[MC] Ruined marriage.

1K 74 8
                                    

Malvano & Camillo.

Kisah ini diawali dengan satu pertanyaan, siapa kah yang mengetahui rahasia terbesar mu?

Mungkin untuk kalian akan ada berbagai macam jawaban, seperti sedikit, banyak, tidak ada, atau hanya.

Jikalau pertanyaan ini diberikan kepada Camillo, maka tanpa ragu ia akan menyerukan nama seorang terkasih nya, Malvano.

Keduanya dipertemukan oleh sebuah peristiwa yang membuat mereka kini menjalin hubungan.

Sayangnya, hubungan ini tak direstui oleh kedua orang tua Camillo.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa keluarga Lattanzi merupakan keluarga dengan garis keturunan murni dari mafia Italia yang cukup terkenal di eranya.

Pablo Eduardo Lattanzi.

Hal itu membuat kedua orang tua Camillo takut, mereka hanya keluarga biasa yang hidupnya tak seberapa.

Sangat jauh berbeda dengan keluarga Lattanzi.

Mereka takut dengan keluarga Malvano tanpa mengetahui anak semata wayang mereka inipun sama gila nya seperti Malvano.

Yang berbeda hanyalah kejiwaannya.

Jika Malvano sangat teramat waras hanya saja keji dan tak kenal ampun, maka Camillo adalah seorang dengan gangguan kejiwaan yang haus darah atau biasa di sebut psikopat.

Camillo bagaikan seorang dengan kepribadian ganda, begitu polos nan lugu dihadapan keluarganya dan orang orang namun dalam sewaktu-waktu dirinya dapat menjadi makhluk keji yang haus akan darah.

Salah, keputusan yang sangat salah. Malam ini adalah malam pernikahan dari Camillo dengan seorang yang dijodohkan dengan nya.

Ketakutan orang tua Camillo sangatlah besar, yang membuat mereka melakukan segala cara untuk memisahkan sang anak dengan Malvano hingga inilah jalan terakhirnya, menjodohkan anak tunggal mereka dengan anak keluarga Armando.

Matteo Armando.

Disini lah Camillo dengan tuxedo putih nya berhadapan dengan Matteo yang menggunakan tuxedo hitam.

Camillo menatap kearah jam terus menerus, menanti seseorang.

Tepat saat cincin emas itu akan ditautkan pada jari manis nya sebuah dentuman keras terdengar nyaring.

Membuat seluruh tamu tak terkecuali menatap kearah sumber suara.

Pintu besar itu roboh, muncul seorang pria berperawakan tinggi dengan pakaian serba hitam yang datang dari arah luar pintu tersebut.

Menembaki orang dengan membabi-buta.

Matteo dengan cepat memegang tangan Camillo dan mendorong Camillo ke belakang punggungnya.

"Kemana para penjaga! Telfon polisi cepat!" seru Matteo.

Salah satu tamu yang masih selamat dengan tergesa-gesa mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi polisi namun dengan cepat sebuah peluru melesat kearah nya.

Pria itu semakin mendekat ke arah altar pernikahan, membuat Matteo semakin mengeratkan genggaman tangan nya.

Diarahkan nya ujung pistol miliknya tepat di dahi Matteo.

"S-siapa kau?" tanya Matteo.

Pria itu terkekeh, ia melepaskan masker dan topinya kemudian membuangnya ke sembarang arah.

"Salam kenal, Malvano Eduardo Lattanzi, cucu dari Pablo Eduardo Lattanzi."

Malvano menarik Camillo yang tersembunyi dibalik punggung Matteo.

"Apa yang kau lakukan! Jangan lukai pasangan ku!" ujar Matteo yang membuat Malvano mengernyitkan dahinya.

"Pasanganmu?" ulang Malvano.

Matteo menatap tajam ke kedua manik milik Malvano.

Malvano meraih tengkuk Camillo dan mencium dengan kasar bibir manis itu tepat dihadapan Matteo yang membuat Matteo naik pitam.

"Sialan! Kau melecehkan pasangan ku!" ucap Matteo.

Malvano melepaskan tautan itu, kemudian ditariknya tangan Camillo untuk memegang pistol yang sudah ia posisikan di dahi Matteo.

"Sayang, silahkan. Ini hidangan penutup spesial untukmu." ujar Malvano, Camillo tersenyum manis mendengar perkataan itu.

"H-hey? Apa yang kau lakukan honey?"

"HAHAHA, jangan pernah memanggilku dengan panggilan konyol itu. Tapi tak apa, karena itu hal terakhir bisa kau ucapkan. Well, see you in hell."

Tanpa basa-basi berkelanjutan, satu tembakan dilepaskan nya tepat dihadapan Matteo.

Tubuh tegap itu seketika ambruk dengan mata yang membola.

Malvano tersenyum melihat hal itu.

Tiba tiba sebuah jeritan terdengar mengusik kebahagiaan Malvano dan Camillo.

"Camillo! Apa yang kau lakukan?! Dia suami mu!"

Malvano menoleh kearah sumber suara itu.

"Ternyata wanita tua ini belum sempat tertembak ya? Mau kita bunuh saja apa kita ampuni hm?" tanya Malvano kepada Camillo sembari satu tangan nya memeluk pinggang ramping Camillo.

"Ampuni saja ya?" ujar Camillo dengan puppy eyes miliknya.

Yang tentu saja membuat Malvano tak kuasa menolak permintaan Camillo.

"Tumben sekali, baiklah kalau itu maumu pengantin ku, ayo kita pergi."

Malvano mengulurkan tangan nya, dengan senang hati Camillo menerima uluran tangan itu kemudian pergi bersama Malvano meninggalkan ruangan yang sudah berserak itu.

"YA IBLIS! JANGAN BAWA PERGI ANAK KU! CAMILLO KENAPA KAU IKUT DENGAN NYA NAK!!" teriakan itu tak diperdulikan oleh Malvano dan Camillo.

Hingga mereka sampai didepan gedung mewah itu, mereka kembali menatap kearah belakang.

Tak lama api mulai menjalar, terbakarlah gedung itu, suara jeritan terdengar jelas.

Dan itu merupakan hal yang paling disenangi oleh Camillo.

Mereka kembali berciuman dibawah sinar bulan dengan dilatarbelakangi oleh kobaran api yang menyala-nyala serta jeritan kesakitan dari orang orang di dalam sana.

I will do anything for you
Even ruined a marriage just for making you mine.

Sunflower (Sunghoon Harem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang