Fyi, pergantian marga di pakai untuk kebutuhan cerita ya, thank you.
Happy reading, jangan lupa tinggalin jejak jika berkenan <3
Taeyong mendengus melihat jadwal kedatangan Bus terakhir sekitar satu jam lagi, ia memutuskan untuk duduk di kursi halte dan memainkan ponselnya.
Sebenarnya dirinya bisa naik taxi atau ojek online, tapi demi menghemat biaya dirinya memilih untuk naik bus kota.
Seketika Taeyong teringat dirinya ketika menangis di hadapan pria berpakaian kantoran tadi.
" ih bodoh sekali kau Lee Taeyong, memalukan, kenapa sampai nangis segala si, kalo dia bilang dirimu cengeng gimana." Monolognya sendiri.
" tapi tuan yang tadi tampan sekali, apa dia sudah punya pasangan? Ah sudahlah, kita juga tidak akan bertemu lagi, sadar diri Lee Taeyong. " sambungnya lagi.
Taeyong kembali memainkan ponselnya- bertukar pesan dengan teman-temanya, dan juga meng- scroll media sosial.
Tiba-tiba saja gemuruh dari langit membuat Taeyong bergidik ngeri, melihat pemilik toko disekitar halte sudah mulai terburu untuk menutup tokonya.
Dia merapalkan doa dalam hati semoga hujan turun setelah dia sampai dirumah, karena hari ini dirinya sedang tidak membawa payung, karena untuk berjalan dari halte tempatnya nanti turun;menuju rumahnya agak terlalu jauh.
Tin..tin...tin..
Taeyong mendongakan kepalanya sebentar melihat siapa yang mengklakson mobil seenaknya di perkarangan halte selain Bus penumpang.
Dia mengeryitkan dahinya saat sang pengemudi menurunkan setengah kaca mobilnya.
Itu Tuan di toko ikan tadi, mengapa dia berhenti di hadapannya?
" Hai, mau bareng? Hujan sebentar lagi turun. " Ajak pria di dalam mobil itu.
Taeyong terdiam tanpa menjawab pertanyaan sang Tuan itu, baru saja dia berfikir tidak akan bertemu lagi dengan pria tampan itu, tapi nyatanya sekarang dia justru ditawari tumpangan.
Jaehyun kesal karena pria kecil itu hanya diam saja disaat dirinya menawarkan tumpangan.
Dirinya memutuskan untuk leuar dari mobil menghampiri pria kecil itu, hingga pria itu tersadar dari lamunannya.
" mau bareng tidak? Akan turun hujan, lagi pula ini sudah agak larut, saya takut kamu di culik. " perkataan Jaehyun di ujung membuat Taeyong merasa seperti dianggap anak kecil oleh Jaehyun.
" tidak usah repot Tuan, saya juga bukan anak kecil yang dengan gampang di culik. " Tolak Taeyong.
" banyak orang dewasa yang masih diculik, bukan anak kecil saja. " ucap Jaehyun.
" jangan-jangan anda yang ingin menculik saya tuan? " ujar Taeyong dengan polosnya.
Jaehyun terkekeh pelan " untuk apa saya menculik kamu? Badan kamu kecil, pasti harganya rendah jika saya jual. " Ledek Jaehyun.
" tidak boleh body shaming ya tuan, tidak sopan. " judes Taeyong.
Astaga, mengapa pria mungil ini begitu menggemaskan fikir Jaehyun.
" jadi kamu tidak ingin bareng? Kalau gitu saya duluan ya, karena orang rumah sedang menunggu saya. " ucap Jaehyun.
" iya tidak usah, sana pulang, kasian orang di rumah menunggu Tuan. " ucap Taeyong seperti mengusir Jaehyun.
Jaehyun mengacungkan dua jempol tangannya sambil berjalan menuju mobil, setelah itu dia berpamitan pada Taeyong.
" saya pulang duluan, semoga bus kota cepat sampainya. " kata Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGE DESTINY || JAEYONG ||
RandomSebuah kisah klasik antara Direktur utama sebuah perusahaan dengan pemilik toko bunga. Dimana kedua insan bertemu karna ketidaksengajaan, yang membuat keduanya harus menyelesaikan masalah ketidaksengajaan tersebut. apakah ini yang dinamakan takdir y...