46. Bertemu

413 24 0
                                    

.
.
.

"Nggak nak.. Bunda gak papa kok Bunda hanya kecapean aja".

Daren bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju ruang tamu.

"Udah berapa kali Daren bilang, jangan pernah membuat Bunda meneteskan air matanya hanya karna ucapan busuk Oma!!!". Ujar Daren berhadapan dengan Omanya yang sedang membaca koran.

"Menangis? Ada apa? Kapan Oma membuat Bunda kamu menangis?".

"Ck! Udahlah Oma, Daren tau kalau Oma selalu ungkit masa lalu Bunda kan? Seharusnya Oma bersyukur yang jadi istri Ayah itu Bunda Vony...".

"...Bukan wanita pilihan Oma yang sekarang jadi pelacur itu!!!".

"Daren cukup!!!". Jawab Oma Ratih meletakkan korannya.

Daren hanya menarik sudut bibirnya menatap Omanya itu. "Jika sekali lagi Daren lihat Bunda Vony menangis lagi, Daren akan bawa Bunda keluar dari rumah ini".

Vony yang melihat dari balik pintu kamarnya menatap Daren yang sangat peduli sangat menyayangi dirinya. Anak yang dia kandung dulu sekarang sudah bisa melindungi dirinya.

Daren langsung pergi dari hadapan Oma Ratih sedangkan Oma Ratih hanya bisa terdiam dibuatnya.

•••••

"Mah Pah, masih inget gak sama Galvin tetangga kita dulu waktu di Bali?". Tanya Raina saat semuanya sarapan.

Lea dan Leon berfikir sejenak. "Galvin... Galvin... Ohh yang deket banget sama kamu itu kan nak?". Jawab Lea.

Raina mengangguk. "Iyaa Mah. Mama inget kan".

"Inget dong, dia kan sering main kerumah sama kamu. Emang kenapa?".

"Kemarin Raina liat Galvin tanding futsal sama tim nya bang Anrez di EHS. Yaa kan bang?". Raina menyenggol sikut Anrez yang sedang minum.

"Eh.. Iyaa iyaa". Spontan Anrez.

"Berarti dia tinggal di Jakarta juga?". Kata Leon.

"Kayaknya sih gitu Pah. Dia sekolah di SMA Garuda".

Leon hanya mengangguk karna Leon tidak begitu senang saat Raina dulu sangat dekat dengan Galvin sehingga kedekatan mereka membuat Raina sempat tenggelam di danau.

"Udah yuk Rain brangkat". Ucap Anrez mengajak Raina.

Setelah Raina dan Anrez sudah keluar dari area Anderson, Lea menatap Leon yang sedang memakai jasnya.

"Pah.. Galvin sekarang ada di Jakarta. Otomatis Galvin sama Raina pasti bertemu. Papa bisa kan lupain kejadian beberapa tahun lalu itu?".

Leon berdiri lalu menatap istrinya itu. "Putri Papa satu satunya hampir tidak selamat karna dia. Bagaimana mungkin Papa bisa lupakan kejadian itu!! Apalagi orang tua dia menyalahkan Raina...".

".... Itu akan selalu Papa ingat".

"Maaf yaa.. Mama hanya ingin kita bisa berdamai dengan kejadian itu. Karna kejadian itupun tidak sengaja kan Pah".

Leon hanya mengangguk lalu pergi dari hadapan istrinya.

•••••

Saat perjalanan menuju EHS, terlihat jalan raya sedang ramai hingga membuat kemacetan.

Tiittttt

Tiiitt

Brum

Brum

Tiittiittt

Para pengendara membunyikan klakson mereka untuk menghentikan kejadian didepan.

"Apaan sih masih pagi udah ribut aja". Ucap Anrez kesal.

Leader GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang