Hellio & Camillo.
Seorang pemuda tampak tengah menaiki motornya, membawanya dengan laju bagaikan orang kesetanan tanpa mempedulikan ajal yang mengintai.
Sesampainya ditujuan pemuda itu langsung berlari ke arah lapangan sepi, walau matahari sudah menghilang entah kemana yang membuat pencahayaan hilang, itu takkan menghapus rasa amarahnya ataupun memunculkan rasa takutnya.
"Ini dia, tokoh utama nya datang hahahaa." suara itu memasuki indera pendengaran Hellio, ia menoleh dengan cepat dan memberikan tatapan tajamnya.
"Wow santai santai, tatap gua jangan segitunya lah bro, sini nyebat dulu kita." ujar Arthur dengan senyum seringainya.
Hellio langsung memberikan satu pukulan ke wajah songong itu.
"Shut the fuck up, dimana Camillo?"
"Shh, pukulan lo boleh juga ya." Arthur justru mendiamkan pertanyaan Hellio, membuat amarah pemuda itu semakin memuncak.
"BANGSAT GUA BILANG DIMANA CAMILLO!" kembali satu pukulan melayang ke wajah milik Arthur.
"Shit, lagi di pakai noh sama anak buah gua, lo telat haha." balas Arthur yang disertai kekehan nya sembari menunjuk ke arah belakang tembok.
Hellio membanting tubuh itu dengan sembarang kemudian berlari ke belakang tembok itu.
"CAMILLO!"
Terlihat Camillo dengan beberapa luka lebam di kulit putih miliknya, membuat Hellio ingin sekali menghabisi nyawa anak buah sialan Arthur tapi ia tidak ingin melanjutkan permasalahan mereka.
"Eits! Buru buru amat." ujar salah satu anak buahnya.
"Gua gak mau ngelanjutin permasalahan ini." balas Hellio dengan ketus.
Hellio menarik pergelangan tangan Camillo, mencoba membawa balik kekasihnya itu.
Tapi baru saja ia berbalik badan ingin pergi ke arah motornya..
"Eh sorry, motor lo sengaja gua bakar." ujar Arthur yang berada disebelah motor milik Hellio yang tengah dilahap dengan rakus oleh api.
"Sedih amat muka lo, lemah ya mau kabur gitu aja? Apa miskin sampai sedih gitu motornya gua bakar?"
Tanpa mempedulikan apapun lagi, Hellio mengamankan Camillo di tempat lain, kemudian ia menggulung lengan bajunya dan merenggangkan badannya.
"Maju lo bangsat." ujarnya yang langsung menghampiri Arthur dan memukuli pria itu dengan brutal tanpa belas kasih.
Camillo menutup matanya kala suara teriakan itu saling sahut menyaut, bersatu dengan suara gemuru hujan yang tiba tiba turun membasahi lapangan terbuka itu.
Badan Camillo bergetar, dingin yang menusuk hingga tulangnya serta rasa takut yang menyelimuti hatinya.
Pemuda manis ini hanya bisa meneteskan air matanya dalam diam sembari memeluk dirinya sendiri mencoba mencari kehangatan.
Sesuatu memegang pundaknya, Camillo mendongak keatas, tampak raut wajah khawatir dari Hellio.
"Kamu gapapa sayang?" tanya Hellio seraya melepaskan jaketnya dan membungkus badan Camillo dengan jaket miliknya.
Camillo hanya diam dan langsung memeluk leher Hellio.
Hellio menggendong kekasih kecilnya sembari menelepon seseorang.
"Iya tolong kirim satu mobil ke alamat yang udah gua kasih, sekalian bersihin sisa mayatnya."
Hellio merasakan berat di pundaknya, kekasih mungilnya ternyata tertidur dalam dekapannya.
Hellio mengulurkan tangannya guna mengusap surai halus Camillo.
"I'm sorry sayang, karena kakak kamu jadi terseret dalam masalah begini, tapi kakak bakal selalu lindungi kamu walaupun harus jadi seorang kriminal sekalipun, so please stay by my side." bisik Hellio di telinga Camillo.
Even if it hurts me just for you
I can't give you up anymore
I'll be a bad guy, I will protect you
Even if I have to be a villain
All my reasons only you
Bad guy for you.
– 1the9.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower (Sunghoon Harem)
Romance- Title: Sunflower - Genre: Harem, Romance, Hurt comfort, Teens fiction, etc. - Synopsis: Bagaikan bunga matahari dengan beratus kuaci mentahnya, buku indah ini adalah sekumpulan kisah demi kisah dari seorang Camillo dengan para pria nya. Kumpulan...