City of Westminter yang terletak di tepi utara Sungai Thames di ujung barat jantung kota London, diapit oleh Kensington dan Chelsea di sebelah barat dan London di sebelah timur. Tempat ini adalah situs dari beberapa bangunan terbaik dan paling penting dalam sejarah Inggris dan mencangkup beberapa properti yang paling diinginkan. Tidak jauh dari Istana Buckingham dan hanya selemparan batu dari Gedung Perlemen Inggris, terdapat Jalan Raya Whitehall.
Di sebuah gang bernama Downing Street, dengan bangunan luar yang dapat dikenali dengan mudah dari pintu depan hitam sederhana dan fasad bata hitamnya. Downing Street nomor Sepuluh sudah menjadi rumah tinggal dan kantor Perdana Menteri Inggris selama dua ratus tahun lebih. Pagar besi hitam dengan tiang baru berduri membentang di sepanjang bagian depan rumah dan naik di setiap sisi anak tangga ke pintu. Pagar itu menjulang di atas anak tangga menjadi sebuah lengkunan dua putaran, menopang sebuah lampu besi yang diapit oleh sebuah mahkota.
Sejatinya Downing Street Nomor Sepuluh dikenal melalui pintu kayu sederhana bercat hitam dengan pengetuk pintu besi hitam berbentuk kepala singa berada di antara dua penel tengah. Di bagian atas tertempel angka '10' yang terbuat dari tembaga kuning mengkilap, sementara di bawah pengetuk adalah kotak surat kuningan dengan tulisan 'First Lord of Treasury'.
Di bawah naungan penting itu, tepat di lantai tiga di mana kediaman pribadi untuk penggunaan perdana menteri berada, gadis berumur sebelas tahun tenggelam dalam bacaannya. Rambutnya yang berwarna pirang madu bergelombang alami menyembul di balik buku, menandakan gadis itu tidak memperhatikan seorang pelayan yang mendekatinya dengan dua amplop di atas baki.
Si pelayan berdeham pelan sebelum akhirnya dia berucap lembut dan sopan. "Surat untuk Anda, Nona Eleanor." Katanya.
Sang gadis yang merasa terpanggil, mengalihkan pandangannya dari buku, menatap pelayan dengan bola matanya yang berbeda, membuat pelayan itu mengalihkan pandangannya ke arah lain karena sadar nona di depannya tidak akan nyaman jika mata mereka bertemu terlalu lama. "Untukku?" tanya Eleanor pada pelayan.
Si pelayan mengangguk, membuat Edward Heath, ayah si gadis melihat mereka tertarik. Eleanor mengambil dua amplop di atas baki yang disodorkan oleh pelayan, menimbang-nimbang dua amplop yang memiliki ketebalan berbeda. Salah satu amplop tebal dan berat, terbuat dari perkamen kulit yang digunakan sebagai pengganti kertas. Tak ada prangkonya.Warnanya kekuningan dan nama serta alamatnya ditulis dengan tinta hijau zamrud.
Miss Eleanor Stellar Heath
Downing Street 10
City of Westminster
London
Pelayan sudah pergi, meninggalkan pintu tertutup saat Eleanor membalik amplop itu dengan tangan gemetar. Ini tentu saja bukan surat pertama untuknya, dia beberapa kali berkirim surat dengan Pangeran Andrew, anak ketiga dari Ratu Elizabeth II yang seumuran dengannya.
Ayahnya yang berada satu ruangan dengannya melihat amplop yang digenggam anak angkatnya. Amplop yang baru pertama kali ia lihat dengan segel ungu bergambar lambang huruf 'H' besar yang dikelilingi singa, elang, musang, dan ular.
Eleanor dan ayahnya saling memandang, sebagai anak Perdana Menteri Inggris, sudah seharusnya mereka curiga dengan surat aneh yag entah berasal dari mana. Namun Edward mengangguk, memberi dukungan kepada anaknya untuk membuka surat itu.
Eleanor menarik keluar surat dan membaca isinya.
Miss Eleanor Stellar Heath yang baik,
Dengan gembira kami mengabarkan bahwa kami menyediakan tempat untuk Anda di Sekolah Sihir Hogwarts.
Terlampir semua daftar buku dan peralatan yang dibutuhkan.
Tahun ajaran baru mulai 1 September. Kami menunggu burung hantu Anda paling lambat 31 Juli.
Hormat saya,
Minerva McGonagall
Wakil Kepala Sekolah
Kepala Sekolah: Albus Dumbledore
(Order of Merlin, Kelas Pertama, Penyihir Hebat, Kepala Penyihir Konfederasi Sihir Internasional)
Edward dan Eleanor terdiam selama hampir sepuluh detik penuh, berpikir tipuan apa lagi yag terjadi saat ini. Sihir? Penyihir?
Eleanor mengalihkan ke kertas lainnya, yang dibubuhkan tinta lebih banyak dari yang lainnya.
SEKOLAH SIHIR HOGWARTS
Seragam
Siswa kelas satu memerlukan:
1. Tiga setel jubah kerah sederhana (hitam)
2. Satu topi kerucut (hitam) untuk dipakai setiap hari
3. Sapasang sarung tangan pelindung (dari kulit naga atau sejenisnya)
4. Empat mantel musim dingin (hitam, kancing perak)
*tolong diperhatikan bahwa semua pakaian siswa harus ada label nama
Buku
Semua siswa harus memiliki buku-buku berikut:
1. Kitab mantera standar (Tingkat 1) oleh Miranda Goshawk
2. Sejarah Sihir oleh Bathilda Bagshot
3. Teori Gaib oleh Adalbert Wagging
4. Pengantar Transfigurasi bagi Pemula oleh Emeric Switch
5. Seribu Satu Tanaman Obat dan Jamur Gaib oleh Phyllida Spore
6. Cairan dan Ramuan Ajaib oleh Arsenius Jigger
7. Hewan-hewan Fantastis dan di mana Bisa Ditemukan oleh Newt Scemander
8. Kekuatan Gelap: Penuntun Perlindungan Diri oleh Quentin Trimbel
Peralatan Lain
- 1 Tongkat sihir
- 1 Kuali (bahan campuran timah putih dan timah hitam ukuran standar)
- 1 Set tabung kaca atau Kristal
- 1 Teleskop
- 1 Set timbangan kuningan
- Siswa diizinkan membawa burung hantu ATAU kucing ATAU kodok
ORANGTUA DIINGATKAN BAHWA SISWA KELAS SATU BELUM BOLEH MEMILIKI SAPU SENDIRI!
"Ap -apa maksud ini semua?" tanya Eleanor setelah sadar sepenuhnaya. Namun Edward, tidak terlalu terkejut, ia sudah mendengar tentang sihir sebelumnya, di hari pertama ia menjabat, saat pria kecil bertampang kodok memakai wig perak panjang yang tergambar dalam lukisan minyak kecil kotor di sudut ruangan yang jauh di dalam kantornya menyatakan ia harus bertegur-sapa dan mengenalkan diri dengan Eugenia Jenkins, Menteri Sihir yang saat ini menjabat.
Jenkins menjelaskan dengan singkat dan padat saat itu bagaimana cara kerja Kementerian Sihir hingga beberapa wilayah yang memiliki pemukiman penyihir paling banyak. Semua yang diucapkan Jenkins terasa lelucon di luar nalar orang berpendidikan seperti Edward. Jelas, ia tidak diajarkan untuk mempercayai sihir di Oxford University dan pertemuannya dengan Jenkins hanya ia anggap mimpi buruk semata karena tidak ada alasan lain lagi untuk pertemuan mereka yang kedua atau seterusnya.
Cerita lain kembali terajut sekarang, mau tidak mau, ia harus kembali mengetahui lebih banyak tentang dunia sihir karena anak satu-satunya akan bergabung dengan komunitas yang memilih tidak menunjukkan eksistensinya. Edward tidak sepenuhnya terkejut karena sejak tujuh tahun lalu ia mengadopsi anak perempuan itu, ia sadar ada yang berbeda, hal dasar seperti warna matanya yang berbeda, mata kirinya berwarna kelabu sedangkan mata kanannya berwarna keperakan, barang-barang yang tiba-tiba berpindah jika Eleanor lewat atau sekedar memikirkannya. Namun, ia sama sekali tidak terlintas bahwa anaknya adalah seorang penyihir.
"Father!" panggil Eleanor menyadarkan Edward. "Apa aku penyihir? Apa penyihir sungguh-sungguh ada?"
Edward terdiam memandang mata anaknya, tidak berani mendukung ataupun menolak kenyataan di depannya.
Eleanor beralih ke amplop lain, yang ternyata bukan untuknya. Si pelayan tua itu pasti melakukan kesalahan lagi mengira amplop tipis yang memiliki keanehan yang sama memiliki tuan yang sama juga.
Edward menerima amplop yang lebih tipis dari tangan anaknya. Tanpa cap dengan lambang aneh, namun ia tahu amplopnya berasal dari kulit yang lebih bagus daripada amplop anaknya.
Sir Edward Richard George Heath,
Aku mendengar anak Anda diterima sebagai murid di Sekolah Sihir Hogwarts. Hal itu adalah satu kebanggan dan kehormatan bagi kami jika Anda mengizinkan anak Anda bergabung menjadi bagian dalam keluarga besar penyihir.
Saya tahu keamanan dan kerahasiaan anak Anda adalah yang terpenting bagi Anda. Oleh karena itu, saya mengutus dua Auror terhebat kami untuk menjaga Anda dan anak Anda selama berada di Dunia Sihir.
Mereka akan tiba di kantor Anda pada 25 Juli pukul delapan pagi untuk menjelaskan tentang pendidikan di Dunia Sihir dan Sekolah Sihir Hogwarts kepada Anda dan anak Anda. Saya harap Anda berdua mendapatkan pandangan yang bagus untuk balasan surat dari Sekolah Sihir Hogwarts karena kami menantikan penyihir brilian seperti anak Anda di Sekolah Sihir Hogwarts.
Hormat saya,
Eugenia Jenkins
Menteri Sihir
KAMU SEDANG MEMBACA
SIRIUS: A Story Behind The Brightest Star
Fantasy☆☆☆☆☆☆☆☆☆ This is just fan-fiction. Half of the casts belong to JK Rowling, another half belongs to my lovely readers, and Eleanor Heath belongs to me. Everything in this story, never happens in real world. We, you and I, are just muggles, honestly.