#02

214 225 120
                                    

"Mau sampai kapan di atas gue?" Suara berat membuyarkan lamunan Alesha. Reflek Alesha melihat ke bawah, pantas saja ia tidak merasa kan sakit sama sekali, ternyata ia berada di atas orang!

"ALESHA!" lima orang berlarian ke arah mereka, Alesha berdiri, ia membenarkan seragam nya.

"Kenapa? Ngapain di sini?" Tanya Alesha, tadi Alesha lihat mereka sudah berbelok ke gedung IPA.

"Lo nggak papa?" Tanya Bianka, ia tidak memperdulikan pertanyaan Alesha, yang terpenting itu keadaan sahabat nya, mengingat lelaki yang Alesha tabrak, ralat tak sengaja Alesha tabrak adalah orang yang tak kenal kata maaf.

Alesha mengendus karena mereka tidak menjawab pertanyaan nya malah menjawab dengan pertanyaan lagi. "Nggak papa"

"Kok bisa nabrak dia?" bisik Aqilla. Ia melirik Arthur yang sedang membenarkan baju seragam nya yang menjadi lusuh.

"Gue nggak nabrak, tapi ada yang nge dorong gue," jawab Alesha. Ia menatap kesal lelaki di depan nya, entah ada apa lelaki ini masih saja didepan nya dan satu lagi, lelaki itu menatap nya lekat.

Alesha mengerti! Ia belum minta maaf. Eh tapi kan dia juga salah. Alesha menghela nafas kasar. "Maaf," ketus Alesha menatap nyalang objek di depan nya.

"Hm" lelaki itu melengos pergi dari hadapan mereka. Alesha menatap punggung lelaki tersebut dengan kesal. Dia juga salah kan? Masa harus Alesha saja yang meminta maaf?!

"Kok Lo bisa nabrak Arthur?!" Seru Melly.

"Gue kasih tau sekali lagi, gue nggak nabrak, tapi di dorong sama siswi rempong kayak elo!"

"O-"

"Kalian! Ngapain ngumpul di sini! Bell sudah bunyi sejak lima menit yang lalu, mau saya bawa ke BK?!" Seorang guru membawa penggaris kayu menghampiri mereka.

"Dalam hitungan ke lima kita lari!" Kiara memberi aba-aba.

"Satu" hitungan ke satu di ucapkan oleh Aqilla.

"Lima!" Seru Syakilla membuat mereka semua gelagapan. Bianka yang nyungsep karena tersandung oleh kaki nya sendiri, Alesha reflek menarik rambut Melly karena terkejut, Aqilla sebelum berlari menendang pantat kembaran nya, Kiara? Dia sudah selamat berlari duluan karena ia sudah melihat guru bk tersebut dari kejauhan tadi, ia sengaja tidak memberi tahu teman-teman nya. Temen dakjal emang.

"MAMAAA"Bianka berlari dari kejaran guru bk yang sedang berpatroli itu, dia paling belakang sekarang! Salahkan siapa? Dirinya sendiri lah.

"Jancok!" Umpat Kiara ketika diri nya tidak seimbang saat belok.

"Syakilla, bangsat Lo bikin kaget aja!" Seru Melly di tengah lari nya.

"Bianka di belakang?!" Tanya Kiara, ia mengintip dari tembok antar gedung IPS dan bahasa.

"Woi anjir komuk nya" gumam Kiara, ia tertawa tanpa suara membuat air mata nya keluar.

"Eh eh?" Kiara melihat Bianka di tarik oleh seorang laki-laki yang seumuran dengan nya.

Bianka fokus.

"Ya Allah berikanlah pangeran tampan untuk hamba mu yang di kejar-kejar oleh malaikat maut ini"Bianka berdoa dalam hati, pengharis kayu beberapa jengkal lagi akan melayang di kepala nya.

"MAMAHHH" teriak Bianka dengan nada merengek.

Grep

Bianka membuka mata nya, mulut yang tertutup oleh tangan seseorang. Bianka menggigit tangan yang membekap mulutnya.

"Aww" lelaki itu mengibaskan tangannya karena gigitan Bianka.

"Siapa Lo!"

"Gue Ryan"

Skenario Semesta || Re-publishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang