[HC] Under the moonlight.

1.5K 110 12
                                    

Hellio & Camillo.

Camillo Valorent Emiliane, nama dari seorang pria rupawan dengan senyum manis yang selalu ia pancarkan.

Jauh berbeda dengan sang tunangan, Hellio Massimo Lucana, pemuda tanpa senyum di wajahnya.

Hari yang indah ini merupakan hari dimana Camillo akan pindah ke rumah Hellio sang tunangan tercinta, sebab dari kedua pihak keluarga sama sama menyetujui ide dari si sulung Lucana untuk membuat Camillo serumah dengannya.

Camillo bersenandung ria sembari turun dari mobil miliknya, ia tersenyum melihat rumah mewah sang tunangan.

"Rumah kak Heli besar sekali, tampaknya aku ingin berjalan jalan dulu sebelum merapikan kamarku."

"Tuan Camillo!" panggilan itu membuat Camillo menoleh, ternyata itu adalah bibi Laras sang kepala pelayan di Mansion milik keluarga Lucana.

"Iya bi? Kenapa?" tanya nya.

"Barang barang anda semua sudah ditaruh dan disusun di kamar anda, kalau anda lapar bisa langsung ke dapur saja karena sudah saya siapkan makanan kesukaan anda sesuai dengan suruhan dari tuan Hellio."

Camillo tersenyum.

"Aku mau jalan jalan aja dulu bi, nanti baru makan." balas Camillo.

Bibi Laras pun mengangguk kemudian meninggalkan Camillo sendirian, membebaskannya untuk menelusuri rumah mewah nan megah ini.

Camillo memulai dari taman depan, sangat indah. Begitu banyak bunga bertebaran dengan warna bermacam-macam yang membuatnya sungguh enak dipandang.

Sudah hampir selesai perjalanan Camillo mengelilingi rumah sang tunangan, namun sampai sekarang ia masih belum bertemu Hellio.

Dirinya teringat dahulu Hellio bercerita bahwa ia sering bekerja di ruang bawah tanah, maka berbekal itu Camillo memutuskan untuk turun ke ruangan bawah tanah Mansion ini.

Barang kali dirinya bisa bertemu Hellio yang sedang bekerja, lagipula selama ini Camillo belum mengetahui pekerjaan sang terkasih.

Camillo mulai berkeliling mencari di manakah pintu ruangan bawah tanah itu, hingga akhirnya ia tak sengaja tersandung oleh sebuah gagang pintu yang terletak di lantai.

Dengan sekuat tenaga ia menarik nya hingga terbukalah pintu itu. Ternyata itu adalah tangga menuju ruang bawah tanah.

Gelap, itulah satu kata yang dapat mencerminkan kondisi ruangan bawah tanah dari rumah besar ini.

Camillo mulai berjalan dengan ditemani oleh flash ponselnya.

Sampailah dirinya di ujung tangga itu, kini dihadapan nya ada sebuah pintu besi besar.

Dengan sekuat tenaga Camillo menarik pintu itu, dan terbukalah.

Camillo mulai memasukinya dengan perlahan.

Anyir, itu bau yang pertama kali langsung menyengat indera penciumannya.

Camillo mengernyitkan dahinya, bau anyir apa ini? Baunya seperti darah. Apakah Hellio membuka bisnis jual daging hewan mentah?

Saat asik berjalan Camillo tak sengaja merasakan dirinya menginjak sesuatu yang bertekstur lembek.

Ia mengarahkan senter ponselnya dan..

Lengan manusia.

Camillo terkejut bukan main, ia langsung memundurkan tubuhnya menjauhi potongan lengan itu.

Hingga punggungnya menabrak sebuah pintu kayu, dengan cepat ia membuka dan memasuki ruangan itu.

Sialan! Suara apa ini? Mengapa ada jeritan minta tolong dan ampun?

Sunflower (Sunghoon Harem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang