5. MASALAH

190 137 9
                                    

Seseorang menatap Allisya dengan tajam. Ketika mata mereka bertemu, dia menampilkan senyum smrik nya. Allisya yang tak suka, langsung menghampiri orang itu.

Allisya bangkit dari tempat duduknya

"Eh mau kemana sya?" Tanya Tata.

"Ikuutt keyy." Ucap Jihan sambil berlari mengejar Allisya.

Bella hanya memperhatikan kemana tujuan temannya itu.

"Kita kesana gak?" Tatap Tata tepat didepan Bella.

"Kita liat dulu dari sini, kalo ada apa apa baru kita kesana." Jawab Bella.

"Emm okey deh." Ucap Tata pelan.

Allisya udah sampai didepan orang yang tadi memperhatikannya. Di meja itu ada banyak sekali orang, tidak hanya satu.

Jihan yang tadi menyusul pun sampai. Dia berdiri di belakang Allisya.

Allisya menggebrak meja orang itu dan

"MAKSUD LO APA NGELIAT IN GUE DARI TADI HAH?!" Ucap Allisya geram.

Semua orang yang ada di meja itu mengernyitkan dahi, melihat orang yang sedang berdiri didepan mereka marah-marah.

Yang di tuju, hanya tersenyum melihat Allisya.

"Kenapa Lo? Kesurupan maung?" Ucap Farell.

"Dateng-dateng tuh bawa buah tangan, jangan bawa masalah neng." Ucap Stevan sambil berdiri menghampiri Jihan dan menyuruhnya duduk disampingnya.

"Tanya aja sama temen Lo yang satu itu." Tunjuk Allisya ke Gevan dengan melotot.

"Emang Lo ngeliatin dia?" Tanya Linggar.

"Iya." Jawab Gevan singkat.

Setelah mengucapkan kata itu, Gevan bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan mereka semua. Setelah berada jauh dari kantin, Gevan menoleh ke arah teman-temannya berada. Dia tersenyum melihat Allisya yang sedang kesal disana.

"So cute." Gumam Gevan.

Dia pun pergi menuju roof top.

"Geulis, tong ambek, di dieu linggih jeung babwang Bima." Ucap Bima kepada Allisya.

"Anying jijik gue." Ucap Stevan.

Yang dimaksud hanya melirik sinis.

"Jii, temen Lo kenapasi marah-marah mulu?" Bisik Farell disamping Jihan.

"Gatau juga, temen Lo si Gevan juga kenapa natap anak orang se enaknya? Jangan-jangan temen Lo suka sama Allisya?!" Jawab Jihan terkejut.

"Ngawur." Ucap Farell.

"Kalian ngomong apaan? Bisik-bisik gitu, gue ga diajak?!" Ucap Stevan.

"Bukan saudara diem y teman priyaku." Jawab Farell.

"Jangan gitu napa Rell! Tadi si Farell nanya kenapa temenku marah-marah gitu pann." Jelas Jihan.

"Ouhh gituu, kirainn lagi julid in orang. Oh ya Jii, Lo gamau gitu jadi pacar gue?" Ucap Stevan sambil menaik turunkan alisnya ke arah Jihan.

"Yeee si anying kumat lagi." Kata Farell.

Jihan menempelkan tangannya ke dahi Stevan.

"Pantesan, dia panas Rell." Ucap Jihan.

"Ga sehat emang ni bocah satu." Jawab Farell.

Stevan mengerucut bibirnya dan membelakangi Jihan dan Farell.

"Temen Lo ngambek nying." Bisik Jihan.

"Halah biarin aja, ntar juga biasa lagi tu." Jawab Farell.

Jihan yang tak puas dengan jawaban Farell, akhirnya dia memutuskan untuk.....

"Utututuuuu mas pannpann ganteng gabole ngambek dong." Ucap Jihan sambil menoel pipi Stevan.

Stevan hanya diam, tapi tidak dengan hatinya yang dugem.

"Anyingg, baper gueee makkk." Teriak Stevan di dalam hatinya.

"Ihh panpann marah benerann nii sama akuu?" Ucap Jihan sambil jongkok dan menatap Stevan.

"Gakkk." Jawab Stevan.

Allisya ingin pergi dari sana, dia melihat ke arah Jihan. Berniat untuk mengajak dia pergi, tapi niat Allisya urungkan saat melihat temannya sedang asik ngobrol. Allisya pun meninggalkan Jihan.

"Lohh lohhh si Allisya mau kemana tuh?!!!!" Ucap Tata.

"Bocah satu ituu, ninggalin kita ya. Jihan juga malah nemplek disono. Kita balik kelas aja Ta." Jawab Bella.

Allisya yang sedang kesal, berjalan kemana kaki dia membawanya. Allisya tiba diatas atap sekolah. Saat membuka pintunya, dia melihat satu orang juga ada disana.

"Siapa Lo?" Tanya Allisya.

*****

Siapa ya kira² yang ada di atas atap sama Allisya??

TUNGGU KELANJUTAN CERITA INI YAAA!!!

TBC!

GEVANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang