#01

249 228 150
                                    

***

Rintik hujan perlahan mulai turun membasahi jalanan. Gadis cantik yang sedang terlelap pun membuka mata nya. Bau tanah basah memasuki rongga hidung si gadis itu. Entah siapa yang membuka jendela kamarnya, antara ayah dan Abang nya.

Gadis cantik bernama lengkap Alesha Humaira Arganta itu mengerjapkan mata nya kemudian mengucek mata Boba itu.

Ia turun dari kasur dengan sprei berwarna hijau sage nya, kemudian berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.

Ia menatap wajahnya lekat di pantulan cermin bulat nya. Pahatan yang sempurna, Alesha menghela nafas gusar, tenggorokan nya terasa kering sekarang.

Setelah selesai, Alesha berjalan menuruni satu-persatu anak tangga untuk menuju dapur. Terlihat di ruang utama, abangnya, Cakra sedang menonton serial kartun yang menampilkan dua botak kembar sedang bermain.

Cakra membenci Alesha. Sudah tau kan alasan nya?

Cakra melihat Alesha sekilas lalu melihat lagi ke arah televisi. Alesha mencibir, ia melanjutkan langkahnya ke dapur untuk membuat minuman untuk dirinya.

Alesha menuangkan juz instan kesukaan nya yang baru ia beli kemarin. Tidak perlu bersarapan karena perut nya masih sangat kenyang, hanya saja haus yang tak tertahan.

Lebih susah menahan haus atau lapar?

Alesha mulai melangkahkan kaki jenjang nya ke kamar dengan pintu berwarna coklat nya. Ia harus menaiki tangga kematian lagi? Mengapa kamar nya harus di atas? Alesha menyesal sudah meminta kamar yang berada di atas.

Di buka nya pintu itu oleh Alesha. Ia menghampiri rak buku nya lalu mengambil novel yang belum sempat ia baca karena ia tidak mempunyai waktu untuk membaca nya.

Kemudian ia berjalan ke kasur nya untuk mengambil handphone berlogo Apple nya dan mengambil earphone yang berada di atas nakas yang berada di samping tempat tidur nya.

Alesha melangkah kan kaki nya ke arah balkon kamar nya setalah mengambil semua yang di perlu kan nya. Ia mendaratkan pantat nya pada kursi dan menyumpal telinga nya dengan earphone, di buka nya novel tersebut oleh sang empu.

Lagu favorit, membaca novel, dan semerbak bau tanah basah membuat Alesha tenang, begitupun pikirannya. Ia menyeruput juz nya, menyenderkan tubuhnya ke kursi. Ia sangat fokus membaca novel, sampai tidak menyadari bunyi notifikasi dari handphone nya.
Ting, Ting, Ting.

Suara itu semakin banyak membuat Alesha tersadar dan mengambil benda pipih yang tergeletak di meja. Sangat menggangu ketenangan Alesha.

Sesekali Alesha berdecak kesal. Teman-teman nya yang mengirimkan pesan di grup WhatsApp.

Mapia.

Melly: hari ini libur, waktu nya apa tsay?? Jalan-jalan dong!

Aqilla: Gas lah.

Syakilla: dmn?

Bianka: dua tiga Melly e'ek di mana-mana, di mana?

Kiara: nggak jelas? Itu Bianka.

Melly: gue e'ek di WC omong-omong.

Syakilla: nggak di sungai?

Melly: anak anj.

You: di mana?

Kiara: di mana ANJING?!

Aqilla: di tempat e'ek.

Melly: mall di deket cafe osteria.

Aqilla: baru inget, uang jajan gue di potong karna ngumpetin boxer papah gue.

Skenario Semesta || Re-publishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang