Hellio & Camillo.
"Kita harus putus, kakak sudah dijodohkan dengan putra bungsu keluarga Anthony."
Camillo terdiam, matanya berkaca-kaca menatap lurus pada kedua manik milik Hellio.
Hellio mengambil tangan Camillo dan ingin memberinya kecupan namun dengan cepat Camillo menarik kembali tangan nya.
"Kenapa? Apa alasan mu? KENAPA KAU MENERIMA NYA!!" ucapan itu diakhiri dengan teriakan frustasi dari Camillo.
Pemuda manis itu menumpahkan air matanya, ia tidak kuat menghadapi kenyataan ini.
"Ibu, ibu memaksaku.. dia mengancam bila tidak menerimanya dia akan menghapusku dari daftar ahli waris." pernyataan itu membuat Camillo semakin sakit hati.
"Jadi kau lebih memilih harta daripada aku? Kau gila? Aku menemanimu dari awal kau masih berjualan minuman dan makanan di kampus, sekarang kau sudah sukses setelah lulus dari kampus mempunyai perusahaan dengan cabang disana sini justru meninggalkan ku?"
"Camillo, ini permintaan ibu—"
"PERSETANAN DENGAN IBU MU! Apa kau lupa dia membuang mu disaat kau jatuh miskin bersama ayahmu? Sialan, dasar tidak tau diri." maki Camillo, ia melemparkan hadiah Anniversary yang sudah ia siapkan tepat di wajah Hellio kemudian berlari pergi.
Hellio menghembuskan nafasnya dengan berat.
"Selesai ya?"
—
Waktu berlalu dengan cepat, tak terasa sudah hampir setahun semenjak pertengkaran yang menjadikan itu adalah penutup dari hubungan Hellio dengan Camillo.
Hari ini adalah hari minggu, hari yang sangat disenangi oleh banyak orang termasuk Camillo.
"Oke hari ini harus maraton Partners For Justice terus beli skincare sama jalan jalan ke mall, sip." ucap Camillo yang sedang membaca isi catatan harian nya.
Tiba tiba suara bel berbunyi, melenyapkan fokus Camillo.
"Iya sebentar!" seru nya saat bel itu kembali ditekan berulang kali.
Baru saja ingin meraih gagang pintunya secara tak terduga pintu itu terbuka dengan sendirinya.
"Kak Hellio?"
Jantung Camillo rasanya ingin loncat sekarang juga. Sosok itu, sosok yang sangat ia rindukan namun ia benci pula.
"Ternyata sandi apartemen mu belum berubah, maaf ya? Tadi aku mengecek dengan iseng kira kira masih sama apa tidak." ujar Hellio.
Ada rasa ingin menampar wajah rupawan itu namun ditahan.
"Pergilah, aku tidak ada waktu untuk sampah sepertimu." balas Camillo seraya berusaha mendorong tubuh Hellio.
Namun sayang, tidak ada guna nya. Tubuh atletis itu tetap kokoh berdiri tanpa bergerak sedikit pun.
"Hey jangan mengusirku, aku kesini untuk memberimu sebuah undangan."
Hellio mengulurkan tangan nya, memberikan sebuah undangan.
Camillo meraih kemudian membacanya.
"Hellio and Claudio? Pernikahan mu?" tanya Camillo sembari mengernyitkan dahinya.
Dibalas oleh anggukan kepala dari Hellio. Hal itu membuat Camillo berdecih dan membuang undangan itu.
"Kau berharap aku datang hanya untuk acara sampah seperti ini? Apa kau sedang mabuk? Pergi lah, jangan berharap aku akan kesana."
Setelahnya Camillo pergi berlalu, tidak peduli dengan Hellio yang masih ada di pintu apartemen nya.
—
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower (Sunghoon Harem)
Romance- Title: Sunflower - Genre: Harem, Romance, Hurt comfort, Teens fiction, etc. - Synopsis: Bagaikan bunga matahari dengan beratus kuaci mentahnya, buku indah ini adalah sekumpulan kisah demi kisah dari seorang Camillo dengan para pria nya. Kumpulan...