7# Warm

105 7 3
                                    

Melihat hinata yang gugup, Kageyama mengerti dan diam sejenak

Hinata akhirnya paham maksud kageyama dan butuh waktu 5 menit untuk mencerna kata-kata nya

"k-kau... beneran suka aku?"
"iya."
"aku? Hinata Shoyo?"
"Iya."

Hinata merasa sangat senang sekarang. Gimana dia bisa gak senang kalau orang yang ia sukai menyukainya balik?? Bukankah ini termasuk keajaiban?

Kageyama melihat Hinata hanya diam jadi ia memutuskan untuk memulai percakapannya kembali.

"Kau gamau gitu, jadi pacar ku?"
kata Kageyama dengan telinga memerah.

Hinata benar-benar tak bisa berkat-kata lagi. Ia merasa lebih gugup karena Kageyama menatapkan dengan intens.

"heem.." gumam Hinata.
"heem apa?"
"iya aku mau jadi pacarmu!" teriaknya kepada Kageyama saking malunya.

Kageyama merasa tak percaya Hinata akan menerimanya begitu saja. Ia terdiam sejenak lalu memeluk Hinata.

"Makasih..." Hinata tersenyum mendengar seseorang seperti Kageyama melontarkan kata-kata seperti itu.
"hm" jawab Hinata.

"Kageyama... kau memang bertingkah seperti orang yang paling dingin kepadaku.."
"Tapi kau tetap memberiku pelukan yang terhangat!" lanjut Hinata. Kageyama sangat terkejut dan membuat wajahnya menjadi memerah. Ia memeluk Hinata dengan erat.

"diam.. bodoh.." Kageyama mengatakan dengan nada halus yang tidak seperti Kageyama.
"iya.." balas Hinata sama gugupnya dengan Kageyama.

Hari itu pada tanggal 15 Maret, menjelang musim semi. Hari dimana kedua sejoli itu mulai menjadi sepasang kekasih.

 Hari dimana kedua sejoli itu mulai menjadi sepasang kekasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr : tsukkishookt on Insta


***

Di hari yang sejuk pada bulan Januari, berakhir sudah kisah panjang yang Hinata ceritakan pada Miwa.

"BWAHAHAHAH, serius Tobio bilang gitu? HAHAHHAHAH!" Miwa tertawa terbahak-bahak sampai terdengar keluar.

"Hei jangan keras-keras ketawa nya ntar Tobio denger." Hinata panik takut kekasihnya itu mendengarnya.

"Ah iya sorry.. habisnya ngakak banget, sulit di percaya."
"Eh udah malem aja, kalo itu aku pulang dulu ya, Tobio rencana nginep di sini kan?" tanya Miwa sambil membereskan barang-barangnya.

"Iya dia nginep disini." sahut Hinata.
"Kalo gitu aku pulang dulu ya, Jaa!" Miwa lantas berjalan keluar dan berpapasan dengan Kageyama.

"Hey, hati-hati ya kalo lagi 'itu' jangan terlalu intens ntar suaranya kedengeran sampe ruang tamu" ,ucap Miwa berniat menjahili Kageyama.

"Udah sana pergi, ngeselin lo bajeng" Kageyama benar-benar kesal dengan mahluk yang satu ini dan menyuruhnya untuk cepat pergi.

Miwa lalu pergi dan tertawa, tawanya terdengar sampai di dalam rumah.

"Miwa kenapa?" tanya Hinata kepada Kageyama yang baru saja datang dari luar.

"Gatau, gila kali." balas Kageyama yang sedang kesal tapi berusaha melembutkan nada bicaranya.

"Dih, masa kakak sendiri di bilang gila."

Kageyama tak tau bagaimana membalas perkataan Hinata, jadi ia mengganti topiknya.

"Yang, udah makan belum?"
"Ya belum lah, bodoh."
"kita makan di luar aja gimana?" tanya Kageyama kepada Hinata.
"Ngga ah, makan dirumah aja hari ini, di luar dingin."
"Hm, iya juga sih." ,balas Kageyama
"Hari ini makan karaage aja gimana, aku buatin." ,kata Hinata sambil beranjak bangun.
"oke."

Hinata lalu pergi kedapur untuk melihat bahan makanan yang ada di kulkas. Ia menyadari kalau ternyata stok daging ayam di rumah sudah habis jadi ia berencana untuk membelinya saat ini juga.

"Tobio, temenin ke supermarket buat beli daging ayam." Hinata berkata kepada Kageyama yang sedang duduk di sofa.
"Aku aja yang beli, Sho. Di luar dingin." ,jawab Kageyama memikirkan kalau sekarang masih musim dingin.
"Yauda beliin daging ayam nya ya, udah tau kan daging ayam mana yang biasa aku beli?"
"udah" jawab, Kageyama lalu bergegas pergi ke supermarket.

Tiba di supermarket ia lantas bertanya kepada salah satu staff disana, dimana tempat daging ayam. Sejujurnya Kageyama sangat jarang pergi ke supermarket, ia hanya kesini untuk membeli susu atau pergi bersama Hinata, itupun jarang.

Banyak stok daging ayam disana, bermacam-macam jenis nya honnga membuat Kageyama bingung. Ia mencoba mengingat-ingat produk yang biasa Hinata beli. Seingatnya, di kemasan produk itu ada kata "flour" itu saja.

Ia melihat kemasan dari seluruh produk yang ada dan hanya ada 1 produk yang berisi kata "flour" jadi ia membelinya.

Ia lantas bergegas pulang karena takut Hinata menunggunya terlalu lama, sejujurnya, ia sudah berada disini selama 1 jam atau mungkin lebih, hanya untuk mencari produk yang tepat.

Sesampainya dirumah, ia telah di tunggu oleh Hinata di ruang tamu.
"lama banget" gerutu Hinata.
"maaf Sho, habisnya ini banyak banget produk dagingnya, aku bingung." ,balas Kageyama merasa bersalah.

"yauda gapapa, mana daging ayamnya? aku mau langsung masak" mendengar perkataan Hinata, Kageyama lantas memberikan daging ayamnya kepada Hinata.

Hinata tersenyum melihat kantong plastik berisi kemasan daging ayam itu.
"Hehe, iya bener yang ini. Pinter juga kau" Hinata tersenyum sambil mengelus kepala Kageyama dengan berjinjit.

Kageyama merasa senang walau hanya hal kecil. berguna juga aku pake sel terakhir dari otakku. Pikir Kageyama sambil tersenyum dengan bangga.

Malam itu, ruang makan di rumah Hinata di penuhi kehangatan dan canda tawa dari kedua pasangan yang sedang mengobrol santai selesai memakan karaage buatan Hinata.






**Karaage, adalah teknik memasak ala Jepang di mana berbagai jenis bahan makanan lebih sering ayam, juga daging, atau ikan digoreng rendam dalam minyak yang banyak.

A/N : aw berderai air mata. menulis ini saya jadi semakin merasa single.

Oh what is it? | KageHina AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang