Ustad Pendemo vs Waria Warga Dolly

447 9 0
                                    

Wa: 0895406159020

Paket hemat 50 cerita : 50 ribu

Paket hemat 50 + free 1 month : 70 ribu

Paket hemat 50 + free 3 month : 100 ribu

(Untuk harga custom bisa chatt di wa)

Episode 1

Semua media meliput aksi demo yang dilancarkan oleh para aktivis agamis yang menentang keras adanya kehadiran prostitusi di dunia ini. "Allahu Akbar! Tuntaskan semua sampai tak bersisa!" Riuh takbir bergemuruh, para sukarelawan yang memegang paham fanatisme berkeliling berjalan kaki mengitari lingkungan yang marak akan adanya markas prostitusi.

Gamis hitam dan putih dipandang risih oleh para warga yang merasa sangat tersinggung karena pekerjaan mereka diolok-olok. "Bismillah, kita berantas perzinaan di dunia ini sampai tuntas! Allahu Akbar!! Kita di jalan Allah!!!"
Tak ada lelahnya, Al Azhar selaku pemimpin yang merangkul komunitas ini berjalan di depan dengan sangat percaya diri, melewati setiap orang-orang pamer aurat yang memandangnya sangat sinis.

"Taubat-lah, bertaubat lah wahai saudaraku!!! Jauhi pekerjaan haram yang disukai oleh Iblis ini, tinggalkan!! Cepat tinggalkan!!! Dengan suara lantang yang dibantu oleh sebuah toa, banyak kalimat mutiara bernuansa humanis nan agamis keluar dari mulut seorang aktivis berusia 29 tahun tersebut. Ternyata sang pemimpin masihlah anak muda yang sangat fanatik.

Tampan, berketurunan warga Mesir dengan badan yang tegap, seharusnya ia bisa menempuh karir sebagai model ataupun binaragawan. "AllahuAkbar!! Tutuplah auratmu wahai wanita, wahai anak Adam." Di dampingi oleh sang istri dengan cadar yang menutupi sebagian wajahnya, Al Azhar seakan tak pernah gentar. Tapi keberaniannya justru membuat nyawanya dipertaruhkan.

"Jika kau mau berceramah, pergi lah ke masjid!!! Jangan ikut campur tentang masalah orang, dasar kaum yang menuhankan diri sendiri!!!" Preman bertato dengan kaus oblong membawa antek-anteknya untuk menghadang langkah para aktivis agamis tersebut. Awalnya mereka tak berani melawan karena kalah jumlah, pun takut disorot media sebagai orang-orang pecandu seks. Tetapi saat seseorang yang amat berkuasa memerintah mereka untuk melawan kaum sok suci tersebut, barulah para preman pecandu memek berani melawan balik.

"Abi, jangan dilawan! Kita kan ingin menyebarkan kebaikan, lewati saja, Bi." Dengan nada yang lembut namun penuh kerisauan akibat kericuhan ini, Almira meminta sang suami untuk beristigfhar agar terhindar dari emosi. "Istighfar, Bi. Jangan hadapi mereka, ini hanya jebakan." Tadinya Al Azhar kalap saat gamis yang dikenakannya dikotori oleh ludah para preman yang mengolok-olok kaumnya, untung ada istrinya yang kembali menentramkan hatinya. "Saya berada di jalan yang benar, minggir dan jangan halangi kami untuk menyebarkan kebaikan!!!" Ia tegas, tak gentar sedikutpun saat berhadapan dengan para preman yang badannya lebih besar.

"Kata bos, kita biarkan mereka pergi, karena kalau kita hajar mereka sekarang, media bakal ngeliput aksi kita." Bisik seorang preman pada ketua mereka yang sedang berhadapan dengan Al Azhar. "Tapi bos nyuruh kita tangkap orang yang mimpin ormas ini, bang." Ketua preman yang bertolak pinggang tersebut mengangguk setuju sambil membuang lintingan rokoknya yang ia hisap.

"Sekali ini gua biarin elo ganggu kehidupan para warga di lingkungan ini, tapi lain kali, istri lu yang bercadar itu bakal gua gilir sampe memeknya longgar! Paham gak lu?!!" Kadrun menyulut emosi Al Azhar yang langsung mendorong keras karena tak terima sang istri diolok-olok. "Jaga mulutmu! Jangan rendahkan istri saya sedikitpun, dasar anak setan!!" Ormas yang diawali dengan lancar ini akhirnya terlibat bentrok, membuat para aktivis bersiaga untuk berduel dengan para preman yang jumlahnya semakin bertambah.

"Dimana kediamannya?" Bos X, inisial dari seorang pria tajir yang memiliki kekuasaan begitu kuat di negara ini ternyata menghimpun dunia prostitusi. Ia geram akan ulah aktivis agamis tersebut, sampai-sampai jiwanya yang sadis merencanakan sesuatu yang sangat kejam.

"Tangkap pemimpinnya beserta seluruh keluarganya, saya punya sesuatu yang amat spesial untuk mereka." Nadanya tenang di ujung telepon, memerintahkan anak buahnya untuk langsung merencanakan penyergapan dalam waktu dekat.





Perampok vs JandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang