✨ 8: Quarrel

4.1K 375 31
                                    

PART 08

Ceklek!

Bugh!

Keira tersentak saat merasakan buku tulis tebal menghantam wajahnya.

"Eh, cupu! Lo ambilin teks protokol gue cepat! " Lantas Keira hanya kaget melihat Sisil yang kini ada dihadapannya dengan wajah panik.

"Kenapa lo diam aja? Ambilin buruan! " perintah Sisil.

"Di--dimana? " tanya Keira.

"Dirumah gue buruan! "

"Hah? Di rumah? "

"Iya di rumah gue. Kenapa? Lo nggak mau ambilin? "

"Sil, masa aku harus ambil di---"

"Lo ambil atau gue pukul lo disini? " ancam Sisil membuat Keira yang tidak punya nyali itu hanya bisa pasrah.

"Lagian rumah gue nggak jauh dari sini, lo tau 'kan gang disebelah alfamart? Nah tu dalem situ ada rumah gue, cepat! "

"Tapi dikit lagi upacara mau mulai, Sil. "

"Eh, sialan! Hari ini gue jadi petugas upacara, kalau gue kelupaan teksnya bisa apes gue, "

"Buruan!! " Sisil mendorong Keira.

Keira pun hanya bisa menurut. Ia berbalik arah keluar kelas. Mungkin Keira terkesan begitu lemah dan agak bodoh karena mau-mau saja diperintah oleh Sisil. Namun apa yang harus ia lakukan? Melawan? Tidak ada gunanya! Semuanya hanya akan berakhir sia-sia bahkan lebih parah lagi.

"Sil! " Sara memanggil Sisil seraya memasuki kelas.

"Hm, kenapa? "

"Lo mau balik ke rumah lagi buat ambil teks protokolnya? "

"Nggak, gue udah suruh si cupu! "

"Sil, teksnya udah disiapin disini, nggak perlu lo ambil lagi! "

***

Keira pun berjalan keluar dari dalam gang
setelah mengambil kertas itu. Sedikit berlari, ia melihat jam di handphonenya '06: 40', dirinya sudah terlambat 10 menit mengikuti upacara. Bisa-bisa dia dihukum dan pasti Sisil sudah menunggunya daritadi, benar-benar apes nasib gadis itu pagi ini.

Akhirnya ia telah sampai di sekolah, pemandangan pertama yang ia dapatkan adalah semua murid dan para guru tengah mengikuti upacara bendera. Dan Sisil, gadis itu nampak tengah membaca susunan upacara. Keira sedikit bernafas lega karena tahu ada teks yang sudah disiapkan oleh sekolah disana. Namun gadis itu nampak kecewa, percuma saja dirinya mengambil kertas teks tersebut di rumah Sisil, karena dia hanya akan membuat capek dirinya sendiri dan ujung-ujungnya dihukum.

Akhirnya gadis itu mengambil barisan khusus para murid yang terlambat di paling ujung. Hanya beberapa siswa yang terlambat jumlahnya tidak sampai sepuluh. Karena tahu sendiri, aturan sekolah ini ketat, jika sudah lebih dari dua kali terlambat pada hari senin akan dibuat surat panggilan untuk orang tua.

Skip!

Upacara telah selesai dari 15 menit yang lalu. Dan kini para siswa siswi yang terlambat masih harus menjalani hukuman yang diberikan oleh guru bk dan para Osis. Hukuman pertama adalah hormat bendera selama 15 menit.

"Hukuman pertama kalian sudah, " ujar ketua Osis bername-tag Rian.

"Sekarang waktunya kalian menjalani hukuman kedua, yaitu lari keliling lapangan sebanyak tiga kali! " lanjut wakil ketua Osis itu bername-tag Raina.

Terdengar omelan-omelan yang keluar dari mulut para murid yang dihukum.

"Mulai sekarang! "

Para murid pun langsung berlari keliling lapangan sebanyak lima kali. Termasuk Keira, gadis itu berlari seraya meringis memegang perutnya. Wajahnya nampak pucat, tubuhnya terasa melemas, rupanya gadis itu belum makan saat pagi tadi.

MAKE OVER [END + TELAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang