Bab IIII

3.6K 395 118
                                    

"Ibu berfikir untuk mengajak Nunew untuk minum Teh bersama ketika Ayah pulang dari Gemini. Bagaimana menurutmu, Zee?" Pertanyaan sang ibunda membuat Zee yang tengah berbincang dengan Max menghentikan kegiatannya, ia mendongak menatap sang Ibu yang tengah memberikan senyuman terbaiknya, ibunya adalah Omega yang paling anggun dihidupnya, karena itu ia ingin mencari Omega yang seperti ibunya.

Max menatap kearah Zee bertanya apakah ia perlu keluar, namun Zee menggeleng dengan santai. "Ini ide yang buruk ibu," ujarnya tenang. "Bagaimana jika Omega lain mengetahuinya? Mereka mungkin akan iri dengan perlakuan ibu terhadap Nunew." Walaupun dapat membuatnya akan semakin dekat dengan Nunew, tapi ini bukanlah ide yang baik— ia tidak ingin antara kedua keluarga terlalu akrab, karena takut menimbulkan masalah lebih banyak dari rencananya membuat Nunew jatuh cinta.

Ia akan melakukannya dengan rencananya sendiri.

"Oh sayangku, kau tidak perlu takut. Kita akan melakukannya juga untuk kepada semua Omega yang akan menjadi calonmu," jawab sang ibu menenangkannya. "Lagi pula Ayah dan Ibu juga perlu melihat bagaimana setiap Omega untuk menilai mereka, bukankah begitu Max?"

Max yang dimintai pendapat mengangguk setuju. "Ide yang luar biasa, yang Mulia. Mungkin dengan seperti itu akan banyak hal yang bisa dipertimbangkan dalam memilih pasangan hidup untuk pangeran. Sebagai penerus Pentagon selanjutnya."

Ratu Leen tersenyum bangga. "Dengar, Zee. Max saja setuju dengan ibu!" Omega itu bersorak gembira lalu memutar tubuhnya semangat. Membuat dress yang dikenakannya bergerak mengikuti irama. "Ibu akan menemui Nunew sekarang! Kalian bahkan belum pernah bertemu kan? Ini akan jadi kesempatan yang bagus."

Kami semalam sudah bertemu bu.

"Melihat ibu bersemangat seperti ini membuatku curiga," ucap Zee yang membuat sang Ratu menatapnya bingung. "Ibu selalu bersemangat jika itu menyangkut Nunew, aku sempat berfikir bahwa rencana perjodohan ini sengaja dibuat untuk mengenalkanku dengan dia." Ibunya hanya banyak bercerita tentang Nunew, bahkan setiap harinya ada saja cerita yang baru didengarnya.

"Oh, tidak." Sang Ibu menggeleng kuat. "Namun, Ibu sedikit menaruh perhatian kepadanya. Maksud ibu— selain dia adalah anak dari teman lama ibu, dia tumbuh menjadi seorang Omega yang hebat."

Omega yang hebat? Ia tampak seperti Omega yang keras kepala. "Baiklah, kali ini ibu menang." Zee tidak ingin berdebat dengan sang Ratu, ia tahu ibunya selalu punya cara untuk menang terhadapmya, jadi dari pada mereka memperdebatkan hal yang tidak pasti ia memilih mengalah. "Ibu bisa mengatur acara minum teh bersama, aku akan mengikuti kemauan ibu."

"Luar biasa! Terima kasih anakku." Katanya bersemangat. "Ibu akan langsung menuju kamar Nunew! Baiklah silahkan lanjutnya pekerjaan kalian."

Begitu sang Ratu keluar dari ruangan, Max menatap Zee horor. "Wow, instingmu luar biasa." Ujar Max takjub, sebagai salah satu keturuan Alpha murni dari sang Ayah— kehebatan Zee dalam menyimpulkan sesuatu tampak tak pernah meleset. "Sepertinya ibumu memang sudah memilih Nunew untuk menjadi pilihannya." Sambungnya. "Berarti kau harus membatalnya rencana konyolmu itu." Katanya lagi dengan tegas.

Zee sedikit memikirkan lagi apa yang diucapkan Max, dan memang benar. Jika Zee nekat melanjutkan rencananya untuk mendekati Nunew dan sang Ibu mengetahuinya— tentu akan membuat sesuatu masalah lagi, sang ibu bisa saja menginginkan hal itu akan terjadi. Akan terjadi benturan pada dua klan, jika Zee meninggalkan Nunew begitu saja dengan memilih Omega yang lain.

Zee akhirnya mengangguk. "Ya, aku tahu," balasnya. "Tapi aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi, aku akan melakukannya semua dengan hati-hati dan rencana itu tidak akan aku batalkan," Zee tetap pada rencana awalnya, Omega seperti Nunew harus tahu bahwasannya sekuat apapun dia, ia tetap membutuhkan Alpha dan harus tunduk dengan Alpha. "Anak kecil itu, perlu sedikit pelajaran."

The Selection | ZEENUNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang