Nyaman

16 0 0
                                    

"Dim.." Panggil Asya kepada Dimas yang sedang fokus nyetir.

"Hmm? Kenapa Sya?" Tanya nya.

"Lo besok kosong kan? Temenin gue minum ya di apart gue?" Izin Asya ke Dimas.

"For sure, masalah lo lumayan berat ya?" Tanya nya lagi.

"Ya lumayan, dari gue putus sama pacar gue dan juga sepupu gue yang tadinya deket banget sama gue jadi ngejauh seakan ada tembok besar antara gue sama dia." Jelas Asya.

"Azka?" Tanya Dimas.

Asya langsung diem natap Dimas, dengan artian 'Kok lo tau?'

"Waktu gue balik nolongin lo, dia nungguin di depan pintu apart lo, gue tau namanya ya karna lo manggil dia, dan dia juga bilang kalo dia itu sepupu lo."

"Dia gak ngajak lo ribut kan?"

"Enggak kok santai, kalo pun ribut kayaknya gue yang menang sih haha."

Saat sudah tiba di apartemen, Asya mengajak Dimas ke apartemen nya, mereka meminum beberapa botol minuman beralkohol dan juga merokok sambil menonton sebuah film.

"Dim..." Panggil Asya kepada dimas dengan kondisi yang sudah agak mabuk.

"Kenapa Sya?" Sahut Dimas sambil menatap kedua mata Asya.

"Lo malem ini nginep disini ya? Gue gamau sendirian." Ucap Asya yang sedang menahan tangisnya.

"Iya Sya... Gue disini." Balas Dimas dan langsung memeluk Asya dan mengelus kepala Asya dengan lembut serta mencium kening Asya.

Asya yang berada dipelukan Dimas mulai menangis dengan kondisi yang sudah mabuk, tanpa keraguan Dimas menengangkan Asya dengan memeluknya erat. Dimas melihat Asya memejamkan matanya dan tidak bersuara, Dimas pun menggendong Asya ke kamarnya dan menaruh Asya di kasurnya.

Dimas duduk disamping Asya yang tertidur karena mabuk, Dimas melihat Asya dengan tatapan sayang kepadanya. Dimas juga mengelus kepala Asya secara berulang dan mengecup keningnya sesekali.

"Sya, lo tuh cantik, baik, jangan sampe cuma karena mantan lo dan sepupu lo itu lo jadi gini Sya." Ucap Dimas kepada Asya yang tertidur.

Ketika Dimas ingin pergi dari kamar Asya, Asya menahannya dan menarik tangan Dimas sehingga Dimas terjatuh tepat diatas Asya, namun Dimas masih menahan badannya dan tidak menindih badan Asya.

"Gue bilang lo jangan kemana-mana kan." Ucap Asya saat wajah Dimas tepat berada di depan wajahnya.

"Gue cuma mau ke depan Sya, yakali gue tidur sama lo satu kasur?!" Balas Dimas.

Tanpa basa basi, Asya langsung mencium bibir Dimas dengan kondisinya yang mabuk.

"SYA SADAR!" Panik Dimas saat Asya mencium bibirnya.

Dimas langsung melepas tangan Asya dari tubuhnya dan langsung duduk disebelah Asya yang masih mabuk. Asya menatap wajah Dimas dengan sedih namun ia terlihat sangat menyukai Dimas.

"Gue gaakan ninggalin lo Sya, gue gak sejahat mantan lo dan sepupu lo, bukannya gue gak mau cium lo, tapi gue cuma belum siap Sya." Jelas Dimas kepada Asya sambil mengelus kepala Asya lembut.

*****

Asya tidur terlelap dalam pelukan Dimas hingga pagi hari datang. Asya terlihat sangat nyaman dalam pelukan Dimas.

"Syaa, bangun yuk kita makan biar perutnya enakan." Ucap Dimas sambil mengelus kepala Asya lembut.

"Males makan Dim." Balas Asya.

"Kalo sama Dimas gaboleh sakit, mau Dimas masakin apa? Yang berkuah mau? Dimas bikinin sup telur." Lanjut Dimas.

Asya hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan dari Dimas.

"Kalo diem berarti tandanya iya." Ucap Dimas.

Dimas beranjak dari kasur Asya dan pergi ke dapur dan melihat isi kulkas Asya dan langsung mulai memasak sup telur dan coklat hangat untuk Asya. Setelah semua siap, Dimas kembali ke kamar Asya dan membangunkan Asya secara lembut.

"Syaa.. bangun yuk, kita makan, aku bikin coklat juga." Ucap Dimas sambil mengelus kepala Asya.

Asya terbangun dan berjalan ke arah meja makan dengan lemas. Asya pun makan disuapi oleh Dimas secara sedikit demi sedikit.

Bel pintu berbunyi

"Mau Asya atau Dimas yang buka pintu?" Tanya Dimas kepada Asya.

"Gue aja." Jawab Asya.

Asya pun beranjak kedepan pintu dan membuka pintu apartemennya. Dan ternyata itu adalah Azka.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Asya tegas.

"Gaboleh gue mau main sama sepupu gue sendiri?" Lanjut Azka.

"No Thanks, lo boleh pergi sekarang." Jawab Asya.

"Gue disuruh dateng sama ibu, seenggaknya gue harus tau apa yang lo lakuin sekarang."

"Gue aman-aman aja, jadi gausah sok peduli cuma karena ibu."

"Sorry tapi gue maksa buat masuk."

Azka pun masuk ke dalam apartemen Asya dan melihat ada Dimas di dalam.

"Ngapain lo disini?!" Tegas Azka kepada Dimas.

"Bukan urusan lo, lagian Asya yang nyuruh gue buat dateng kesini." Jawab Dimas.

Azka yang geram ingin segera memukul Dimas, namun Asya menghalanginya karena merasa Azka tidak pantas untuk marah kepada Dimas.

"Gue yang minta Dimas kesini, kalo lo mau diem disini gausah bikin ribut atau lo boleh pergi dari apart gue." Tegas Asya.

"Oke oke, gue diem." Lanjut Azka dan pergi ke sofa depan tv.

Azka melihat sisa botol minuman alkohol dan beberapa bungkus rokok.

"Lo minum sama ni cowo Sya? Yang bener aja lo, lo diapain sama dia?" Ucap Azka saat melihat sisa botol minuman alkohol didepan tv.

"Gausah urusin hidup gue deh lo, lo kalo mau disini diem aja, gausah banyak omong." Jawab Asya.

Dimas melanjutkan menyuapi Asya dan Asya menutup makan paginya dengan coklat hangat. Dimas terlihat sangat memanjakan Asya. Azka terlihat kesal setelah melihat Asya dimanjakan oleh Dimas namun Azka tidak bisa berbuat apa-apa. 

Karena Azka tidak suka melihat Dimas dengan Asya, ia masuk ke kamar Asya dan berbaring dikasur Asya sembari menelfon dengan pacarnya, dan Asya dengan Dimas sibuk di ruang makan untuk meredakan mabuk mereka.

"Gue pengen keluar." Ucap Asya setelah selesai makan.

"Mau kemana? Sama gue ya perginya." Jawab Dimas sambil mengelus kepala Asya lembut.

"Gue mau nenangin diri lagi, maybe camping bakal seru?" Saran Asya.

"Sure, kebetulan juga gue punya peralatan buat camping." 

"Gue mau ajak Clarissa juga dan kemungkinan besar Azka bakalan ikut karena nyokapnya."

"Okay gapapa yang penting lo pergi ada gue, sore kita cabut ya."

Asya langsung mengabari Clarissa dan ia izin juga untuk mengajak pacarnya, tentu Asya memperbolehkannya karena semakin ramai semakin Asya melupakan apa yang terjadi pada dirinya.

"Azka, sore ikut gue camping sekitaran pantai, lo ikut gada penolakan." Ajak Asya setelah mengahampiri Azka yang berada dikamarnya.

Azka tidak menjawab ia hanya menganggukan kepalanya menandakan 'iya'.

Yakin Saudara?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang