Chapter 16

24K 1.7K 30
                                    

FOREWORD: Penulis amatir. Bacaan ini diperuntukan kepada pembaca berumur 18+. Tulisan ini mengandung sexual content, strong language, dan violence. Jika ada kesamaan nama, tempat, atau jalan cerita itu hanya kebetulan semata. Apologize in advance jika terdapat typo, kesalahan pemilihan diksi, ejaan yang salah dan penulisan yang tak rapi. Bacaan ini dibuat untuk menghibur. And please do not copy my story without my permission. 

Genre: Historical-Romance

Backsound: The Wanted - Warzone, Chasing the Sun, I Found You, Walks Like Rihanna, Glad You Came, and We Own the Night.

Just read and enjoy~


 CHAPTER SIXTEEN

            Seharusnya Miss Gillbride menjadi pendamping Grisell malam itu, bukan Eunice. Namun keadaan tubuhnya sedang tak mendukung, 1 minggu terakhir ini ia lebih banyak melakukan aktivitas di kamarnya karena flu yang menyerang. Ia tidak ingin orang lain tertular dan merusak season kali ini. Hujan di luar membuat kepalanya semakin pening. Pintu kamarnya terketuk dan ia menyahut dari dalam dengan hidung tersumbat. Mungkin hanya pelayan. Tapi saat pintunya terbuka, Hope muncul sambil menggendong Mr. Phee. Miss Gillbride tidak tahu harus ditaruh dimana wajahnya sekarang tapi keadaannya malam ini begitu buruk sampai-sampai majikannya pun tidak boleh melihatnya. Hidungnya yang merah segera ia tutupi dengan sapu tangan yang sedari tadi ia pegang. Rambut hitamnya acak-acakan dan lembap. Oh, sungguh, Hope seharusnya tidak perlu melihatnya sekarang.

            Namun jika dipikir lagi, sudah terlambat. Gadis ini sudah muncul dan telah menutup pintu kamarnya. Miss Gillbride segera menggeser tubuhnya agar duduk di kepala tempat tidur yang ditumpuk begitu banyak bantal. Ia bersandar sambil memandangai Hope yang melangkah pelan-pelan ke arahnya. "Apa ada yang bisa kubantu, Miss Moore?"

            "Hope saja, Miss Gillbride. Hanya kita berdua yang ada di sini,"

            "Tentu saja," ucap Miss Gillbride serak. "Apa ada yang bisa kubantu, Hope?" Tanyanya kemudian berdeham. Kepala Hope tertunduk, ia duduk di pinggir tempat tidur Miss Gillbride dan tangan kanannya mengelus-elus kepala Mr. Phee. Jadi, apa yang membawa gadis ini masuk ke dalam kamarnya? Hope menggigit-gigit bibir bawahnya, takut mengatakan sesuatu pada Miss Gillbride. Tapi akhirnya gadis itu mendongak.

            "Grisell diculik," ucap Hope singkat. Dari kepala tempat tidur, Miss Gillbride menarik nafas tajam, terkejut setengah mati atas kabar buruk ini. Muridnya diculik? Oleh siapa? Kepalanya yang sudah pening, semakin pening karena kabar ini. Bagaimana mungkin? Mengapa tidak ada yang menjaga pintu gerbang di depan? Kemana Eunice, penggantinya, yang seharusnya menjadi pendampingnya? Ini masih membuat Miss Gillbride sampai-sampai ia tidak mendengar apa yang tengah dikatakan Hope. "...khawatir . Dan kakakku, kakak Grisell dan kakak iparku sedang mencari dimana keberadaannya sekarang. Mildred sebenarnya memintaku agar tetap berada di kamar, tapi kurasa kau perlu mengetahui ini," lanjut gadis itu semakin membuat Miss Gillbride bingung. Kakak Grisell? Rahasia apa lagi yang disembunyikan oleh muridnya?

            "Kakak Grisell?"

            "Lord Myhill. Aku tak menyangkanya, tapi sungguh, Grisell memiliki setengah darah biru. Oh, aku sangat khawatir, Miss Gillbride. Bagaimana jika Grisell diculik dan tidak akan pernah kembali lagi? Kakakku sangat mencintainya. Dia tidak pernah terlihat sebahagia ini sebelumnya dengan mantan-mantan kekasihnya yang dulu. Bagaimana jika Grisell tidak kembali, Miss Gillbride? Aku tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada kakakku," ucap Hope mengerutkan kening, suaranya serak sekarang. Miss Gillbride menurunkan tangannya dari hidungnya kemudian mencondongkan tubuhnya ke arah Hope, memeluknya.

Lucky SlutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang