DBS-9

451 83 9
                                    

Tatapmu membakarku
Suaramu menuntunku pada muara indah itu

Tapi ....
Akhir apa yang akan kita punya ketika aku dan kamu tahu ini hanyalah kesalahan semata kala aku jemu?

🔥

Fayre mendesah panjang dalam perjalanannya menuju loker untuk berganti pakaian. Gadis itu tak percaya sudah berciuman dengan atasannya dan sedikit mewujudkan imajinasi liarnya selama ini. Karena bersama Andreas, Fayre tak pernah dibiarkan memimpin. Hal itulah yang membulatkan tekad Fayre untuk menjadi gadis yang penurut. Selama ini sisi liarnya nyaris mati, tetapi dengan mudahnya Rudin membangkitkan itu. Laki-laki itu menyerahkan diri tanpa perlawanan, membuat Fayre yang sedang butuh hiburan mendapatkan angin segar luar biasa. Yang lebih membuat Fayre kesal, ia sama sekali tidak menyesal, malah menikmatinya. Ia tengah berpikir apakah besok akan mampir lagi ke kamar Rudin untuk mendapatkan sebuah ciuman basah.

"Kamu gila, Fayre. Benar-benar gila."

Gadis itu menepuk-nepuk dahinya sendiri, berusaha mengendalikan pikiran liar yang enggan pergi sejak tadi.

"Fayre? Kamu masih di sini?"

Wajah Fayre seketika kaku mendapati Noah baru saja keluar dari loker laki-laki. Dari banyaknya orang yang bisa saja ia temui, Fayre heran kenapa harus Noah yang muncul. Dengan begini, laki-laki itu akan segera mengetahui alasan Fayre masih berada di hotel.

"Sekarang aku akan berganti pakaian dan pulang, Noah."

Fayre hendak mengabaikan Noah dan segera masuk ke loker wanita, tetapi sahabatnya itu tentu saja tidak akan mempermudah Fayre. Noah memegangi kerah atasan Fayre, menahan langkah gadis itu dengan seketika.

"Kamu kira bisa kabur, Fayre? Ke mana saja kamu dari tadi? Jangan bilang kamu lembur, karena aku tidak melihatmu di sepanjang koridor hotel ataupun di kantor."

Masih ingin menyembunyikan rahasia itu, Fayre memasang senyum lebar.

"Aku hanya ada di suatu tempat tadi. Itu saja, Noah."

"Kamar nomor berapa?"

"Apa?" Fayre terkejut pada pertanyaan Noah.

"Kamu ada di kamar nomor berapa tadi? Biar kucari tahu siapa yang menghabiskan waktu denganmu."

Sepertinya Fayre tidak bisa terus-terusan mengelak. Noah adalah asisten manajer front office. Tentu saja laki-laki itu punya wewenang untuk memeriksa nama dan identitas orang-orang yang menginap di hotel itu. Fayre hanya tidak siap melihat reaksi Noah yang sudah pasti menggila jika mengetahui bahwa kebiasaan buruk Fayre kali ini muncul lagi.

"Laki-laki? Wanita?" Lagi, Noah mencari tahu.

"Astaga, Noah, itu bukan hal yang penting."

Fayre mendorong sahabatnya untuk menjauh, sedetik kemudian laki-laki itu kembali mendekat setelah menemukan keanehan pada diri Fayre. Gadis itu memasang tatapan curiga saat Noah belum juga mengatakan apa-apa.

"Fayre, kita mengenal sejak lama. Tidak ada yang bisa berbohong di antara kita. Jujur padaku, kamu melakukannya dengan siapa?"

"Apa maksud—"

"Ini. Maksudku ini."

Noah menyentuh pinggiran bibir Fayre yang pewarnanya tidak rapi. Gadis itu sontak menepis tangan Noah, lalu menggosok-gosok pinggiran bibirnya demi melenyapkan bukti tersebut.

"Ini hanya bekas soda."

"Heh, kamu kira itu akan berhasil menipuku? Cepat katakan, siapa orangnya? Mengapa dia sangat berani memaksamu?"

Duda Blok SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang