07. Salah Mulu

37 6 7
                                    


"Suho! Suho tunggu dulu" panggil Jisoo berdiri didepan Suho

"Hm?"

"Please kamu dengerin penjelasan aku ya soal kemarin. Aku minta maaf, aku gak pernah ada maksud buat manfaatin kebaikan kamu. Please?" Jisoo memohon dengan kedua tangan mengepal didepan dada seraya memejamkan mata

"Iya aku maafin. Aku kemarin cuma emosi aja karna kamu tiba-tiba pergi"

Jisoo tertegun kala mendengar tutur Suho apalagi sekarang cowok tampan dan juga ramah itu memegang kedua tangannya. "Aku harap kamu gak ngelakuin hal itu lagi. Kalo ada apa-apa tolong kabarin aku oke?"

Jisoo tersenyum dengan anggukan semangat. "Pasti" balas Jisoo membiarkan Suho mengelus rambutnya dengan pelan, Seokjin yang mampu melihatnya dari luar kampus menjadi kesal, meskipun agak jauh dari tempatnya berdiri. Ia yakin yang berdiri di dekat parkiran itu si anak kota itu dan juga Jisoo. 'Jisoo jadi cewek genit amat' pikir Seokjin. 

"Tapi kayaknya ada yang ngawasin kamu tuh" bisik Suho

"H-hah siapa?" Jisoo celingak celinguk panik, ia pikir ada orang jahat yang mau menikahinya lagi. Aduh Seokjin saja sudah cukup bikin hidup Jisoo pusinggg.

"Mata-mata kamu, si tukang sate tuh"

Jisoo menoleh kearah sana melihat kalau Seokjin mengintip dari kejauhan dan lagi-lagi berpura-pura membuat sate. IHHH Dasar si cowok ngeselin dan rese, kurang apa profesi dia jadi tukang kibasin sate-satenya? sampe harus memata-matai Jisoo setiap menit.

"Ah ehehehe Suho gak usah dipikirin...." ucapan Jisoo terjeda kala tak melihat Suho didepannya lagi. "Yaaah dia pergi, ck gara-gara Seokjin sih. Ihhhh awas aja lu ya Seokjinten kepala kotak"

***

Jisoo sedang belajar di kantin sekolah. Kehidupan kampusnya lumayan baik-baik saja. Meskipun ia masih memikirkan Suho. Anak fakultas Hukum itu memang benar-benar memikat hatinya. Jisoo harus bisa membuat Suho percaya padanya. Supaya saat kontraknya dengan Seokjin berakhir, siapa tahu Suho mau jadi pacarnya.

Jisoo terkejut kala pipinya tersentuh suhu dingin dari sebuah minuman. Rupanya itu Suho yang menghampirinya. "Kok bengong?" tanya Suho duduk didepan Jisoo

"Loh? Aku pikir kamu..." Jisoo memelankan kalimatnya dan menatap Suho ragu

"Marah? Enggak lah. Aku udah gak marah. Siapa juga yang bisa marah sama perempuan secantik kamu" ucap Suho mengusak rambut Jisoo pelan seraya tersenyum

Jisoo tersenyum malu mendengarnya. "Oh ini, aku bawain buat kamu, pasti kamu haus kan?" Suho memberikan minuman tadi pada Jisoo

"ehh jadi ngerepotin. Tapi makasih ya"

Suho mengangguk ramah, ia memperhatikan Jisoo yang sepertinya sejak tadi membaca buku setebal beban anda, tidak maksudnya setebal skripsi.

"Lagi belajar apa sih?" tanya Suho memiringkan buku Jisoo agar ia dapat melihatnya

"Eh, ini cuma lagi baca-baca buku doang kok hehe"

"Mau gak besok aku ajak kamu ke taman? Kita jalan-jalan?" tanya Suho to the point sembari menatap Jisoo lekat-lekat

"Hmm, emang, enggak ada yang—?"Jisoo ragu-ragu mengatakannya membuat Suho salah fokus menjadi gemas dengan perlaku Jisoo

"Yang? Maksud kamu, kamu takut ada yang marah gitu?"

Rupanya Jisoo mengangguk setelah ditanya oleh Suho. Suho terkekeh "Ya enggaklah, aku seratus persen masih jomblo" ucap Suho membenahi helai rambut Jisoo kebelakang telinga perempuan cantik itu. Jisoo seketika membatu dibuatnya, pipinya memerah perlahan kala mendapat perlakuan manis dari laki-laki setampan Suho.

Coba LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang