Bab 11. Masuk Dalam Dunia Lain

51 5 0
                                    

Part 11
Masuk Dalam Dunia Lain

Arnof tidak peduli dengan peringatan Ustaz Riza dan Yayan, dia terus mengejar bayangan hitam itu. Tetapi, Ican menghadangnya sebelum benar-benar jauh mengejar.

"Bang, jangan mengejarnya malam ini. Setelah sholat Subuh nanti kita akan mencari abah," ujar Ican menahan langkah Arnof.

Yayan pun mengejar Arnof dan bertemu di halaman melihatnya bersama Ican.

"Kenapa aku ditahan untuk mengejar om Hasan, Can? Aku ingin menyelamatkannya."

"Bang, walau bang Arnof tidak percaya Abah sudah tiada, setidaknya jangan membahayakan keselamatan jiwa Abang sendiri. Itu sudah menjadi takdir Yang Maha Kuasa."

"Can, kalau memang om Hasan sudah tiada, setidaknya jasad Om bisa diselamatkan dan dikubur dengan layak," ucap Arnof bersemangat.

"Bang, besok akan kita cari selepas sholat Subuh. Insya Allah pasti akan kita temukan."

Arnof bergeming mendengar penuturan Yayan dan Ican.

"Baiklah kalau begitu."

Arnof, Yayan, dan Ican pun kembali menuju rumah untuk membicarakan langkah selanjutnya untuk merebut kembali jasad yang telah dibawa oleh bayangan hitam tersebut.

***
Azan Subuh berkumandang, Arnof dan Ican menuju Surau untuk sholat Subuh berjamaah. Selain itu, mereka membicarakan cara perebutan jasad yang telah diambil makhluk gaib.

"Sebenarnya, untuk mengambil kembali jasad itu sangatlah sulit. Paling tidak, kita rela mengorbankan keselamatan diri sendiri untuk itu," ujar Yayan yang mengerti tentang dunia lain.

"Saya bersedia mengorbankan diri untuk bisa merebut kembali jasad Om Hasan," ujar Arnof penuh semangat.

"Kita bagi dua kelompok seperti pencarian Upik waktu itu. Satu kelompok berada di rumah untuk mendoakan agar selamat perjalanannya di dunia gaib. Satu kelompok lagi melakukan pencarian." Pak RT kembali membuat kelompok untuk pencarian itu.

Setelah semuanya setuju, warga pun melakukan tugas mereka sesuai kelompok masing-masing.

Di rumah pak Hasan sudah berkumpul para warga, laki-laki maupun perempuan. Mereka mulai mempersiapkan doa agar selamat dan doa tolak bala.

Sementara itu, Arnof sebagai pencari berada paling depan menuju hutan tempat makhluk itu berada. Sedangkan Ican tidak mau ketinggalan untuk menyelamatkan jasad abahnya yang dibawa pergi makhluk gaib.

Sesampainya, tanpa ragu Arnof memimpin warga memasuki hutan belantara untuk mencari pak Hasan. Dengan bantuan Yayan, Arnof bisa melihat makhluk tak kasat mata.

Arnof merinding melihat penampakan itu. Karena, baru kali ini dia benar-benar melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri berbagai wujud makhluk gaib.

Namun, dengan tekad yang kuat, Arnof tidak peduli lagi macam-macam bentuk makhluk astral itu.

"Bang, sekarang akan aku buka gerbang antara dunia lain dan dunia nyata. Abang harus gunakan waktu sebaik-baiknya untuk mencari pak Hasan. Jangan sampai tergoda dengan apa pun di dalam dunia itu. Karena, semuanya tidaklah nyata. Abang harus fokus dalam pencarian saja. Aku yakin, Abang pasti bisa." Yayan memberikan semangat juga memberikan peringatan untuk Arnof agar jangan mudah tergoda.

"Bang, hati-hati! Ingat pesan Yayan dan kami akan selalu mendoakan Abang." Ican pun tidak lupa memberikan semangat untuk Arnof.

Setelah semuanya memberikan restu, Arnof pun melangkah ke dunia lain untuk pencarian pak Hasan. Dalam sekejap, tubuh Arnof sudah tidak berada lagi bersama Ican dan warga lainnya.

Hanya Yayan yang masih bisa melihat Arnof berjalan di antara makhluk gaib yang mengerikan. Yayan pun mengajak para warga untuk melakukan doa bersama di depan hutan yang dimasuki Arnof.

Sebenarnya, Arnof merasa mengeri berada di tengah-tengah makhluk yang mengerikan itu. Siapa pun yang melihat mereka pasti akan sawan.

Sebagian makhluk yang dilihat Arnof membuatnya sangat jijik. Bagaimana tidak, ada makhluk yang memiliki lidah yang sangat panjang yang selalu menjulur mengeluarkan lendir, ada juga kepala terbang.

Selain itu, makhluk gundul plontos dengan kain kafan yang sudah kotor menutupi area terlarang, pocong, kuntilanak, Sandah, bangkit, dan masih banyak lagi makhluk mengerikan yang dilihat Arnof.

Keteguhan hati Arnof lah yang membuatnya bisa melalui makhluk itu. Arnof tidak peduli, seolah-olah dia tidak melihat para dedemit tersebut, karena sebelumnya Yayan sudah memberitahukan padanya agar berpura-pura tidak mengetahui kehadiran para bangsa astral itu.

Arnof terus melangkah untuk mencari keberadaan jasad pak Hasan. Arnof tidak membawa apa-apa, dia hanya berbekal sebotol air dan jam tangan. Sebab, Yayan memberi batas waktu hanya sampai jam tiga sore. Karena, lewat dari jam itu, maka jasad pak Hasan tidak akan pernah ditemukan lagi.

Sedangkan di rumah pak Hasan para warga sudah membacakan berbagai doa untuk keselamatan Arnof dalam pencarian jasad tersebut. Entah, ide dari mana, tiba-tiba acil Nurul membawa BANTAL bekas tidur pak Hasan ke tengah warga yang sedang membaca doa. Acil Nurul berharap dengan adanya barang-barang bekas almarhum, akan memudahkan Arnof untuk mencarinya.

***
Perjalanan Arnof di dunia gaib menjadikannya lebih berani dan tertantang untuk mengetahui jenis demit lainnya.

Arnof terus berjalan memasuki hutan lebih dalam lagi untuk mencari pak Hasan. Walau yang dia lihat kini beragam bentuknya. Arnof melihat ular berkepala manusia, lalu ada kepala manusia bertubuh anjing. Ada juga makhluk tanpa wajah atau sering disebut hantu muka rata.

Semakin dalam masuk ke hutan, bukan hanya demit lagi yang terlihat. Tetapi para siluman pun bermunculan. Arnof berpikir, 'mungkinkah mereka adalah makhluk yang sering bersekutu dengan manusia untuk mengkaji ilmu kesugihan.'

Ditengah perjalanan, Arnof bertemu dengan seorang gadis cantik memakai baju dan kerudung berwarna merah. Gadis itu seperti kebingungan dan berjalan terseok-seok seperti mengalami luka pada kakinya.

Awalnya Arnof tidak memedulikan gadis itu, karena dia yakin pasti gadis itu adalah jelmaan. Arnof berpura-pura tidak melihat. Saat ingin melintasi, gadis itu memanggil dirinya.

"Bang, bisa tolong aku?"

Arnof terus melangkah tanpa menoleh.

"Bang, tolonglah, aku tersesat! Saat aku tersadar, aku sudah berada di hutan ini. Ada seseorang yang telah membuangku." Gadis itu terus memanggil Arnof.

Arnof tetap melangkah tanpa menoleh.

"Bang ... Auuuch!"

Gadis itu terus memanggil dan akhirnya tersungkur ke tanah. Ada rasa iba di hati Arnof dan ingin menolong gadis itu karena terus merengek.

"Bang, tolong aku! Aku sangat ketakutan di sini!"

Arnof akhirnya berpaling dan menghampiri gadis itu.

"Kamu terluka?" tanya Arnof ramah.

"Iya, Bang, terima kasih telah membantuku."

"Kenapa kamu bisa berada di sini?"

"Aku dari Sampit, tinggal di daerah Baamang. Aku dan teman-teman sedang mengadakan piknik di rumah Anna jalur 8 yang tinggal di daerah Trans ini. Abang kenal 'kan?" tanya gadis itu pada Arnof.

Arnof menggeleng, karena dia orang baru dan masih belum mengenal warga.

"Loh, kok gak tahu, sih?"

Arnof hanya terdiam, dia terus mencoba membersihkan luka gadis tersebut dengan air yang berada di tangan gadis itu, lalu membalut lukanya memakai kerudung gadis tersebut.

Arnof membantu gadis itu berdiri setelah selesai membalut luka di kakinya. Arnof juga yang memapah gadis tersebut untuk berjalan mencari teman-temannya yang lain.

Saat berjalan bersama dengan berpapah pada Arnof, gadis itu tersandung akar yang mencuat dari tanah. Gadis berkerudung merah itu hampir saja terjatuh, kalau tidak ditahan oleh Arnof.

Mata mereka saling bertemu dan bertatapan. Ada getar aneh dalam hati Arnof setelah melihat mata gadis tersebut. Ada kilatan yang terpancar dari mata dan senyum yang sangat misterius. Tetapi, Arnof terhanyut dalam tatapan mata gadis itu.

.

MITOS (Awas, Nyawamu dalam bahaya!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang