03. Nikah

53 7 0
                                    


Enggak ada acara pernikahan yang mewah, ramai dengan musik dan pesta. Benar-benar diluar dugaan. Jisoo meringis karna pernikahannya tidak sesuai dengan mimpi-mimpinya. Menikah dengan orang yang ia inginkan, mengingat Jisoo itu kan kembang desa cantik lagi. Tapi ini nikahnya malah sama tukang sate. Lagi-lagi Jisoo meringis dengan rengekan ringan karna ia cuma pakai kebaya bekas ibunya dulu, sedangkan Seokjin disebelahnya mengenakan kemeja putih polos. Acara nikah macem apa sih ini?! Hueeeee Jisoo mau kabur aja tapi gak bisa.

"SAH?!"

"SAAAAAHHHH" balas warga yang kala itu menjadi saksi pernikahan antara Jisoo dan Seokjin

Jisoo melirik Seokjin yang mengulurkan tangan agar ia bersaliman. Ada tatapan membunuh yang dilayangkan Jisoo sebelum ia tersenyum dengan ramah kesemua orang. Warga memberi selamat dan turut gembira karna akhirnya kembang desa anak Pak Joel menikah juga.

"Bapak seneng ngeliatnya, kalian udah nikah. Abis ini kalian boleh deh ke kota" ucap pak Joel membuat wajah Jisoo langsung berubah senang

"Serius pak?"

"Iya, tapi gak boleh kepisah-pisah ya. Harus bareng-bareng. Kalian kan udah jadi suami istri" sahut pak Joel dengan senyum manis

"Eehehehehe iya, tapi Sooya maunya sekarang ke kota pak"

"Kok cepet, enggak malem pertama dulu?" tanya sang bapak mertua membuat kedua pasangan pengantin itu terdiam

Jisoo mencubit paha Seokjin hingga empunya mengaduh "Oh itu, kita mau hari ini ke kota. Soalnya gerobak Seokjin disana gak ada yang jagain, Sooya juga mau kuliah disana pak" kata Seokjin dengan senyum canggung

"Iya pak, daftarnya harus besok soalnya udah janji"

"Ohh gitu. Yaudah deh. Kalian hati-hati nanti ya"

***

"Sooya lu hati-hati ke kota ye? Jaga diri baik-baik. Kapan-kapan bapak main kerumah lu berdua deh ya. Seokjin lu jagain anak gue ya?" Joel menepuk nepuk pundak Seokjin dengan raut wajah sedih sebetulnya tidak rela kalau anaknya tinggal dikota tanpanya

"Iya pak pasti Seokjin jagain kok" Seokjin tersenyum, ia sedikit terkejut ketika ditarik untuk dipeluk oleh pak Joel tak lupa juga Jisoo berada dipelukan yang sama.

Jojo dan istrinya Saheti tersenyum melihatnya.

"Hmm kalo gini kan hati gue tenang. Ngeliat anak gue ada yang jagain." ucap pak Joel melepas pelukan

"Baek-baek disana lu berdua ye. Jangan berantem-berantem"

"Berangkat dulu pak"

Mereka berdua menyetop angkutan umum untuk kekota. Duduk mereka bersebelahan masih dengan tatapan malas, Jisoo tidak menyangka saja kalau pria yang akan dijodohkan padanya adalah tukang sate modelan Seokjin. Bisa-bisanya mereka malah gak sengaja ketemu tadi, niatnya menghindar malah dipertemukan. Males banget. Ngeselin lagi orangnya. "Apa lo liat-liat?" tanya Jisoo sinis

"Dih siapa yang ngeliatin lu, gr banget" Seokjin mengabaikan tatapan nyalang Jisoo kearahnya. Dasar perempuan aneh.

"Awas ya lu macem-macem sama gue. Walaupun kita udah suami istri, lo gak boleh macem-macem sama gue. Kalo iya, gue gampar lo." Ancam Jisoo membuat Seokjin bergidik disebelahnya

"Siapa juga yang mau macem-macem in lo. Yang ada elu yang macem-macem in gue. Hiihh ngeri" ucap Seokjin seraya bergidik ngeri

"Dihhh dasar"

Setibanya mereka di kota, Seokjin mesti berjalan kaki lagi untuk kerumah lamanya. Beruntungnya ayahnya punya rumah di kota jadi tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk menemukan tempat tinggal.

"Mau kemana lu?" tanya Seokjin

"Gue mau cari tempat tinggal sendiri. Besok gue mau daftar kuliah di Kampus Bangsa"

"Halah. Tau apa lo tentang kota? Hah?" tanya Seokjin, abisnya kok ada sih cewek nekad begini

"Biarin, suka-suka gue dong.

"Yaudah. Bagus, lagian semenjak gue ketemu lu nasib gue sial bener. Jauh-jauh deh lu dari hidup gue" ucap Seokjin hendak pergi

"Yaudah! Mandiri gue" ujar Jisoo ngegas, tapi Seokjin malah jatuh tersungkur karna sendalnya diinjak oleh Jisoo

"Aduh! Lu sengaja kan?" tanya Seokjin sebal

Jisoo mengulum tawa "Enggak dih, orang gak sengaja. Lu aja jalan gak bener"

Seokjin mendumal seraya pergi tidak mau rusuh. Jisoo yang melihatnya cemberut "Dasar cowok ngeselin"

Sejujurnya Jisoo tidak tahu harus kemana.Lagipula ini pertama kalinya ia ke kota. Berjalan terus pun Jisoo tak menemukan tempat tinggal yang cocok.

"Cantik, mau kemana sendirian?" tanya seseorang pria

"Anu bang mau cari tempat tinggal" jawab Jisoo dengan senyum ramah

"Mau ditemenin gak? Tinggal sama abang aja" pria itu malah berujung menoel lengan Jisoo membuat empunya terkejut dan takut

"Jangan macem-macem ya lo!"

"Serahin barang berharga lo atau gue abisin lo disini" katanya penuh penekanan

Jisoo menggeleng ketakutan dan berlari sekencang mungkin hingga ia menabrak seseorang. "Bang tolongin saya bang, saya dikejar sama dia" tunjuk Jisoo

Pria yang terlihat muda itu maju melangkah dengan wajah dingin "Ooh jadi lo yang udah bikin orang disini takut. Maju lo sini!"

Jisoo menyaksikan pertengkaran itu hingga beberapa orang datang untuk melerai. Preman itu langsung dibawa oleh warga ke kantor polisi.

"Kamu gak apa-apa?" tanya pria yang menolongnya itu

Jisoo tertegun, karena pria yang menyelamatkannya ternyata tampan. Pria itu berdehem membuat Jisoo tersadar dari lamunannya. "Eh iya-iya, apa tadi? Oh enggak aku gak apa-apa" jawab Jisoo grogi

Pria itu terkekeh "Bagus deh, kenalin nama aku Suho"

"Jisoo" balas Jisoo dengan senyum manis

"Emang kamu mau kemana? Bahaya malem-malem keluar sendiri" ucap Suho, Jisoo menghela nafas

"Aku mau nyari tempat tinggal, soalnya besok mau daftar kuliah"

"Ohh, Kuliah dimana?"

"Deket sini kok, Kampus Bangsa" jawab Jisoo pelan

Suho terdiam sejenak, "Ohh kampus bangsa, maba ya? Kebetulan aku kuliah disana. Aku bisa kok bantu kamu buat nyari tempat tinggal"

Jisoo yang kali ini terdiam, ia tidak yakin dengan tawaran Suho. Karena Jisoo baru mengenalnya tapi sepertinya sih dia kelihatannya orang baik. Melihat Jisoo diam saja, membuat Suho mengerti

"Kamu gak usah takut, nanti kalo kamu mau, aku anterin ke kos an punya om aku. Disana aman kok, ada kosan putrinya juga."

"Hmm, boleh deh"

"Yaudah, biar aku bantu"

"Yaudah, biar aku bantu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Coba LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang