Promise Me, Sensei
Story by : Eminamiya
Rate : M
⚠
HARGAI USAHA PENULIS DENGAN CARA TIDAK MENJIPLAK ATAU MENG-COPY CERITA INIDON'T LIKE, DON'T READ
Happy Reading
Pagi yang cerah.
Tapi, mengapa malah terasa begitu mendung bagiku? Bukan pada bentangan langit, namun, lebih merujuk pada sesuatu yang menjajah penuh perasaanku. Benar, suasana hatiku terasa sangat buruk.
Gerutu pelan selalu hadir tanpa sadar sejak aku mengetahui jika pesan yang sengaja kukirim pada Naruto-sensei sore kemarin, baru menerima balasan pada pukul tiga dini hari tadi.
Setelah melihat kejadian di apartemennya, aku putuskan untuk tidak berlama-lama apalagi menerobos masuk ke sana. Aku kembali ke apartemen dengan suasana hati yang tidak baik, tidak bagus dan begitu mengganggu.
Buruk sekali hingga rasanya ingin berteriak sekuat mungkin.
Kucoba untuk sekedar berbasa-basi dengan menanyakan kabar, tetapi pesan tersebut lama--tidak! tepatnya, terlalu terlampau lama menerima balasan darinya.
Aku menghembuskan napas berat, melempar ponsel di tanganku ke sembarang arah hingga membuat benda tak bersalah itu harus memantul pada sofa dan jatuh tepat di lantai--dekat kakiku. Aku tak peduli, lagipula, layarnya masih menyala, itu berarti tak ada kerusakan yang terjadi.
Hembusan napas lagi-lagi terjadi. Mataku menerawang menatap langit-langit ruangan dengan gusar.
Terlalu banyak pertanyaan yang singgah di kepalaku.
Siapa wanita kemarin itu?
Apa hubungannya dengan Naruto-sensei?
Kenapa dia menangis di hadapan Sensei?
Dan... kenapa Sensei juga memeluknya?
Sial.
Aku menggeleng dengan cepat, memberi pijatan kuat pada pelipis ketika kepalaku mendadak terasa berdenyut. Mencoba menenangkan diri dan berusaha tak mau kalah oleh rasa gelisah yang menyelimuti.
Tidak boleh! Aku tidak boleh bersikap seperti ini. Masih ada begitu banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Aku tidak bisa langsung mengambil keputusan hanya karena satu kejadian yang belum pasti sesuai dengan ekspetasi.
Kusadari sifat labil dan egois yang masih tertanam begitu erat dalam diriku. Namun, setidaknya, ketika aku mulai mengambil keputusan untuk menjalin hubungan bersama orang lain, setidaknya ... sedikit saja ... aku harus bisa menekan sifat negatif itu.
Disaat seperti inilah aku harus berusaha menyelesaikan suatu masalah dengan kepala dingin dan tidak mengambil keputusan secara buru-buru.
Benar! tak selamanya apa yang terlihat oleh mata, akan sesuai dengan kenyataan yang ada.
Akhirnya, aku memantapkan hati. Aku akan menanyakannya langsung pada Naruto-sensei jika ada waktu atau kesempatan yang terbentang.
.
.
.
Beberapa Hari Setelahnya,
Hari untuk acara perpisahan tingkat akhir yang diselenggarakan oleh pihak sekolah, telah tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise Me, Sensei ✔
FanfictionAku menyadarinya, semakin aku mencintaimu, semakin aku takut pada diriku sendiri. *** Aku tidak tahu, apakah yang kulakukan ini adalah pilihan yang tepat atau tidak. Tapi untuk saat ini, pikiranku hanya diisi oleh hasratku untuk memiliki Naruto-sens...