Hari ini tanggal 13 Agustus, Winter mengunjungin makam Jaemin untuk merayakan ulang tahun Jaemin. Winter membawa cake kecil serta sebuah lilin. Itu adalah kue stroberi, mungkin Jaemin membenci semua olahan makanan yang mengandung stroberi, namun hal itu tidak berlaku pada kue stroberi buatan Winter, Jaemin suka, dia menyukai kue buatan gadisnya.
"Haloooo Jaemin, hihihi aku akhirnya bisa kesini." Ucap Winter begitu sampai di gundukan tanah tempat Jaemin tertidur dengan tenang.
"Tau ga tadi aku sempet takut, aku takut ga bisa dateng kesini karena aku masih kebayang sama kamu, keluarga aku juga ngelarang aku datang sendiri, tapi ya masa aku mau pacaran ada yang ngintilin, ga mau dong!." Winter berbicara sambil menatap lekat batu nisan bertuliskan nama Kekasihnya itu .
"Oh iya! Aku bawa Cake stroberi, ini aku yang buat loh! Kesukaan kamu, buat rayain ulang tahun kamu!, kita nyalain lilin nya yaa" Winter mengeluarkan Cake dari kotak kue yang Ia bawa, dia memasang kan lilin diatasnya lalu menyalakan lilin kecil itu.
"Taraaaaa, okeee sekarang kita nyanyi dulu 'selamat ulang tahun kami ucapkan, selamat sejahtera kita kan doakan, selamat tidur panjang dan mimpi indah, selamat ulang tahun dan bahagiaaa' yeeeeeeee" Winter menyanyikan lagu untuk Jaemin sambil bertepuk tangan layaknya anak kecil yang sedang merayakan ulang tahun temannya
"Okeeee sekarang waktu nya tiup lilin, tapiiii make a wish dulu yaaa"
Winter menutup matanya, mengepalkan keduatangannya didepan dadanya
'Semoga kita ditakdirkan bersama dikehidupan selanjutnya, dan kalau bisa, aku saja yang pergi terlebih dahulu, karena saat kamu pergi aku tak tau harus pulang kemana, rumah ku sudah tiada'
"Jaem,, gawat, ini kalo aku buka mata bisa banjir bandang woy hahahaha, ini gimana nih, aku mau nuip lilin ga bisa ih soalnya nutup, iiih sebel"
Tes
"Eh?"
Satu air mata Winter terjatuh tanpa permisi, sepertinya satu tetesan air mata itu tak sendirian, karena selanjutnya tetesan air mata winter semakin deras berjatuhan. Masih dengan menutup mata Winter menghapus air matanya, dia letakkan kue yang ia bawa ke tanah yang dia rasa rata.
"Aduuuuh kok nangis sih, ih ga boleh kata Jaemin aku Jelek klo nangis huh"
Air matanya bukan berhenti malah semakin deras mengalir
"Aku kenapa sih?"
Dirasa air matanya tidak kunjung berhenti dengan mengusapnya, Winter mulai memukul ke kepalanya dengan kedua tangannya
"Ga boleh nangis!, berhenti! Udah! Jangan nangis!"
Kata itu terus berulang, dan pukulan tangannya tak kunjung berhenti juga, apalagi tangis nya, air matanya semakin deras mengalir sampai menetes dan membasahi tempat peristirahatan Jaemin.
"Eh"
Kedua tangan Winter dicekal oleh seseorang, akhirnya winter membuka matanya dan melihat siapa orang yang menghentikannya
"Jaem
Ian?"
Dia Jaemian, kemabaran Jaemin
"Jangan di pukul, nanti sakit"
Jaemian melepaskan tangan Winter, Winter buru buru mengusap Air matanya dan bersikap bahwa tidak terjadi apa apa
"Eh mau ketemu Jaemin juga? Ooh Mau ngerayain ultah bareng?, aku udah kok, silahkan"
Jaemian hanya dia sambil menatap Winter yang membereskan barang barang nya
"Eh kamu juga ulang tahun ya?"
Winter kembali membuka kue yang sudah dia masukkan ke dalam kotak kue, memasang kembali lilinnya dan menyalakan lilin itu
"Selamat ulang tahun Jaemian" ucap Winter sambil tersenyum dan membawa kue berlilin kecil yang menyala
'Maaf kan aku Tuhan, tapi sekali saja, biarkan aku melihat Jaemin pada diri Jaemian, biarkan aku melihat Jaemin meniup lilin dihari ulang tahunnya untuk terakhir kali, maafkan aku Jaemian'
Fuuuh
Lilin tersebut mati, Jaemian telah meniupnya
"Yeay, oh iya ini buat kamu aja gpp" Winter kembali memasukkan kue itu kedalam Kotak nya dan menyerahkannya kepada Jaemian.
Bukannya mengambil kue yang diberikan Winter, Jaemian malah menatap lekat Winter
"Winter, dari 1 sampai 100%, seberapa mirip muka ku sama Jaemin?"
"Eh? Tiba tiba?"
"Berapa?"
"Euum karena kalian kembar identik, 99%?, kenapa?"
Winter nya kembali bertanya, namun Jaemian masih diam."Winter?"
"Iya?"
"Mau perpisahan terakhir dengan Jaemin?"
Winter bingung, dia tak paham dengan maksud Jaemian
"Ha? Apa sih Jaem?"
"Anggap aku Jaemin dan buat perpisahan terakhir kamu ke Jaemin, sampaiin semua yang kamu pendam selama ini, jadiin aku Jaemin dan keluarin semuanya"
"Jaemian ini gak lucu ya"
"Kamu ga mau ngomong apa apa sama aku Minjeong?" Ucap Jaemian sambil membuka kedua tangannya, menatap lekat Winter sambil tersenyum, tatapan Jaemian persis seperti tatapan Jaemin menatap Winter, tatapan seseorang yang sedang melihat semestanya.
Winter membeku, 'minjeong' itu adalah nama yang biasa Jaemin gunakan untuk memanggilnya, dan tatapan Jaemian, itu adalah tatapan sebagaimana Jaemin selalu menatap nya, lagi, air matanya kembali keluar tanpa permisi.
Masa bodoh dengan kue yang dia bawa, kotak kue itu telah terjatuh setelah Winter melepas genggamannya dan memeluk Jaemian dengan erat
Kedua tangannya melingkar dengan erat di leher Jaemian, Winter sampai berjinjit untuk menggapai nya
"Kenapa? Kenapa kamu pergi tapi gak pamit?, Kenapa harus kamu? Kenapa harus kamu yang pergi lebih dulu?, aku harus pulang kemana Jaem? Kamu rumah aku, kalo kamu pergi aku pulang kemana!, rumah aku udah ga ada! Ga ada!. Aku ga tau gimana tanpa kamu Jaem, gak pernah sedetik pun aku ga kepikiran soal kamu!. Sakit Jaem! Sakit banget rasanya!Aku,, Aku sayang banget sama kamu Jaem"
Tangis Winter pecah, dia memeluk erat Jaemian sambil menangis dan berfikir bahwa itu adalah Jaeminnya
Tak lama tiba tiba Winter terbatuk batuk karena tangisnya, Jaemian melepas pelukan mereka dan mendudukan Winter.
"Terimakasih Jaemian"Ucap lemah Winter karena kelelahan menangis.
"Sama sama" balas Jaemian sambil mengelus lembut kepala Winter guna menenangkannya.
Ini cuma cerita yang muncul karena dengerin lagu yg tiba" bawang, sorry bgt buat yg mungkin nunggu cerita sekertaris lanjut tapi malah bukan up sekerteris😭
Btw maaf kalo ada typo✌
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKERTARIS
FanfictionKaterina Anatasia seorang siswi SMA kelas 2 semester 1 yang sedang menikmati masa SMA yang tenang bersama teman temannya, menjalani kehidupan sekolah yang sederhana, dia mungkin tidak poluler dan dikenal semua siswa, namun namanya selalu terpampang...