat Asya. Padahal Asya sedang membutuhkan seseorang di dekatnya, bukannya Azka kembali ke apartment Asya, Azka malah menginap di rumah pacarnya.
*****
Azka mulai ngindarin gue lagi, entah apa yang gue lakuin kemaren. Mungkin gue ngelakuin kesalahan ke Azka, dan gue sendiri lagi disini. Gue mutusin buat jalan-jalan di sekitar apart gue sendirian
*Braakk*
"Ehh sorry sorry, lo gapapa kan?" Ucap seorang lelaki yang nabrak gue sampe gue jatoh.
Gue gaada kekuatan buat berdiri, kepala gue terlalu pusing dan badan gue juga terlalu lemes.
"Ah anj, kepala gue pusing banget, nyesel gue keluar apart." Kata gue sambil megangin kepala gue.
"Lo tinggal disini? Gue anter lo ya?" Ucap lelaki itu dan langsung ngegendong gue dipunggungnya dan jalan ke dalem apart.
"Lantai berapa?" Tanya nya.
"Lantai 10 kamar no 102."
"Pin pintu lo?"
"Sidik jari gue."
Lelaki itu ngedeketin jempol gue ke pintu dan masuk ke apart gue dan langsung nidurin gue di sofa.
"Asya! Kamu kenapa?!" Tanya seorang lelaki didalam apart gue yang ternyata itu adalah Azka.
"Aku balik kesini tapi kamu gaada dan kamu balik dengan kondisi kayak gini. Kamu kenapa Asyaa." Lanjutnya.
"Pergi lo Azka." Ucap gue tegas.
"Lo ngapain?" Tanya lelaki itu.
"Gue gak sengaja nabrak dia, dan apa lo yakin lo itu sepupunya?" Debat lelaki itu.
"Yaiyalah." Jawab Azka.
"Terus kenapa dia nyuruh lo pergi?" Tanyanya lagi.
"Azka daripada lo bacot disini mending lo pergi." Tegas gue ke Azka.
"Mana bisa aku ninggalin kamu berdua sama cowo asing gini." Balasnya.
"Mending turutin deh apa maunya Asya." Ucap lelaki itu.
"Diem lo." Tegas Azka.
Azka langsung mencari kotak obat yang ada di kamar gue, Azka langsung ngobatin beberapa luka di kaki dan tangan gue.
"Pergi lo Azka, lo gamau gue ganggu kan? Jangan peduliin gue karena ibu ya, gue gamau." Ucap gue ke Azka yang lagi ngobatin luka gue.
"Denger? Mending lo pergi sekarang." Ucap lelaki itu.
Azka mungkin sedikit marah, tapi dia yang minta juga buat gak diganggu sama gue kan. Azka tetep pergi gitu saja gue dengan lelaki asing ini. Lelaki ini ngelanjutin buat ngobatin luka gue yang dibuat sama dia.
"Btw kenalin gue Dimas, sorry ya gue tadi nabrak lo, gue lagi ada masalah tadi." Ucap Dimas.
"That's okay, gue emang lagi gaenak badan aja dan gue gampang luka." Balas gue.
"Lo pasti belom makan ya? Gue liat lo kayaknya lagi ada masalah yang berat ya."
"Gue gada nafsu buat makan."
"Makan dikit ya? Biar lo bisa minum obat."
"No thanks, dibawa tidur juga ilang kok dan lo bisa pergi sekarang."
"Okay, sekali lagi gue minta maaf buat yang tadi ya."Ucap Dimas dan langsung pergi dari apart gue.
*****
Saat Dimas pergi meninggalkan apartement Asya, ia dihadang oleh seseorang yang dimana itu adalah Azka. Azka terlihat sangat marah melihat wajah Dimas.
"Lo ngapain sama Asya?" Tanya Azka tegas.
"Gue cuma gak sengaja nabrak dia, sensi banget lo." Balas Dimas.
"Lagian kenapa lo marah banget? Lo kan punya pacar haha." Lanjut Dimas.
"Diem lo, apa salahnya gue khawatir sama sepupu gue sendiri?" Balas Azka.
"Yayaya, gimana lo deh yang jelas gue mau pepet Asya." Ucap Dimas dan pergi meninggalkan Azka.
Ternyata Azka dan Dimas saling kenal sejak lama, namun mereka tidak akur dalam hal apapun termasuk perempuan.
Azka kembali ke dalam apartement Asya dan melihat Asya tertidur pulas di sofa dengan posisi yang masih sama seperti tadi. Azka menggendong Asya dan memindahkannya ke kasur di kamarnya.
"Sya, lo tuh cantik, baik, tapi lo kenapa harus ketemu sama cowo-cowo brengsek sih? Kalo aja lo bukan sepupu gue, mungkin gue udah pacarin lo Asya, gue bakal selalu jagain lo dimanapun lo ada Sya." Ucap Azka di samping Asya yang tertidur pulas.
Azka mencium kening Asya dan meninggalkan Asya dikamarnya.
"Halah basa basi aja lo." Ucap Asya saat Azka pergi dari apartementnya.
Asya terbangun saat Azka memindahkannya ke kamar, namun Asya tidak membuka matanya hingga Azka pergi.
"Bullshit doang kerjaan lo, lo sendiri aja brengsek juga bangs*t." Ucap Asya yang sudah mulai muak ke Azka.
Asya bangun dan mengambil satu botol whiskey dari kulkasnya. Asya meminumnya sambil merokok.
*****
Melihat Asya tertidur, Azka langsung pergi dari apartement Asya dan pergi ke basement.
"Maaf ya sayang lama." Ucap Azka ke Rasyel yang dimana ia adalah pacarnya Azka.
"Gapapaa, aku juga sambil ngemil yang tadi kamu beliin kok." Ucap Rasyel.
Azka sebetulnya bisa menyetir mobil, namun keluarganya tidak ada yang tau termasuk Asya. Azka pergi membawa mobil Rasyel.
"Makan yang banyak." Ucap Azka sambil mengelus kepala Rasyel dan mengecup keningnya.
"Di belakang yuk?." Ajak Azka.
Azka dan Rasyel yang awalnya berada di kursi depan, mulai pindah ke kursi belakang, Azka mengelus kepalang Rasyel dengan lembut.
"Pacar siapa sih? Cantik banget." Ucap Azka sambil mengecup pipinya.
"Pacar kamu dong sayang, siapa lagi kamu kan gantengnya aku." Ucap Rasyel ke Azka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yakin Saudara?
Любовные романы'Anj*r mimpi apa gue itu, bisa-bisa nya gue mimpi dipeluk dan dicium sama Azka?! Asyaa lo sebelum tidur mikirin apa sih dasar gila?!!' Calista Rasya, seorang perempuan remaja yang terpikat pada seseorang yang sulit untuk dia capai. Bagaimanakah nasi...