BAB X

4.8K 457 156
                                    

Segala rengekan dan rayuan agar Nunew dapat kembali ke kamarnya sendiri, tidak mempan membuat Pangeran Zee mengizinkannya kembali ke kamarnya sendiri. "Nu, kau jauh berubah," bisik Nunew pada dirinya sendiri, meringkuk di bantal milik pangeran dan mencari kenyamanan dari perasaannya yang bingung.

Dirinya sudah berubah. Sesuatu tentang Pangeran mengubahnya menjadi tipe Omega yang tidak pernah dibayangkannya, kepalanya berdenyut membayangkan dirinya seperti ini. Nunew perlahan sedikit melembut dan perasannya dibuat jungkir balik dengan segala kemungkinan. Rasanya seperti hal kecil, tetapi perubahannya sangat besar.

Kata-kata Zee sangat memengaruhinya, dengan cara yang belum pernah dilakukan orang lain sebelumnya. Cara dia berbicara, dengan kejujuran seperti itu, tidak takut untuk menyuarakan perasaan yang sama persis dengan yang dia rasakan tentang Nunew— ia tidak pernah menemukan Alpha seperti itu.

Itu hanya... begitu asing. Sangat membingungkan. Dan itu tidak masuk akal. Tidak ada yang masuk akal.

Dia mendorong wajahnya ke bantal dan mengeluarkan jeritan frustrasi.

Ini harus dihentikan.

Namun wajah Pangeran kembali muncul di kepalanya

Dan, ini tidak bisa berhenti.


_________________

The selection

__________________


__________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa?"

"Aku menyerah, segala permainan yang akan ku lakukan sudah seharusnya di lupakan." Ucap Zee dengan tenang. "Aku mencintainya. Aku sudah mencintainya." Zee tidak akan meragu untuk mengakui ini, sudah seharusnya ini dilakukannya sejak awal. Melupakan segala ego yang bertahta di hatinya.

Max tertawa mendengarnya, kali ini sebuah tawa penuh kelegaan. Akhirnya. "Sudah seharusnya." Jawabnya ketika tawanya mereda. "Apa sih yang kau pikirkan sehingga ingin membuatnya jatuh cinta padamu lalu meninggalkannya dan memilih Omega yang lain?" Max menggelengkan kepalanya heran. "Disaat kau tak pernah memperdulikan siapapun selain Nunew." Sambungnya lagi. "Pilihan Ratu tak pernah berarti dimatamu selain Nunew."

Mungkin ini memang benar, bahwa dasarnya Zee tidak pernah menoleh ke arah siapapun selain Nunew. "Mungkin aku sedang hilang arah, jauh tersesat dalam tanya yang membuatku goyah." Jawabnya sambil menyatukan kedua tangannya, menyangga kepalanya dengan ringan. "Dan semua yang ku tertawakan adalah bagaimana bisa aku terlalu percaya diri? Sementara yang aku angankan selalu bermuara pada Omega itu, tanpa terkecuali." Sambungnya lagi sambil menertawakan dirinya.

The Selection | ZEENUNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang