chapter 3

1.6K 91 26
                                    

Revisi

Maaf jika ada typo, bahasa kasar, alur tidak jelas, aneh, dan lain sebagainya🙇🙌❤.
Saya selaku author meminta maaf karena kesalahan tersebut😓😩 juga berterimakasih telah membaca cerita saya🙏😊.

Dan jangan lupa untuk vote 🗳️ dan komen 💬💬 para pembaca setia saya 😊🌹

Selamat menikmati 🎉🎁👏👍
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sekujur tubuh Solar gemetar merasakan sebuah tamparan yang sangat menyakitkan. Rasanya Solar bisa melayang jika terkena tamparan itu.

Solar mencoba memandang ayahnya yang sudah menatapnya dengan mata benci juga marah di tunjukkan kepadanya.

"Bagaimana bisa?!kau menghancurkan vas istri saya!?"teriak Amato dengan keras bahkan membuat rumah bergetar. Solar terdiam tidak menjawab apapun.

Sekali lagi Amato menampar Solar tetapi, dengan lebih keras. Suara tamparan itu sangat renyah dan keras, seisi rumah diam hanya melihat kejadian itu dengan ekspresi terkejut. Bibir Solar bergetar mata Solar memanas dan takut tidak sengaja mengeluarkan air asin dari matanya.

"Maaf" ucap Solar yang terdiam setelah sekian lama menahan isakan tangisannya. Karena sangat ketakutan oleh ayahnya.

"Bagaimana bisa kau begitu bodoh!? Sudah bodoh!? Tidak berguna!? Aku tidak percaya jika aku memiliki anak seperti dirimu!seharusnya kau seperti Halilintar!?!!dia sangat membanggakan! Kau? Kau hanyalah-" teriak Amato yang hendak akan memukul Solar. Tetapi, mereka dikejutkan dengan suatu suara membuat semua perhatian terfokus ke satu orang yaitu ...

"Halilintar?" panggil Amato terkejut. Amato melihat bahwa anaknya menatapnya dengan sangat tajam dan juga benci. Amato mendesah kasar menatap tajam ke arah Solar dan meninggalkannya sendirian diikuti dengan keenam anaknya

Halilintar menghampiri Solar yang terduduk dan sedang mengginggit bibirnya. "Jangan digigit, nanti berdarah" ucap Halilintar memegang tangan Solar dan langsung saja di tepis begitu saja.

"G-gue gak butuh bantuanmu! Kau itu membanggakan! Jadi jangan bergaul dengan gue yang seorang anak tidak berguna" Solar sangat gemetar pada akhirnya air matanya menetes. Solar tidak menyangka hanya dengan perkataan ayahnya itu bisa membuatnya cengeng seperti ini.

KesalahpahamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang