"Makan sarapan mu kita bisa terlambat Benji, papa sudah bilang jangan tidur larut... kapan kau akan menurut"
" iya iya nanti malam nggak lagi deh, pa aku minta jajan"
Repotnya punya anak remaja.
"Ini"
"Asyik...."
Benji kegirangan papa nya memang memanjakan dirinya.
"Aku pergi dulu"
"Eh eh kan pergi sama papa"
"Tidak.... aku pergi sama teman teman"
Ia menggelengkan kepala salahnya terlalu memanjakan pelayan ikutan sibuk beres beres.
"Biar saya saja tuan nanti anda pula yang terlambat"
"Tolong ya bik, ya tuhan sudah jam segini"
Jake bergegas pergi ia memang terlambat sampai ia melewatkan rapat ia menghadap atasanya.
"Ini sudah ke sekian kali, oh ya mulai Jake mulai besok aku tidak akan disini lagi akan ada pemilik baru"
Jake mengangguk paham ia lalu di perintahkan kembali ke ruangan nya seharian Jake sibuk ia juga lembur dan Benji tidak suka jika Jake lembur.
Jake mengusak rambut benji hari sabtu dan minggu adalah hari khusus untuk Benji jadi seharian ayah dan anak menghabiskan waktu.
"Papa heran kenapa suka sekali dengan kartun"
"Lucu pa, emangnya papa nggak pernah nonton kartun?"
"Papa di sibukkan dengan sekolah dan kegiatan belajar, jadi jarang sekali yang nama nya nonton boro boro nonton kartun, habiskan sarapan mu udah tidak enak kan kalau lembek"
Benji menganggul imut Jake tersenyum melihat tingkah anak semata wayang nya yang manja nya nggak ketulungan.
"Papa ayo jalan jalan keluar"
"Benji, papa sedanf mager rencana nya hanya bergulung di dalam selimut hari ini dingin sekali"
"Ih papa belum mandi, mandi dulu baru ikutan"
Jake mencebik ia berjalan ke kamar pelayan hanya terkekeh melihat keduanya, Jake baru selesai mandi ia menatap perutnya ada bekas jahitan Jake tersenyum namun segera hilang mengingat perceraian nya karena suami nya tidak menginginkan anak terakhir Jake dengar mantan suaminya menikah lagi.
Benji masuk ia lihat wajah sedih Jake ia memeluk Jake dari belakang.
"Papa jelek kalau sedih"
Benji usil ia mengambil handuk dan kabur.
"Hei anak durhaka"
Terdengar tawa Benji yang keras.
"Ku kutuak kau jadi batu ya"
Tawa Benji malah makin keras namun Jake tersenyum Benji tahu membuatnya bahagia.
Ada pesan dari Benji saat Jake keluar menemui teman nya memintanya pulang ia heran tidak biasanya mereka kali ini ada janji masing masing dengan teman nya di hari miggu, Jake menelpon Benji.
"Papa akan segera pulang"
"Ya papa cepatlah"
Jake pamit dengan teman teman nya ia segera pergi dan pulang dengan taksi, depan rumah terparkir mobil mewah Jake tidak kenal mobil siapa ia bergegas masuk dan Jake serasa terkena serangan jantung melihat tamu nya.
"Kau"
"Halo Jake"
"Bik bawa Benji ke kamar"
"Ya tuan"
Pelayan itu membawa Benji kekamar Benji yang ia juga tidak suka dengan sosok yang datang mencari diri nya dan Jake.
"Apa yang kau inginkan?"
"Apa itu?"
"Ya itu dia, kenapa?"
"Ia sudah sangat besar"
"Jika kau ingin basa basi sebaik nya kau pergi dan jangan pernah kembali lagi, bukan kah kau tidak menginginkan nya dulu?"
"Jake aku mau mengajak mu rujuk,
"Seharusnya kau lakukan itu lima belas tahun yang lalu, pergi"
Jake menatap kepergian nya sungguh saat ini Jake merasakan sakit di dadanya.
"Kau sejak tadi masam saja, bertengkar lagi dengan papa mu?"
Benji menggeleng ia letakkan dahunya ke meja.
"Ayah datang semalam"
"Ayah..... ayah kandung mu?"
"Ya, aku juga terkejut saat pulang kemarin dan papa mengusirnya aku dapat dengar dari kamar... aku sudah menduganya"
"Itu tiba tiba sekali sejak kau lahir dan sampai sekarang tiba tiba muncul untuk rentang waktu selama itu"
"Aku tidak mau ia mengacau hidup kami terutama papa, kasihan papa namun aku tidak tahu alasan nya datang"
"Bagaimana jika ia datang untuk kembali bersama mu atau mengambil mu dari papa mu, kau masih lima belas tahun Benji"
Benji mengangkat kepala nya.
"Aku tidak mau.... aku hanya mau tinggal dengan papa dan aku tidak akan meninggalkan papa yang sudah berjuang selama ini Noah, aku akan pastikan itu"
Noah terkekeh melihat semangat Benji kembali.
"Kau menggemaskan"
"Kakak itulah alasan kita pacaran"
"Oh ya, apa kau sudah memberitahu papa mu mengenai kita?"
Benji mengerucutkan bibirnya ia menggelengkan kepala ia takut papa nya akan melarang nya pacaran dengan Noah.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rujuk (End)
Randomia membesarkan anak nya sendiri dan sudah lama sekali sendiri hingga masa lalu nya muncul di depan pintu mengajak rujuk.