15

0 0 0
                                    

Pagi hari.

Resya yang sedang sarapan duduk berdua di meja makan. Nathan entah kemana. Mungkin dia masih tidur. Resya ogah ogahan mau membangunkannya padahal dia sepupunya sendiri. Dulu, Resya bahkan pernah suka dengan Nathan. Tapi ia sadar kalau Nathan itu sepupunya. Memang, dia mirip Zergan. Cuma sikap nya mungkin yang pemalas. Eh, tapi Resya tidak tahu Zergan juga pemalas atau tidak. Dan itu memang .. Ya.

"Mana Zergan?" Tanya Mba Yuki sambil menghidangkan makanan di meja makan.

"Engga tahu sih mba. Mungkin masih tidur. Naraya bangunin dulu ya," kata Naraya. Dia meninggalkan sarapannya yang belum habis.

Naraya menerjang masuk ke kamar kakaknya untuk membangunkannya.

"WOI BANG! BANGUN! UDAH JAM SETENGAH TUJUH MASIH MOLOR KEK GINI! DASAR KEBOO!!" Seru Naraya. Zergan menutup telinga nya dengan bantal.

"BANGUN GA?" Naraya menggebug abangnya dengan guling.

"Santai aja kali. Duluan aja lo ke sekolah sama pa Rahmat." Kata Zergan sambil tetap tertidur.

"Abang denger ga sih? Aku bangunin biar kamu mandi sama sarapan. Berangkat sekolah juga tiap hari sama Pa Rahmat. Engga pernah tuh ikut sama abang gitu naik motor biar cepet." Omel Naraya.

"Hmmmm...." Zergan lalu duduk di tempat tidurnya.

"Bangun ga?"

"Iya iya. Bawel." Zergan memasuki kamar mandi yang ada di kamarnya.

"Jangan lama" ingat Naraya.

Zergan tidak menjawab. Hanya terdengar suara air dari shower saja yang terdengar. Naraya lalu pergi meninggalkan kamar abang nya yang berantakan itu.

"Non, non berangkat sama abang Zergan aja dulu. Pa Rahmat nya masih di pasar belum pulang pulang dari tadi. Boleh kan ya?" Kata mba Yuki.

"Lho? Naik motor?"

"Iya. Maaf banget ya non Naraya. Ga tau sih Pa Rahmat kok dari subuh belum pulang pulang. Takutnya nanti non terlambat. Tapi kalo sudah ada nanti sama Pa Rahmat aja. Biar Abang sendiri yang naik motor," kata mba Yuki lagi.

"Iya mba. Gapapa kok." Balas Naraya cepat.

**

"Nanti jemput ga nih?" Kata Naraya ketika turun dari motor.

"Engga. Ga sudi." Jawab Zergan.

"Idihh kok gitu?" Naraya merajuk kesal.

"Syukur syukur gue anterin lo ke sekolah. Kan jadi gue yang terlambat."

"Ya salah siapa lama bangunnya?." Mereka bertengkar di gerbang sekolah hingga pa satpam sekolah Naraya pun mendengar nya.

Setelah perdebatan yang panjang, Zergan meninggalkan Naraya.

"Abang lo itu tadi?" Rena menepuk pundak Naraya. Ternyata, sedari tadi dia ada di dekat Naraya.

"Iya. Ribet banget punya Abang. Gue ga mau punya Abang." Kata Naraya curhat.

"Ihh kok gitu? Malah gue yang anak pertama pengen punya abang ganteng kek lu. Kok lu ga bersyukur sih?"

"Ih, mana mau. Kalo ganteng sih memang. Tapi kalo nyebelin juga kan jadi kesel." Mereka saling bercerita. Jadi, kita beralih saja pada sekolah Resya.

**

"Kok lama?" Veronika yang teman sebangkunya Resya bertanya.

"Nathan yang lama bukan gue." Resya menjawab cetus.

"Pr mtk? Udah? Gue mau liat." Tanya Veronika lagi.

"Serah."

**

"Lama amat bro," sapa Revan.

"Anterin ade dulu. Biasalah, dia suka lama."

"Dia yang lama atau elu yang lama?" Kata Faren menggoda.

"Kek cewe aja. Lama banget siap siap ke sekolah," ejek Rafa.

"Diem ga?" Ancam Zergan kesal. Rafa hanya cekikikan.

Zergan yang tampan memang banyak orang yang suka. Tapi di sekolah mereka, semua baek baek. Ga ada yang suka neriak neriakin Zergan semenjak Zergan masuk gerbang. Paling dulu kakak kelas katanya ada yang suka sama Zergan. Kalo suka juga suka di jadiin crush dulu, ga mau langsing di tembak. Gitu sih kebiasaan nya.

.
.
.
Kalian punya crush ga nih?🤗
Vote wajib!⭐

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZerganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang