República Portuguesa

1.2K 289 9
                                    

Selusin selimut telah dikibas Sakura. Membagikan tugas tiada henti. Ini sudah dua minggu dari sakitnya, keadaan tubuh membaik dan pekerjaan berjalan.

Sakura meletakan keranjang di rumput hijau kering, mencari tempat-tempat bersih untuk meletakan pakaian kering. Hujan mengguyur seminggu ini, membutuhkan waktu cukup lama untuk menyelesaikan tugas dari biasanya.

Sakura terduduk di antara batu. Melepas penat dengan tugas seperti ini menyenangkan. Dia tidak perlu memikirkan surat Sasori...

Sasori?

Sakura merenggangkan otot leher, melatih kekakuan di beberapa titik bagian tubuh semenit lebih. Ada tiga hierarki yang sudah selesai menjemur duluan sebelum Sakura, tiga hierarki perempuan duduk di sisi lain tempat ini, di bawah pohon rindang, tempatnya sedikit jauh dari Sakura, berbatasan kain yang dijemur ada tiga perempuan berceloteh tentang suatu hal, Sakura tidak akan mendengar jika saja suara tiga wanita tidak kencang.

"Kau sudah dengar? Tuan Muda membatalkan pertunangannya dengan anak menteri, padahal aku mendengar perdana menteri itu masih keluarga jauh James Duke of York."

"Dia wanita bangsawan, sudah seharusnya Tuan Muda bersamanya. Tapi apa alasan Tuan Muda membatalkan sepihak?"

"Katanya ada wanita yang dia sukai..."

Sakura berdiri, mengambil keranjang di rumput kering. Tanpa berlama-lama mengambil atensi utuh ketiga hierarki karena derap langkah Sakura menjauh, juga kaki Sakura yang tidak terlihat lagi dari balik kain jemuran.

Gadis itu telah pergi.

"Ada apa dengannya?" tanya salah seorang ketika Sakura pergi.

"Entahlah... bukankah Sakura memang begitu... aneh?"

.

Sakura berbaring, mencari posisi ternyaman dari tumpukan sisa kain. Sisa kain itu telah menjadi pengganti bantal yang rusak. Sakura membuatnya walau tidak senyaman bantal pada umumnya.

Malam bulan purnama. Biasanya pada malam ini, hierarki selayaknya dia, akan mengikuti kegiatan malam bersama para penjaga, itu terhitung jika mereka memiliki kekasih di antara penjaga. Sakura termenung, memandang bulan dari sela atap rumah, bulan purnama indah di celah atap rapuh. Sakura suka kesan pertama pada bulan malam ini.

Sakura bergerak usai setengah jam diposisi yang sama. Bangkit dari tempat tidur, mengambil sesuatu dari bawah bantal, secarik kertas berlapis segel berwarna merah.

Surat dari Sasori.

Sakura membukanya, membaca kembali kalimat terakhir pada potongan surat.

Menikahlah. Perempuan seusiamu sudah banyak yang menikah. Aku tidak bisa kembali karena aku sudah memiliki keluarga di sini. Aku bisa mengirim seorang pria untuk menjadi suamimu. Pria itu tertarik padamu usai kuberi foto. Balas surat ini, dan pria akan datang tiga minggu lagi ke padamu.

- Sasori.

Sakura melihat tanda tangan dipojok surat, tanda tangan dari goresan tinta tebal yang pasti mahal. Sakura mengembuskan napas, Sasori sudah di sana.

Tidak mau berpikir terlarut-larut hingga menganggu jadwal besok paginya yang padat. Sakura kembali menyimpan surat Sasori di bawah bantal dan jatuh terlelap pada malam yang dingin.

.

"Kau membalas suratnya?"

Kepala Maria jatuh pada sandaran kursi, mengantuk di tengah-tengah kegiatan besar Sakura membakar dua potong ikan di bawah sinar matahari terik.

HISTORI (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang