nine

1.3K 191 8
                                    

Winda sama Ken sekarang lagi duduk-duduk dikantin sambil sok jaga interaksi biar ga keliatan akrab, kalau sampai terlihat terlalu akrab nanti ada yang curiga.

Maksudnya curiga itu kayak ada yang ngira mereka pacaran, atau bahkan malah nyebar rumor yang gabener. Pokoknya yang boleh tau mereka dekat itu hanya club basket putri Ken.

"Win, tipe pasangan lo tuh kaya apa sih?" tanya Ken tiba-tiba.

Winda tentu saja kaget, bukankah terlalu mendadak kalau bertanya seperti ini? maksudnya mereka tuh daritadi bukan ngomongin tipe masing-masing .

"Emm, humoris and peka? menurut gue itu utama sih,"

"Kenapa emang?" lanjutnya

Ken tersenyum lebar "Mau mencocokan diri wkwk"

"Dih apaan, gelay gue" ya walaupun ucapannya ini ga bener, gengsi banget si neng.

"Gausah gengsi gitu, gue ga marah kok" Ken mencolek dagu Winda dengan telunjuknya dan ekspresi centilnya.

Winda tak menggubris godaan itu, jelas itu karena lagi tersipu malu! Ken kebiasaan banget bikin orang malu-malu gini, ia tak mau kalah. Pikirannya sedang berputar mencari suatu gombalan yang bagus agar Ken tersipu juga, masa Winda terus!

"Ken, wanna try my mom's made?" Winda berani menghadap ke Ken sekarang, ia menopang dagunya dengan telapak tangan dan memasang senyum miring.

"Sure, it's you right?" jawab Ken.

Winda terdiam, bagaimana dia bisa tahu? aduhh gagal deh mau bales dendam.

"Hahaha, gue bisa coba sekarang?" tanyanya sambil mendekatkan mukanya ke si mungil.

"Gak gak! gu-gue bercanda njing, lo gausah deketin wajah lo kek gitu. Entar dilihat orang ih" sangkalnya sambil menjauhkan mukanya dari Ken.

Ken tertawa sambil mengusap-usap pucuk kepala Winda.

•••

Ken sekarang lagi mengerjakan beberapa tugas dari guru pembina, jujur saja ini agak membingungkan tapi palingan ia bisa mengerjakannya, setidaknya tidak telat. Karena sekarang ia mau meminta kerjasama ke partner.

Tapi baru saja ia keluar dari ruang OSIS sudah ada lumayan banyak siswa yang berhamburan dan sedikit ribut(?), lalu bertanyalah dia ke  salah satu siswa yang lewat.

"Permisi, ini ada apa ya?" cegah Ken.

"Pas banget, di lapangan utama kak Winda jatuh karna ada yang ngisengin saya dengar-dengar"

Tunggu apa lagi? Ken segera berlari panik ke lapangan utama, siapalah yang mengisengi partner kesayangannya itu, waketos aja di kerjain kaya gitu apalagi siswa biasa.

Sesampainya disana sudah ada segerombolan anak yang mengerubungi satu titik ditengah lapangan, dan Ken segera menebas kerubungan itu.

Ia melihat Winda terduduk sambil menunduk memegangi lututnya,

"Win, bisa berdiri gak?" tanyanya sambil mendekati Winda.

Kepala Winda menggeleng, dan segera Ken berlutut dan membopong tubuh Winda dan pergi ke UKS untuk diobati. Ia sebenarnya agak heran, kelihatannya kejadian sudah agak lama tapi kenapa PMR tak kunjung datang? apa tidak ada yang memberitahu mereka?

Sesampainya di UKS..

Ken menaruh tubuh Winda dikursi dekat pintu UKS lalu membuka kotak p3k dan mengambil obat luka.

"Kak, ada apa ini?"

Ah itu ternyata salah satu penjaga UKS, bukan PMR.

"Ini ada yang luka, tolong obati dulu ya? saya kembali nanti saat urusan udah selesai" pamit Ken lalu keluar dari UKS.

Tujuannya bukan untuk mengerjakan tugas dari guru pembina, tapi mencari siapa yang mengerjai Winda. Ia ketua OSIS, jadi berhak turun dalam urusan seperti ini diawal.

Ken pergi ke ruang guru dan menceritakan apa yang terjadi barusan, sekaligus meminta izin menggunakan soundsystem untuk hal ini.

Dan mendapat izin dari guru, Ken langsung ke soundsystem dan bersiar.

"Atas kejadian barusan silahkan tenang, pelaku silahkan menemui saya didepan ruang bk, bila tidak hadir maka jika ketahuan hukuman akan semakin ditambah dari kepala sekolah."

Ia mengeluarkan effort ini kalau bukan selain 'memang pekerjaan' ya karena Winda, simpel kok.

Sekarang ia sedang menunggu kehadiran dalang dari kejadian ini.

Tak lama seseorang laki-laki datang dengan pakaian yang agak berantakan, contoh seragam atas keluar sebelah dari juga melorot.

Ia membaca nametagnya dan tertulis 'Jaluano'

"Kenapa ngelakuin hal itu?"  tanya Ken judes sambil menyilang kan tangannya didepan dada.

"Karena lo, gue suka sama lo. Dan lo pikir gue gatau lo sama Winda selama ini cuma sebatas partner?" remeh Jalu.

"Kalo sebenarnya kita dekat kenapa emang? Winda salah apa lo sampe celakain dia, lo suka sama gue dan gue dekat sama Winda itu bukan salah dia" lawannya.

Pintu ruang bk terbuka memperlihatkan guru bk yang keluar mengode Jalu untuk masuk,

"Lawan gue jam tujuh malam nanti di belakang batas sekolah" tantang Jalu sebelum akhirnya masuk.

Sialan, Ken diremehkan.




























































aku adain badai dikit ya, mon maap🙏🏻 tapi habis badai kan ada matahari yang cerah.

janji deh, pegang janji saya.

K & W . jiminjeong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang