[AC] Hey stupid, ily!

926 87 27
                                    

Arezzo & Camillo.
(This story contains mpreg)

Pagi ini Camillo merasakan mual yang luar biasa dahsyat. Dengan terburu-buru ia berlari ke toilet.

Arezzo sang suami terbangun heran melihat Camillo yang berlari sembari menutup mulutnya.

Arezzo menggelengkan kepalanya lalu kembali menutup kedua matanya, berusaha melanjutkan mimpi nya tadi.

Kembali pada Camillo, kini dia membasuh wajahnya kemudian menatap kearah cermin.

"Huft.. mual banget, udah beberapa hari pula begini mulu." ujarnya sembari mengusap-usap perut rata miliknya.

Camillo berjalan perlahan menghampiri nakas disamping kasur kemudian meraih ponsel miliknya dan memutuskan untuk bertanya kepada sang ibu.

Mom🤍

Ma, aku ngerasain mual beberapa hari ini
07.49

Kamu ngerasa keram gak nak di perut? Suasana hatimu suka berubah-ubah gak?
07.49

Mama tau darimana? Iya rasanya rada keram di perut, terus rasanya mood aku gak enak
07.49

Nak, coba beli testpack ya?
07.50

Hah?
07.50

Camillo mematikan ponselnya lalu mengusap kembali perut ratanya.

"Gak mungkin.. tapi coba aja kali ya? Gak ada salahnya." gumam nya.

Maka ia dengan segera memakai jaket miliknya dan langsung pergi keluar guna membeli testpack sesuai dengan saran ibu nya.

Arezzo kembali terbangun ketika mendengar suara pintu tertutup, masih dengan wajah bantalnya serta kebingungan yang melanda, Arezzo pergi ke toilet guna membasuh wajahnya dan bersiap siap untuk meeting online nya jam delapan nanti.

Sementara disisi lain, Camillo sudah berhasil membeli testpack dan buru buru kembali ke rumahnya.

Sesampainya dirumah, Camillo melihat sang suami yang sedang duduk didepan laptop miliknya dan tampak tengah serius menyampaikan sebuah materi meeting.

Camillo mengendap-endap memasuki toilet lalu menggunakan testpack itu.

Setelah selesai, ia menunggunya sekitar sepuluh hingga lima belas menit sesuai arahan dari bungkus benda itu.

Sembari menunggu, Camillo membuatkan secangkir teh panas untuk suaminya, saat ingin menaruh cangkir itu bersamaan pula Arezzo mengatakan sesuatu.

"Sayang, lusa aku bakal pergi ke luar kota, tadi pas meeting ternyata ada sedikit kendala di cabang perusahaan luar jadinya aku yang harus pergi soalnya sekretarisku gak bisa buat pergi, gapapa kah?" ungkap Arezzo.

"Gapapa mas, berapa hari disana?"

"Gak lama kok, sekitar dua hari aja. Jaga diri baik baik ya nanti? Kalau perlu apa apa langsung telfon aja."

Camillo mengangguk perlahan sebagai balasan dari ucapan Arezzo kemudian ia kembali pergi menuju toilet untuk melihat hasil dari testpack miliknya.

Dengan sedikit gugup Camillo perlahan lahan melihat benda itu. Betapa senang campur terkejutnya Camillo saat benda itu memperlihatkan dua garis merah.

Sembari tersenyum lebar, Camillo berlari kecil menuju Arezzo, membawakan berita gembira atas hal yang sudah mereka tunggu beberapa bulan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sembari tersenyum lebar, Camillo berlari kecil menuju Arezzo, membawakan berita gembira atas hal yang sudah mereka tunggu beberapa bulan ini.

"Sayang! Lihat ini!"

Arezzo sedikit terkejut melihat Camillo yang tiba tiba datang sembari berteriak menyodorkan sesuatu, Arezzo menerima benda itu dan tak lama mimik wajahnya berubah menjadi serius.

"Mas kenapa wajahnya gitu?" tanya Camillo yang masih bersenyum.

"Sayang, ini gak lucu."

Senyum Camillo memudar tetapi ia masih tertawa kebingungan melihat reaksi Arezzo yang jauh dari ekspektasinya.

"Apa maksudmu gak lucu mas?"

"Kamu tau aku harus pergi lusa kan?"

"Iya aku dengar terus kenapa mas?"

Arezzo menghela nafasnya dan membuang benda itu.

"Kamu kalau mau prank gak usah begini! Gak lucu, aku udah mesan tiket pesawat."

"Ya terus kenapa mas? Kalau mau pergi ya pergi aja, aku gak larang."

"Tapi kalau gini mana bisa? Kamu mikir dong!"

"Bentar, mas mikir tadi itu apa?"

"Alat ngetes kan?"

"Iya, buat ngetes apa?"

"Covid, dan kamu positif."

Gelak tawa Camillo tak lagi dapat ditahan nya, ia sungguh ingin memukul suami nya itu.

"Kenapa ketawa? Gak lucu! Aku gak akan bisa berangkat kalau begini."

"Kamu itu bos perusahaan kok bodoh banget." ujar Camillo yang masih tertawa.

Arezzo menaikkan sebelah alisnya mendengar ucapan Camillo.

"Iya aku positif tapi bukan positif corona, positif hamil." ucapan itu membuat mimik wajah Arezzo berubah kaget.

"Loh? Jadi tadi? Tadi testpack?"

"Iya astaga, kamu mending turun jabatan aja deh."

"Hush, gak boleh gitu!" Arezzo mendekati Camillo dan mengusap perut rata nya.

"Gak sia-sia ya aku beli obat kuat." Camillo langsung menampar pelan mulut suaminya itu.

"Kamu tuh! Omongan nya, aku balikan aja nih sama kak Nathan." ancam Camillo yang langsung dibalas dengan raut wajah tak senang Arezzo.

"Ngapain bawa bawa mantan mu itu?"

"Biarin, dede bayi nya bilang mau ganti bapak aja."

"Nakal ya, aku batalin aja deh keberangkatan ku, biar si Rayden aja yang urus." ujar Arezzo yang langsung di pukul pelan oleh Camillo.

"Aduh iya ampun, astaga galak banget yang lagi hamil." setelah berucap demikian Arezzo langsung kabur sebelum sendal sakti milik Camillo menghampiri wajah tampan nya.

"AREZZO VICTORANTE IPPOLITOOOO ANAKNYA PAK ROBERT, TIDUR DI LUAR MALAM INI!!"

Teriakan dari Camillo pun menutup kisah singkat bin ajaib bin random ini, doakan semoga dede bayi nya gak stress duluan ya punya emak bapak bentukan mereka.

And you know I'll remind you
When you think I don't
Hey stupid, I love you.
JP Saxe.

Sunflower (Sunghoon Harem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang