Bab 8. Berhasil Keluar

56 5 0
                                    

Part 8
Berhasil Keluar

"Om ... Om Hasan, tunggu!" Arnof berteriak sembari mengejar pak Hasan yang berada di depannya.

Pak Hasan terus berjalan tanpa memedulikan panggilan Arnof. Tetapi, Arnof tidak mau tinggal diam dan terus mengejar.

"Om!" Arnof langsung memegang pundak pak Hasan dan menghentikan langkahnya.

Saat pak Hasan menoleh, Arnof sangat terkejut melihat wajah pak Hasan. Wajah itu dipenuhi darah. Darah yang keluar dari mata, hidung, telinga, dan mulut.

Arnof melangkah mundur. Baru kali ini di depan matanya sendiri, menyaksikan seseorang berlumuran darah.

"Arnof ...."

Pak Hasan mendekatinya dengan langkah terhuyung dan mengeluarkan darah segar dari mulutnya.

Arnof ketakutan dan tidak berani mendekati pak Hasan yang terjerambap ke tanah. Tangan pak Hasan menggapai ingin meminta pertolongan, tetapi Arnof terlanjur ketakutan dan berlari menjauh. Dia mencari kembali jalan menuju sungai tempat di mana itu semua bermula.

Namun, semua sia-sia. Arnof tak menemukan sungai dan juga perkebunan yang tadi dilewatinya. Arnof berada di hutan lebat, yang mana sinar matahari hanya sedikit menembus di antara dedaunan.

Arnof terus berlari dan berlari, hingga menemukan sebuah bangunan kosong yang berada di tengah hutan. Walau bangunan kosong, tetapi semuanya bersih dan rapi.

Arnof ragu untuk masuk ke bangunan itu, dia takut akan bertemu makhluk yang mengerikan. Tidak dipungkiri, sebenarnya Arnof seorang penakut. Karena traumanya di masa lalu.

Walau saat kecelakaan itu Arnof masih berusia enam tahun, tapi masih teringat jelas dipikirannya bagaimana orangtuanya mengalami kejadian tragis tersebut. Hampir tiap malam Arnof bermimpi ditemui arwah orangtuanya yang berlumuran darah.

Oleh sebab itu, Arnof mencoba menjadi pemberani dengan cara tidak mempercayai mitos yang terjadi di kampung halamannya.

Sebenarnya Arnof agak gentar membawa telur rebus, karena dia tahu makanan itu juga merupakan kesukaan makhluk gaib. Tetapi, demi menyelamatkan sang paman, Arnof nekat dan ingin merasakan memasuki dunia gaib. Pengorbanannya tidak sia-sia, Arnof akhirnya bisa memasuki dunia lain itu.

Arnof kembali memberanikan dirinya untuk mencari pak Hasan yang sudah diculik oleh makhluk gaib. Perlahan Arnof melangkah menuju bangunan tersebut dan mencari dari ruang satu ke ruang lainnya. Saat akan memasuki ruangan berikutnya, Arnof melihat bayangan hitam dipojok ruangan. Bayangan hitam dengan mata merah itu memandang tajam ke arah Arnof.

Arnof menyadari kalau telur rebus masih berada di saku celananya, segera mengambil dan membuang telur itu. Arnof berlari ke luar bangunan karena bayangan hitam tersebut mengejarnya.

Arnof kembali berlari tanpa tentu arah di hutan yang tidak tahu di mana letaknya. Sebagian tubuhnya terluka akibat ranting dan duri yang menusuk saat dia berlari.

Setelah sekian jauhnya Arnof berlari, dia pun berhenti di sebuah pohon kemunting. Dengan napas terengah-engah, Arnof duduk beristirahat dibawah pohon tersebut. Tanpa Arnof sadari, ada seseorang berada di sampingnya.

Arnof bergeming saat tangannya menyentuh daging yang dingin dan sedikit lembek.

'Ya ampun ... apa lagi sih, yang aku sentuh ini?' gumam Arnof gemetaran.

Perlahan, Arnof memalingkan wajahnya untuk melihat apa yang disentuhnya.

"Om ...!"

"Arnof ...!"

Arnof dan pak Hasan akhirnya bertemu. Mereka saling berpelukan dan bersama untuk mencari jalan keluar.

"Om, ayo kita cari sama-sama jalan keluarnya." Arnof menuntun pak Hasan agar tidak terpisah lagi.

MITOS (Awas, Nyawamu dalam bahaya!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang