"Sepi." Gumamnya sambil memandang langit malam dengan tatapan kosong.
Bella yang mendengar gumaman Allisya pun berlari kecil menghampiri dan langsung memeluknya.
"Sepi gimana cok? Kita ga Lo anggep kah disini?!"
Allisya yang kaget tiba-tiba mendapatkan pelukan dari Bella pun langsung menatap Bella, tapi cuma sebentar. Lalu kembali menatap langit malam.
"Bukan itu yang gue maksud. don't get me wrong." Ucap Allisya kepada Bella tanpa mengalihkan pandangannya dari langit.
"Terus maksud ucapan Lo tadi apa? Coba cerita sama gue, apa yang ada di kepala Lo sekarang. Gue siap jadi pendengar yang baik." Ucap Bella serius.
"Ntah kenapa, gue ngerasa sepi ditengah keramaian. Gue ngerasa kalo ada yang kurang di diri gue. Like something is missing. Paham ga?"
Bella fokus mendengarkan setiap kata yang Allisya ucapkan.
"Padahal gue udah berusaha ngelakuin apapun yang bikin happy. But? Ga ada hasilnya! Gue ngerasa sepi." Ucap Allisya sendu.
Bella masih enggan untuk bertanya, dia membiarkan temannya bercerita sampai puas dan lega.
"Gue tau Lo cape sya." Batin Bella.
"Sebenarnya gapapa sih sendiri, tapi just need someone to talk. Misalnya kayak nyeritain how was my day, ada cerita apa hari ini? Ah intinya gue cuma mau ada seseorang buat dengerin cerita gue. And ya jadi rumah kedua bagi gue, kalo rumah pertama bikin gue cape." Ucap Allisya sambil menghembuskan nafasnya kasar.
"Udah lega?" Tanya Bella.
"UDAAHHH, thanks bell." Ucap Allisya sambil memeluk Bella kuat.
"Iyaa, lain kali kalo kepala Lo lagi berisik langsung aja cerita ke gue. Sorry ya, gue gabisa kasih saran atau pun pendapat. Gue cuma bisa dengerin cerita Lo dan kasih semangat."
"No problem, di dengerin aja udaa cukup tauukk bel." Ucap Allisya melepaskan pelukannya dan tersenyum di hadapan Bella.
"Haha okey-okey. Gue mau cerita juga, boleh?" Ucap Bella.
"Bolehhh banget." Jawab Allisya bersemangat.
"Gue masih belum bisa lupain dia sya. I really really miss him, tapi mau gimana? Di paksa in juga gabisa, alamnya udah beda HAHAHA." Ucap Bella.
"Siall, gue kangen banget sama Lo ieellll!!!!!" Teriak Bella.
"Andai waktu bisa diputar kembali, gue bakal peluk Lo erat-erat dan gamau lepasin sedetikpun."
Allisya lantas mengelus bahu Bella, tanda menguatkan dan menenangkan.
"Bohong, kalo gue bilang udah ikhlas atas kepergian Nathaniel. Bohong, kalo gue ga sedih ditinggal dia. Bohong, kalo gue ga kangen sama dia. Bohong, kalo gue bisa hidup tanpa dia." Ucap Bella sesenggukan.
"Stttt, dengerin gue ya bell. Gue tau, kehilangan orang yang paling kita sayang emang sakit. Tapi Lo juga harus inget satu hal, yang sudah pergi tidak akan pernah bisa kembali."
Bella melihat Allisya dengan mata sembabnya.
"Tapi bukan berarti Lo sendirian di dunia ini. Lo masih punya gue sama temen-temen. Jadi, jangan kau pikir harus bertahan sendirian."
"Lo kok gitu sihh!!!" Ucap Bella marah.
"Eh? Gitu gimana? Gue ada salah ngomong kah? Sorry bell." Panik Allisya.
"LO BIKIN GUE TERHARU NYING!! Mimpi apa gue, dikasih temen bijak, pengertian pula. Thanks sya, gatau kenapa gue pengen cerita ke Lo. Sama temen-temen yang lain, gue ga pernah gini anjir." Ucap Bella.
"Hayoloo, kenapa tu kok bisa gitu?" Ucap Allisya.
"Udah ah, kan ini ceritanya mau kumpul seneng-seneng malah deeptalk. Kan jadi nangis!!" Ucap Bella sambil mengusap air matanya.
"Sapee si ni yang mulai. Minta digulung." Kata Allisya dengan nada tidak bersalah.
"Yang mulai Lo anying!" Ucap Bella gemas.
"Ohh gue ya? Hahaha sorry dehh. Habisnya balkon kamar Lo mendukung banget buat melow anjir."
"Yaudah, turun yok. Kumpul sama yang lain." Ucap Bella sambil berdiri dan berjalan menuju keluar kamarnya.
"GASS NGEEENGGGGG." Jawab Allisya sambil berlari menyusul Bella.
Melihat Bella dan Allisya menuruni tangga bersamaan, Natasha pun langsung berkata, "Lama banget sih!! Itu sate bakarnya udah jadi."
Jihan yang mendengar itu pun langsung menoleh ke belakang dan berkata, "DARI MANA AJA SIH?! Ga bantu sama sekali, malah ngilang huh."
Allisya dan Bella saling melempar pandangan.
"Ululuuu, sorry yaa. Tadi habis dari kamar Bella hehe." Ucap Allisya cengengesan.
"Gausah ditekuk tu bibir Ji, cuma ditinggal bentar aja." Ucap Bella santai.
"Bentar palamu!" Kata Jihan.
"Yauda sih, ayo makan satenya. Gausah ribut." Sela Natasha.
"NJOMMM!!!!" Ucap mereka bersamaan.
Mereka berempat pun langsung menyantap sate yang telah dibuat tadi. Sambil bercakap-cakap dan melihat film.
****
Heyooowwww!!!
Gimana chapter ini? Seru kahh?? Feel sedihnya kerasa ga? Ga ya? Kurang ya?
Sedang berusaha membuat kalian sedih!!!!NEXT?? KOMEN AND LIKE JANGAN LUPA!
TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVANO
Teen Fiction"Jangan membenciku, jika kau belum mengenalku." **** Gevano Alendra Farendrick adalah sosok lelaki berparas tampan, keras kepala, dan menakutkan. Tidak ada seorang pun di SMA GARUDA EMAS ini yang berani kepadanya. Dia juga ketua dari SCORPIONS GANG...