6# Serius?

99 11 1
                                    

Hmmmm, nyatain ngga ya..?

Kageyama masih kebingungan, padahal ia tau kalau Hinata juga suka padanya. Pada akhirnya ia memutuskan untuk menyatakannya.

"Hei, Hinata..." ,Hinata yang sedang mengobrol bersama Yachi tidak mendengarkan panggilan dari Kageyama yang persis seperti berbisik.

Melihat Hinata yang tertawa bersama Yachi membuat dadanya sedikit sesak.

Sudah ku duga, aku menyukainya.

Kageyama memang merasa sedikit kesal, tapi ia mencoba untuk menepikan pikiran bodohnya dan tidak menyerah.
Banyak kesempatan yang telah ia lewatkan saat ia ingin menyatakan perasaannya, entah itu di panggil Coach Ukai atau rasa malu yang begitu tinggi, jadi ia kabur dan masih banyak lagi. Tentunya ia merasa dirinya tolol.

Kageyama pantang menyerah dan membulatkan tekadnya untuk menyatakan perasaannya besok.

. . . .

Hinata merasa gugup dan juga bersemangat setiap kali ia berangkat ke sekolah. Apalagi saat latihan voli, karena ia akan selalu melihat Kageyama, orang yang ia sukai.
Sudah seminggu berlalu setelah sikapnya yang seperti ini. Sikapnya benar-benar jelas sampai Yachi pun tau kalau ia suka dengan Kageyama.

Aku ga sabar lihat Kageyama lagi hari ini.

Saat Hinata dan Kageyama selesai latihan voli di pagi harinya, Kageyama datang menemui Hibata di luar ruangan.

"Hei, kau ada waktu?" ,Hinata gugup dan telinganya sedikit memerah saat Kageyama mengajaknya berbicara duluan.

"a-ada.. Memangnya kenapa?" ,sahut Hinata yang terbata-bata membuat Kageyama senyum.

"Ah.. saat jam makan siang. Temui aku di taman." ,katanya sambil tersenyum.

"ngapain kau senyum senyum?" tanya Hinata yang kaget karena melihat senyum Kageyama yang tidak seperti biasanya. Kali ini senyumnya lebih normal.

"Gapapa."
"Bisa ngga? saat jam makan siang." ,lanjut Kageyama.
"Bisa."

. . . .

Menjelang jam makan siang, Hinata benar-benar gugup dan benar-benar tak bisa fokus dengan pelajaran yang sedang berlangsung. Yah, memang biasanya ga merhatiin juga sih.

Tapi kali ini yang ia pikirkan bukan voli, melainkan Kageyama!
Ia terus memikirkan, apakah Kageyama akan menembaknya? Ia tak ingin berharap tapi mau gimana lagi, udah terlanjur suka.

Jam istirahat makan siang berbunyi dan Hinata tersadar dari lamunannya. Ia langsung bergegas untuk ke taman yang ada di bawah.

Sesampainya disana, Hinata sudah melihat Kageyama yang sedang duduk di kursi taman.

Hinata memang gugup, tapi ia tetap berjalan ke kursi taman dan menghampiri Kageyama.

"...Jadi, kau mau ngomong apa?" tanya Hinata to the point.
"Duduk dulu." ,Hinata segera duduk di sebelah Kageyama.
"Hei tau ngga aku pernah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seseorang?" ,lantur Kageyama sambil menatap ke langit.

Hinata merasa sedikit sesak tapi ia menahannya. "Kenapa bahas beginian sama aku?"

"Kejadian itu sekitar 2 tahun yang lalu. Awalnya aku ga suka sama dia, tapi melihat sifatnya yang 11/12 sama aku, aku jadi tertarik."

Walau Hinata merasa sesak, tapi ia tak ingin mencela omongan orang yang ia sukai.

"Kok bisa ya ada orang yang sependek itu, terus aneh banget lagi sikapnya. Di pikir-pikir dia bener-bener ga mirip sama aku. Kadang teriak-teriak, mana kadang senyum gajelas, mana terlalu bersemangat lagi." lanjutnya.
"dan bisa-bisanya aku suka sama dia."

Hinata merasa iri dengan orang yang di sukai Kageyama. Dia merasa orang itu pasti mempunyai keberuntungan yang besar.
"Terus?"

ga peka bgt, gerutu Kageyama dalam hati.

"Ya cuma mau bilang gitu aja si, lagi orangnya ada di sampingku sekarang."

Hinata tercengang dan berusaha mengelola 1% sel otaknya yang mendengar omongan Kageyama barusan.

.
.
.
.
.
.

A.N : maaf, aku bener-bener jarang up karena banyakkk banget tugasnya tak terhingga sepanjang masa. Kalo lupa alurnya sorry ya, lagian alurnya acak2 juga jadi kalo lupa gapapa haha.

Oh what is it? | KageHina AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang