"Akhirnya kau keluar juga." Ucap Tutor tenang, lalu menutup pundak Zee. "Mana jubahmu?" Tanya Tutor lagi begitu melihat Zee keluar dari ruangan tidak mengenakan jubahnya. "Oh, yeah, mungkin di bawa oleh Nunew. Baiklah. Sekarang segera ke kamarmu, gantilah dengan pakaian yang baru, masih ada aroma Nunew disini." Sambung Tutor lagi dengan tenang.
Membuat Zee mematung ditempat. "Kau—"
"— ya aku tahu. Max tidak mencarimu, itu hanya akal-akalanku saja. Maafkan aku, sungguh tidak ada niat mengganggumu, Pangeran." Ucap Tutor, membuat tanda tanya dikepala Pangeran. "Tapi, para Omega mencarimu kesini karena melihat kau menuju ketempat ini. Aku takut mereka nekat mencarimu, jadi– yeah, maafkan aku, bung." Sambungnya lagi, membuat nafas Zee tertahan sejenak. "Aku tidak ingin Nunew mendapatkan kebencian lagi, Pangeran. Karena cukup adil bagiku, aku ingin melihatnya baik-baik saja setelah apa yang dilaluinya. Aku hanya berusaha menyelamatkan kalian berdua, karena aku tahu— tadi bukan dirimu."
"Maafkan aku.." hanya itu yang Zee ucapkan saat ini.
Tutor menggeleng. "Bukan salahmu, naluri Alpha mu memang sudah memilihnya untuk menjadikannya Mate, kan? Itu sudah naluri alami ketika Alphamu menemukan pasangan sejati. Tahan lah sedikit lagi." Balas Tutor. "Sekarang, buat Para Omega itu mengerti bahwa kau sudah memilih seseorang untuk dijadikan Permaisurimu. Kau tak ingin kejadian View kemarin terulang kembali kan?"
Maka Zee mengangguk mendengarnya.
"Bagus, setelah itu kita bisa lakukan pertemuan keluarga untuk mengumumkan Calon Ratumu."
Ya, tak ada waktu lagi.
______
Nunew terbangun telat dari pada biasanya, rambutnya tampak acak-acakan dan matanya agak bengkak. Nunew menurunkan pandangannya, dia menatap tanda merah yang tersebar di seluruh dadanya belum juga hilang setelah dua hari lamanya, oh Tuhan, ini masalah.
Alpha itu tidak menahan sama sekali.
Tulang selangkanya dipenuhi banyak tanda, yang sangat gelap berada di antara dada dan satu lagi di bahu kirinya. Yang membuat Nunew paling pusing adalah, terdapat sebuah tanda yang terletak tepat di titik feromon. Membuat aroma citrus bercampur sengan feromonnya, membuatnya tidak bisa, jika tidak teringat kejadian itu.
Hal-hal seperti ini dulu membuatnya mengernyit dan memutar matanya, menganggap sikap posesif para Alpha itu sangat bodoh. Jadi melihat tanda ini sangat menamparnya ketika dirinya lah yang menjadi lambang tanda kepemilikan, yang sudah diklaim oleh Pangeran Zee.
Nunew berhasil tunduk. Memohon dimiliki, jiwa Omeganya mengadu dan merengek minta di cintai dan Nunew tidak bisa menolak lagi.
Nunew perlahan mengisi bak mandi dengan air, lalu mulai melepaskan sisa pakaiannya dan masuk kedalam air yang membenamnya, Nunew memeluk kakinya dekat ke dadanya. Mengangkat tangan, dia menekan beberapa jari dengan lembut ke tanda di lehernya, merasakan sedikit rasa sakit mengalir dari sana. "Betapa cerobohnya kau!" Nunew merutuki dirinya.
Semua sudah berubah.
Perasaannya berubah.
Nunew mulai memiliki perasaan untuk Putra Mahkota.
Dan, lagi-lagi Nunew hanya bisa bersembunyi begitu lama di kamarnya. Mengurung dirinya. Lari lagi, menghindar lagi.
__________
Setelah dua hari, Nunew memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Setelah dua hari, akhirnya ia menghirup udara kebebasan dari kamar, Nunew menarik nafasnya berat. Ia berjalan menyisiri halaman belakang, niat hati ingin menemui Pangeran, karena mereka perlu meluruskan tentang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Selection | ZEENUNEW
Fanfiction"This isn't game anymore, Zee." Nunew Chawarin hanya ingin fokus membuktikan bahwa saat ini dunia tidaklah sama seperti fikiran kolot yang telah di tanamkan selama ratusan tahun- bahwa Omega berada pada bagian terbawah. Namun menjadi salah satu ora...