chapter 5

1.2K 87 18
                                    

Maaf jika ada typo, bahasa kasar, alur tidak jelas, aneh, dan lain sebagainya🙇🙌❤.
Saya selaku author meminta maaf karena kesalahan tersebut😓😩 juga berterimakasih telah membaca cerita saya🙏😊.

Dan jangan lupa untuk vote 🗳️ dan komen 💬💬 para pembaca setia saya 😊🌹

Selamat menikmati 🎉🎁👏👍
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
Di siang hari yang panas, Solar sedang berada di kamarnya. Dia dihukum karena saat sarapan dia makan terlebih dahulu dan tidak menunggu Amato, Solar belajar, dia menulis jawaban dari soal Matematikanya.

Air mata Solar menetes ke kertas putih itu yang berisi catatan, soal Matematika dan jawaban dari soal Matematika tersebut, satu tetes ... dua tetes ... tiga tetes ...

Solar langsung mencari tisu dan mengambil selembar tisu membersihkan air matanya yang mengalir deras ke pipinya, Solar sedikit gemetar.

Di dalam tubuhnya di penuhi emosi kekecewaann, kemarahan, kebingungan, dan kesedihan. Solar di kunci dan dia tidak di perbolehkan makan oleh Amato sampai besok pagi sebagai hukuman.

Solar menutup matanya melihat ke arah jendela dengan ekspresi sedih dan kesal, alir Solar mengernyit tanda dia pusing setelah menangis. "Mengapa ... ?" hanya itu yang keluar dari mulutnya, bibirnya gemetar.
.

.

.

.

.

.
Solar membuka matanya, memandangi sebuah atap dan ruangan yang gelap namun, samar-samar Solar merasakan cahaya matahari dari beberapa jendela kecil serta ventilasi.

"Sudah pagi?" batin Solar tidak dapat berbicara karena dia dehidrasi serta masih menahan sakit dari hukuman yang telah ayahnya berikan.

"Sakit sekali, gue ingin pulang. Tidur di kasur" Solar mengatakan hal itu di dalam hatinya terus menerus tanpa berhenti, berharap agar segera berakhir hukumannya dan dia akan di bebaskan dari sini.

Di rumah

Di sebuah ruang makan, terdapat satu meja panjang dengan sembilan kursi dan terisi delapan orang penuh dengan memakan nasi ayam kecap beserta telur dadar yang telah di buat dengan sepenuh hati.

KesalahpahamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang