Riga dan Cyra sudah ada di cafe yang terletak disebrang sekolah mereka. Bum ada yang berbicara. Riga memberikan waktu untuk Cyra menenagkan diri.
Tidak tau apa yang terjadi antara Cyra dan pak Damar di kelas. Yang Riga tau perkataan Pak Damar berhasil membuat gadis didwpannya menangis cukup lama.
Menyadari menjadi pusat perhatian beberpa orang yang ada disana. Riga memberanikan diri mengajak Cyra berbicara.
"Lo gapapa?"
Hanya pertanyaan itu yang keluar dari mulut Riga. Ia tidak tau harus menanyakan hal apa.Cyra hanya menganggukan kepalanya.
"Kalo lo gak bisa ngajarin gue hari ini gak masalah"
"Eng..ga.. gue bisa" Cyra mengangkat kepalanya dan meliat kearah Riga
" mulai dari mana?" Riga mengeluarkan beberapa buku pelajaran yang sudah Ia persiapkan.
" lo gak bisa semuanya?" Cyra mengamati buku pelajaran yang Riga keluarkan dari tasnya.
Semua adalah pelajaran wajib yang harus dipelajari di Jurusannya.
Mendengar pertanyaan Cyra, Riga hanya memberikan senyuman singkat." kalo gini gue juga bingung mau ngajarin lo dari mana. Materi mana yang paling lo ga bisa?"
Riga menunjuk 2 buku
" Sejarah sama Geo? Lo serius ga bisa? Kalo Ekonomi?"
" gue ga bisa apalan. Mending ketemu angka"
" yaudah, lo tandain materi mana yang susah diapalin. Nanti gue bantu buat rangkumannya"
"Sekarang?" Tanya Riga
" gausah, tandain dirumah aja gue mau pulang. Besok lo kasih ke gue"
Riga langsung memasukan bukunya lagi kedalam tas.
"Lo pulang naik apa?"
" paling nunggu supir. Kalo engga naik taxi"
" gue anter aja"
" eh gak perlu. Gue ngerepotin lo"
"Engga. Ayo, keburu hujan"
Riga menunjuk keluar Jendela, terlihat awan berwarna abu-abu.Riga sudah naik diatas motor, menunggu Cyra yang masih kesusahan membuka pengait helmnya.
"Sini.." Riga langsung mengambil alih helm dari tangan Cyra. Riga berhasil membuka pengait helm
"Majuan.." perintah Riga. Cyra pun maju mendekat kearah Riga
"Buka helm aja ga bisa"
Riga langaung memasangkan helm di kepala Cyra."Ih, gue bisa pasang sendiri"
"Udah buruan naik"
Riga lansung menyalakan motornya. Dengan cepat Cyra memposisikan diri duduk di jok motor Riga.
Motor berjalan menyusuri jalanan. Banyak orang yang sudah bersiap dengan mengenakan mantel. Karena langit semakin mendung.
" mau pake mantel dulu?" Ucap Riga sedikit berteriak
"Engga usah, ribet. Udah ngebut aja biar gak kena hujan"
" yaudah pegangan"
"HAH?! Lo ngomong apa?"
"Pegangan yang kenceng"
Riga langsung menarik gas motornya menjadi lebih kencang. Hal itu berhasil membuat Cyra terkejut dan mengeratkan pegangannya di Pinggang Riga
"RIGA!!! PELAN-PELAN"
Sepanjang perjalanan Cyra terus berteriak karena Riga tidak juga melambatkan laju motornya
" Gue masih mau hidup, RIGA!!"
" RIGA berhenti!!"
" Sumpah RIGA!!!"sepanjang jalan Riga hanya tersenyum mendengar gadis dibelakangnya berteriak. Bagi Riga hal ini biasa. Motornya juga tidak melaju terlalu kencang.
Karena saat diarena balap laju motornya bahkan lebih cepat. Kecepatan motornya saat ini belum ada apa-apanya.
Hujan mulai turun dan membasahi jalan. Riga menepikan motornya disebuah minimarket. Riga melihat seragam yang dikenakan Cyra basah terkena hujan. Membuat seragamnya kini sedikit menerawang
"Pake" Riga menyodorkan Jaket yang baru saja Ia lepas. Walaupun basah, setidaknya bisa menutupi seragam Cyra
"Buat apa ih, basah Riga"
"Seragam lo..." tangan Riga menunjuk kearah seragam Cyra, namun pandangannya melihat ke objek lain. Menyadari hal tersebut, Cyra langsung menggunakan Jaket Riga.
"Makasih Jaketnya"
"Mau nunggu, atau langsung?"
"Em, gue ikut lo aja"
"Tunggu hujan reda. Taku lo sakit"
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
SERAGAM INI MENGGANGGU (EXO TREASURE)
Fanfictionpenasaran gak sama kisah anak SMA satu ini? gak bakal ada yang percaya seorang gadis bernama Ascyra Kalista keliatan kalem di sekolah, kalo udah diluar berubah 180° "saya gak minat sama anak kecil" " Pak Damar yakin?" "gue gak nyangka itu lo Ra" "...