Burung berkicau. Matahari sudah memancarkan sinarnya. Semua orang sedang sibuk dengan urusan nya masing-masing. Namun, keributan terjadi di rumah Zergan.
"Maa anterin Zergan sekolah," seru Zergan dari luar rumah. Namun, bukan mama yang keluar, malah mba Yuki, asistennya yang keluar. "Mana mama?" Tanya Zergan yang masih kelas 1. Mba Yuki menarik napas.
"Mama lagi anterin Nara ke sekolah tk. Zergan mba anterin aja ya," tawar mba Yuki. Zergan diam saja. Dia sebenarnya mau diantar mama. Namun, kalau bukan mbak Yuki yang antar, dia bisa terlambat. Akhirnya ia mengangguk. Mama sekarang lebih sayang Nara karena ia sudah bersekolah TK. Dan Nara, adik Zergan harus membiasakan diri bersekolah disana. Zergan ga terima mama lebih sayang sama adiknya itu dari pada dirinya. Dia juga baru masuk sd. Tapi mamanya bilang, anak laki-laki itu kuat. Jadi, Zergan bisa sendiri. Di tunggu mama juga satu-dua hari pertama. Seterusnya Zergan udah punya temen sendiri di kelasnya.
"Zergan nanti di jemput di taman lagi ya, jangan kemana mana. Tunggu mba" nasihat mba Yuki. Zergan mengangguk lalu berlari ke gerbang sekolah nya. Disana, ia bertemu teman temannya dan mencari ilmu.
Zergan berjalan gontai ke arah kelas. Di sana sudah ada Fabian. Anak yang pertama kali menjadi teman Zergan.
"Halo Zergan,kita main yuk!" Ajak Fabian.
"Zergan simpan tas dulu," jawab Zergan.
Sesudah itu, mereka main bersama sampai bu guru mereka datang Untuk mengajar mereka.
Tubuh Fabian sebenarnya lebih tinggi dari Zergan. Tubuhnya juga lebih besar. Tapi, mereka sangat cocok. Ibu Zergan dan ibu Fabian bersahabat sejak lama. Dan ternyata, mereka bertemu di sekolah dasar dan menjadi sahabat baik.
********
Kriiingg! Kriiingg!!
Zergan tanpa berlama lama lagi, ia langsung menggendong tas nya dan berangkat ke luar kelas. "Zergan, ini bel istirahat!" Tegur bu guru. Eh, Zergan mematung malu. Zergan salah tingkah. Maklumlah, dia masih kelas satu dan baru masuk sekolah. Jadi, dia tidak tahu tanda bel istirahat dan bel pulang.
***
Kriiingg! Kriiingg!!
Akhirnya, bel pulang sesungguhnya. "Zergan, kamu di jemput?" Tanya Fabian temannya. "Iya sama mba Yuki. Kamu?" Fabian mengangguk. "Sama mama. Aku duluan ya," Zergan ditinggal sendirian. Karena kesepian, dia langsung berlari ke taman seberang sekolah.
Mba mana ya? Pikir Zergan sambil celingukan. Zergan kecil engga berani jalan ke rumah sendiri. Padahal ya... Lumayan deket lah.
"Zergan!" Sebuah motor berhenti di depan pagar taman. Ternyata itu mama dengan Nara. "Ayo kita pulang," ajak mama. Zergan dengan semangat mendekati mamanya. "Mama, Nara mau eskrim," Nara menunjuk pedagang eskrim di sisi taman. "Ya udah ayo. Kita duduk dulu aja di taman," mama tersenyum.
"Mas, eskrim nya dua ya," pinta mama. "Siap neng, ditunggu ya," ujar pedagang eskrim tersebut. "Mama ke toko buah dulu ya. Zergan, kamu jaga Nara dulu. Mama sebentar kok," pamit mama tiba tiba. Zergan mengangguk. Di tangannya sudah ada eskrim.
Tiba tiba.. pluk! Eskrim Zergan jatuh di senggol seorang perempuan yang seperti nya sedang berlarian. "Hei, hati hati dong!" Tegur Zergan tak terima. Anak perempuan itu berhenti. "M-maaf. Aku ga sengaja," kata anak itu. Rupanya, dia satu sekolah dengan Zergan, namun beda kelas. Zergan masih tidak terima. Dia merebut eskrim adiknya dengan paksa karena masih mau makan eskrim.
"Kakak, kembaliin!" Seru Naraya.
"Bawa kalo bisa.." goda Zergan. Naraya jadi menangis. Namun, Zergan masih tidak mengubris nya. "Jangan gitu!" Kata anak perempuan tadi. Zergan menaikkan sebelah alisnya. "Jangan gitu! Kasian dia!" Anak perempuan itu meluk Naraya. Zergan sangat kesal. Siapa sih dia itu?.
.
.Segini dulu💙
Siapa ya cewek yang nyenggol Zergan tadi? 😆Vote dan komen jangan lupa lo..🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Zergan
General Fiction"Itu punya Nara! Eskrim nya punya Nara!" teriak seorang anak kecil. "Ambil kalo bisa!" ejek Zergan, kakak dari anak yang sedang menangis itu. "Kamu! Jangan jahat sama anak kecil!" tegur seorang anak perempuan yang seumuran dengan Zergan. Zergan meno...