chapter 7

404 38 4
                                    

Maaf jika ada typo, bahasa kasar, alur tidak jelas, aneh, dan lain sebagainya🙇🙌❤.
Saya selaku author meminta maaf karena kesalahan tersebut😓😩 juga berterimakasih telah membaca cerita saya🙏😊.

Dan jangan lupa untuk vote 🗳️ dan komen 💬💬 para pembaca setia saya 😊🌹

Selamat menikmati 🎉🎁👏👍
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
Flashback

Beberapa hari saat kejadian itu.

Di dalam kegelapan malam yang hening, Halilintar merasakan bara emosi kesal membara di dadanya saat melihat adiknya, Solar, yang terkapar tak berdaya di bahu temannya, Fang. Langkahnya mantap melangkah mendekati mereka, dan cahaya lampu rumah memantulkan bayangan yang dalam dan membingungkan di wajah Fang yang berseri-seri.

Dengan gerakan mantap dan penuh perhatian, Halilintar menggendong Solar dari belakang. Tangan-tangannya yang kuat menopang pantat ringan Solar, sementara lengan adiknya terlilit lembut di sekitar lehernya. Di tangannya, Solar terbopong lemas, tubuhnya ringan di pelukan Halilintar yang erat. Di tengah keadaan ini, Halilintar merasa kebingungan melihat betapa kurus dan ringannya tubuh Solar, meskipun usianya seharusnya mengisyaratkan keberatannya yang lebih besar.

"Dia terlalu kurus," batin Halilintar, suaranya terdengar samar di antara kerumunan pikiran dan emosi yang berkecamuk di dalam dirinya. Kekhawatiran tak terucapkan melayang di benaknya, tetapi ia tetap berusaha menahan ekspresi yang terlalu mencerminkan rasa cemasnya.

Halilintar merasa dunianya runtuh begitu dia tadi menyadari apa yang telah dilakukan Fang. Dalam keheningan yang menyakitkan, dia berdiri di tengah keheningan rumah yang remang-remang, mencoba mencerna kekecewaan yang mendalam.

"Bagaimana bisa dia melakukannya?" pikir Halilintar dengan suara hati yang hampir pecah. Dia melihat ke arah wajah Solar tak berdaya di pelukannya sekarang, wajah muda dan tidak berpengalaman itu terlihat pucat di bawah cahaya lampu yang remang-remang. Alkohol yang seharusnya tak pernah menyentuh bibir Solar, sekarang telah menguasai tubuhnya.

Rasa ingin memukul yang tak terbendung menyulut di dadanya. Fang, temannya yang seharusnya bisa dipercaya, telah mengkhianati kepercayaan Halilintar dengan cara yang tak termaafkan. Namun, sebelum Halilintar bisa mengeluarkan kemarahannya, Fang sudah lenyap entah ke mana, meninggalkan dia dengan rasa marah yang tergantung di udara.

KesalahpahamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang