00.02

307 38 1
                                        

🦢Happy reading🦢

■■■

Luka menikmati usapan lembut dipipinya, tangan kekar yang dingin seolah meyentuh pipi tembam membuat Luka makin nyeyak tidur dalam ruangan ber-ace ini.

Tak lama beberapa menit setelahnya, Luka mencoba membuka matanya perlahan karena tergangu dengan cubitan yang semakin keras dipipi serta.

"Eghh..." lengkuhan dari Luka membuat Karl yang berada diruangan Luka memperhentikan sentuhan pada pipi berisi Luka.

Dengan muka datar, Karl menyederkan badanya pada kursi sembari menatap Luka yang saat ini membiasakan diri terhadap sinar matahari yang menyinari.

Dengan sayu-sayup Luka memperhatikan wajah Karl yang masih kurang jelas, dengan suara serak Luka bersura "Siapa?"

Karl terdiam "Suamimu"

Mata sayu-sayup Luka bergatikan dengan mata yang membelak mendegar suara berat serak yang mengaku sebagai suami dari tubuh yang saat ini Luka tempati karen takdir yang berkehendak.

"S-suami?"

"Heum" Karl menjawab.

Luka mencoba bangkit dari tidurnya untuk bersadar pada sandaran, matanya memandang Karl yang saat ini juga tengah memadangnya.

Tampan

Karl sangat tampan, Pemilik tubuh ini memiliki suami yang sangat Tampan bahkan hampir sempurna ketika melihat pahatan wajah Karl. Dan juga karena wajah Karl yang kelewat tampan membuat jiwa-jiwa badgril Luka meronta-ronta.

Karl mengkerutkan alisnya saat melihat Luka yang saat ini mengalihkan pandangan.

"Ada apa?"

Luka mengeleng pelan.

Hening sesat tiba-tiba suara Perut Luka yang tidak bisa dikondisikan membuyarkan suasana canguh.

Luka mengeringis malu sembari menatap Karl yang kini tengah menatapnya tajam. Bukan! tapi sendari Tadi Karl terus menatap Luka tajam.

"Eumm...apakah kau punya makanan? Aku lapar"cicit Luka yang sangat pelan.

Ruangan yang hening serta pendengaran Karl yang tajam membuat cicitan tikus Luka terdegar ditelinga Karl.

"Jika kau lapar, bilang dari awal"

Karl beranjak pergi dari duduknya, lalu mengelegar pergi meningalkan Luka yang melebarkan mulutnya.

"Ngak boleh makanan gitu?"lirihnya.

"AAAA, NGAK MAU JADI WANITA HAMILL!"

Teriak keras Luka, Dia saja belum pacaran apalagi menikah, dan ini lagi belum juga anuanu udah bunting duluan.

Dia ngak mau jadi wanita hamil! Hormon yang saat ini melekat ditubuh Luka membuatnya kelimpungan pusingnya.

Saat ini, Luka menahan untuk tidak muntah tapi tidak bisa. Segera Luka beranjak dari tidurnya menuju kamar mandi yang berada diruang inapnya.

Sesampainya dikamar mandi, Luka memuntahkan segala isi yang berada diperutnya. Karena memang belum makan apapun, yang keluar hanya cairan putih bening.

Luka membasuh mulutnya dengan air yang berada diwastefel. Dia menatap wajah barunya pada kaca yang berada didepan yang memperlihatkan wajah pucat.

Luka menyaga tubuhnya yang sangat lemah, apalagi perutnya kembali meronta-ronta ingin memuntahkan lagi isi perutnya.

Luka mengeleng pelan, badanya lemas serta pusing menyerang kepalanya.

"Huekk"

Luka menangis pelan, ini rasanya sangat menyiksa baginya yang baru pertama kali menempati tubuh orang hamil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang