「Sasuke & Hinata」
Sore itu, Sasuke Uchiha, si cowok populer yang terkenal urakan, tiba-tiba membuat gempar satu sekolah karena memposting foto si ketua kedisiplinan sekolahㅡHinata Hyuga, ke Instagram.
Dua orang yang orang lain pikir saling membenci...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BERKATSasuke si brengsek dan segala kebohongannya, juga akun gosip kepunyaan Konoha Gakuen yang selalu di banggakan itu, Hinata langsung bisa merasakan semua mata menatap ke arahnya.
Kebanyakan dari mereka nyinyir tanpa tahu masalah utamanya. Bilang Hinata ini, dan itu. Dan yang paling sering ia dengar adalah, katanya ketua kedisplinan? Tapi kok pacaran sama anak berandalan? Cewek kaya dia aja ga bisa nolak Sasuke, ya. Malah denger-denger, kemaren kepergok mesum gitu sama pak Kakashi. Hinata sih cuma merem dan senyum aja ke semua orang.
Karena bagi Hinata, yang terpenting itu bukan mendengarkan orang lain, tapi bertemu si tersangka utama. Hinata bersumpah untuk tidak perlu menahan diri. Dia akan mencakar wajah Sasuke sampai habis. Yang penting Hinata senang.
Tapi niat Hinata pupus, saat melihat Sai, si ketua OSIS yang terhormat berkunjung ke kelasnya, bersandar dengan wajah dinginnya seperti biasa pada dinding dekat jendela, membuat Hinata menahan napas. Dia tahu kalau sesuatu yang tidak beres akan terjadi setiap kali Sai bertingkah begitu.
“Tuh! Hinata. Gua pamit ke dalem dulu, ya, Sai.” Ino menunjuk dagunya ke arah Hinata yang sengaja berhenti agak jauh, dan membuat si ketua OSIS pun menoleh ke arah Hinata berdiri.
Jika tidak ingat bahwa Ino adalah temannya, mungkin Hinata sudah memaki cewek itu. Tapi rasanya terlambat karena sekarang, si ketua OSIS yang matanya setajam silet itu tengah berjalan ke arahnya.
“K–Kenapa? Ada masalah apa yang harus gue selesaiin?” tanya Hinata basa basi. Toh, sebenarnya juga ia tahu apa yang akan cowok itu katakan. Tentu saja cowok itu akan menceramahinya sampai tuli.
“Lu punya otak, kan?” Padahal semua orang tahu betapa kejamnya Sai kalau sudah bicara, tapi Hinata masih saja terkejut setiap mendengarnya.
“Udah capek jadi ketua kedisiplinan?” Balasan dari ketua OSIS nya membuat Hinata menarik napas untuk bersabar, mau melawan pun ia akan tetap kalah. Apalagi jika ia harus melawan Sai, cowok yang semua orang tahu bagaimana sikapnya.
“B–Bukan gitu! Masalah kemaren tuh cumaㅡ”
“Cuma apa?” Hinata mendelik sebal ke arah Sai yang bahkan tidak mengubah ekspresinya sedikit pun.
