8# Drunk

96 9 2
                                    

Hari ini Hinata di ajak nongkrong sama Tanaka dan Noya, tapi ia harus meminta izin Kageyama dulu.

"Em... Kageyama.." kata Hinata ragu-ragu melihat Kageyama sedang sibuk mengerjakan tugas kuliahnya.

Kageyama menoleh dan membalasnya dengan senyuman hangat.
"Kenapa sayang?"

"Itu... Aku mau keluar sama Tanaka sama Noya.. ,boleh.. nggak?" Hinata menundukkan kepalanya karena wajah serius Kageyama saat ini.

"Keluar kenapa yang?"
"Ke resto aja, deket kok." Hinata berusaha meyakini Kageyama.

"Kamu mau minum-minum sama mereka ya Sho?"
Hinata terkejut karena Kageyama bisa menebaknya dengan tepat.

"Hehe... iya.. Tapi pulangnya gak malem-malem banget kok. Jam 9 malam aku udah pulang deh, srius." ,jawabnya sambil mengangkat tangan kanannya dan jarinya membentuk tanda V.

Kageyama berpikir sejenak untuk membiarkan si mungil cerobohnya ini keluar, takutnya gak pulang.
"Hm, yaudah. Janji ya jangan pulang malem? Kalo langgar ku lahap kamu."

"Iya janji!"

-Di resto Pak Somat-

"Hinata mentang-mentang udah punya ayang jadi jarang nongkrong." ,ledek Noya dengan bercanda.

"Iya nih, Kageyama pasti cinta mati sama bebebnya jadi ga dikasih keluar wkwk" ,sahut Tanaka.

Hinata yang geram mendengarnya langsung cemberut.
"Apasih nggak! Aku tuh jarang keluar karena banyak tugas kelompok! suer."

"Hahahahah" ketiga pemuda itu tertawa terbahak-bahak karena candaannya yang gak masuk akal.

Malam semakin larut dan entah sudah berapa botol sake yang telah mereka minum bersama. Handphone Hinata sudah berisik daritadi, mungkin ada lebih dari 100 miscall? Ah gatau, matanya buram dan kepalanya pusing. Ia tak menghiarukan panggilan tersebut.

"Hei.. Hinata, ayo minum lagi..." ,ajak Noya yang langsung tepar saat itu juga.

----

Kageyama sangat khawatir karena ia lupa menanyakan nama restorannya kepada Hinata tapi ia bilang restorannya dekat. Kageyama langsung keluar rumah guna mencari bininya yang lupa ini sudah jam berapa.

Setelah berjalan cukup lama, ia sampai di restoran Pak Mudik, tapi restoran ini sudah tutup. Satu-satunya restoran yang belum tutup pada pukul 11 malam ini hanya restoran Pak Somat. Kageyama bergegas kesana, takut bininya hilang.

Dan benar saja. Hinata, Tanaka dan Noya tepar di atas kursi bulat lebar tersebut. Terlihat jelas hanya mereka bertiga yang masih ada disana dan pelayannya sudah merapikan barang-barangnya tanda restoran mau tutup.

Kageyama langsung menghampiri Hinata, melihat wajah gemas mungilnya itu. Awalnya ia sangat marah kepada Hinata namun saat ini entah kemana hilangnya rasa marah tersebut.

Merasakan ada sesuatu yang mengelus kepalanya, Hinata mengerjap dan menyadari seseorang laki-laki tampan ada di depannya.
tipeku banget Hinata membatin.

"Sayang, ayo pulang." kata Kageyama dengan halus namun tegas.

Hinata mengenali suara itu dan menyadari kalau itu Kageyama. Ia terbangun dan langsung memeluknya.

Kageyama terkejut namun tetap merangkulnya kembali. Ia lekas mengajak Hinata pulang.

Diperjalanan pulang, Hinata tak banyak omong saat di gendong Kageyama. Kageyama berharap Hinata tidak lupa dengan konsekuensinya kalau ia pulang larut.

----

Akhirnya mereka sampai dirumah setelah melalui jalan yang cukup panjang. Salahnya tadi tidak membawa mobil karena panik mencari Hinata.

Kalau ada yang bertanya, mana Tanaka sama Noya? Ah... itu dia tinggal tadi karena males bawa pulang. Bebannya nambah, masih untung beban yang ini imut.

"ngghh..." Hinata mengerang dan membuka matanya, menyadari seseorang yang hendak berdiri dari sofa tempat ia tidur.

"Kageyama..."
"Hm? Kenapa sayang?" balas Kageyama tersenyum gemas.

"Kamu mau kemana?" tanya Hinata sambil mengusap matanya.

"Aku mau ke toilet bentar yang, kebelet." balas Kageyama hendak pergi ke kamar mandi, tapi tangannya segera ditahan Hinata.

"Jangan pergi..."

aduh imut banget gila ga kuad, tapi kebelet anjir gimana ini, Kageyama membatin.

"Aku ke kamar mandi dulu ya, bentar aja. Sumpah." Kageyama berusaha meyakinkan Hinata yang sudah merengek di depannya.

Kageyama ingin menemani Hinata di sofa tapi ia benar-benar harus ke toilet kali ini.
Saat Kageyama berjalan satu langkah, Hinata langsung memeluk pinggangnya dari belakang. Kageyama tak bisa melawan tapi ia tetap melepaskan tangan Hinata dari pinggangnya dan lari ke toilet.

----
"Huft.. akhirnya." Kageyama yang baru saja keluar dari WC langsung menghampiri Hinata yang meringkuk di sofa, menenggelamkan kepalanya di atas bantal.

pfft.

"Sho.. kenapa sayang?" tanya Kageyama menahan ketawanya.

"Aku benci Tobio!"

"Tobio lebih milih toilet daripada aku, aku ga kenal kamu lagi." ,balas Hinata sambil melihat kearah nya dengan cemberut.

Gemes! Lucu banget. Liat dia marah pas mabuk gini gemesin banget. Kageyama membatin sambil menahan tawa.

"KOK KETAWA SII, AKU LAGI NGAMBEK!" ,teriak Hinata sambil melemparkan bantal sofa ke tengkuk Kageyama yang sedang tertawa membelakangi Hinata.

Kageyama duduk di sisi sofa lainnya, "Sho kejauhan, mau kesini ga duduk disamping ku?"

Hinata tak langsung menjawab, tapi ia menatap Kageyama dengan intens sebelum akhirnya ia bergerak ke sisi sofa lain, tempat Kageyama duduk.

"Yang aku bilang tadi boongan. Sho sayang Tobio." ,ucap Hinata dengan volume kecil.

Wow ini luar biasa. aku ga mimisan kan?


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oh what is it? | KageHina AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang