Bab II

3.6K 397 112
                                    



The supernumerary plan.

be a boring and plain person for crown prince.


"Kenapa kau tidak memberikan berkas ini sebelum acara semalam?" Tanya Zee kepada Max yang dengan santainya masuk kedalam ruangannya sambil menyerahkan semua berkas dan data diri dari para tamu undangan Ratu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kau tidak memberikan berkas ini sebelum acara semalam?" Tanya Zee kepada Max yang dengan santainya masuk kedalam ruangannya sambil menyerahkan semua berkas dan data diri dari para tamu undangan Ratu.

"Oh, kau sangat tidak tahu terima kasih." Balas Max sambil duduk di sofa beludru super lembut milik Zee. Ia masih mengenakan seragam memanahnya dan langsung mendatangi Zee begitu semua data diri peserta di dapatinya dari utusannya. "Karna itu perintah dari Ratu, beliau ingin kau mengenal mereka secara langsung." Perintah Ratu adalah sebuah keharusan yang sudah di tetapkan. "— dan aku melakukan ini karena kau sedang mencari si Berry mu, aku pikir mungkin aku bisa sedikit membantumu— bisa saja ia adalah salah satu undangan yang Ratu pilih? dan jika kau menemukan Berry, kau hanya perlu mendekatinya." Ujar Max.

Zee menggeleng. "Tidak, aku hanya penasaran dengan siapa namanya. Aku tertarik karena ia berusaha memanjat pohon Oak di halaman kastil, bisa kau bayangkan itu? Jadi terlihat lucu saja melihat orang keras kepala seperti itu." Jawabnya sambil terus membaca data diri para Omega yang dipilih sang Ibunda Ratu.

"Ada Omega laki-laki yang cukup menarik, namanya Earth— buka halaman sepuluh, ia sangat cantik, juga kecil mungkin akan cocok bersamamu, ia seorang aktor teater." Max bersuara, menbuat Zee menoleh kearahnya. "Ada Omega perempuan, namanya Nan, seorang dokter. Orang tuanya bangsawan dengan gelar Lord, sudah dipastikan sikapnya terdidik."

"Kau hafal?"

Max terkekeh. "Tentu saja, demi Sepupuku, aku juga harus mengetahui bagaimana latar belakang mereka, kepribadiannya, apa yang mereka kerjakan agar kau mendapatkan Omega yang terbaik."

"Bagaimana dengan Nunew Chawarin dari Klan Keerati?" Tanya Zee, lalu menutup laporan tersebut. Mungkin ia harus mendengarkan dari mulut Max bagaimana. "Ibu tidak henti membicarakannya, aku sampai bingung sendiri— seakan acara ini hanya ditujukan untuknya."

"Apa? Kau penasaran dengannya? Buka saja data dirinya, tidak banyak foto yang bisa aku dapati karena ia ikut bergabung dengan ayahnya turun ke perbatasan— oh aku dengar, ia bisa memainkan banyak jenis alat musik," jelas Max sedikit tertarik, karena setelah ia membaca data diri Nunew dari Klan Keerati— ia dapat melihat bahwa Nunew sangat beda dari Omega yang ada disana, ia sangat menonjol. "Ia tampak lebih manis dari kelihatannya, aku mengira ia akan terlihat sangar mengingat gosip tentangnya. Halaman tiga puluh, paling tarakhir."

Zee mengangguk lalu membuka berkas tersebut dan mencari klan Keerati untuk melihat bagaimana wajah pemuda tersebut sekarang. Dulu ketika anak itu berusia sembilan tahun, ia tampak sangat manis dan menggemaskan. Kulit seputih susu, dengan pipi yang memerah seperti buah Berry— Ah, buah Berry. Ia kembali teringat sosok semalam.

The Selection | ZEENUNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang