_____________________
"Aku menyadarinya, semakin aku mencintaimu, semakin aku takut pada diriku sendiri."
_____________________Promise Me, Sensei
Story by : Eminamiya
Rate : M
⚠
HARGAI USAHA PENULIS DENGAN CARA TIDAK MENJIPLAK ATAU MENG-COPY CERITA INIDON'T LIKE, DON'T READ
Happy Reading
"Apa?!"
Tatapan mata Sensei tak dapat menyembunyikan raut terkejut. Dia terpaku. Secara perlahan, genggaman tangan itu terlepas dariku.
Pun aku hanya mampu terdiam. Melihat wajah tak menyangka yang ia tampilkan, membuat mulutku serasa terkunci--sunyi seribu bahasa dan dadaku berubah menjadi sesak.
Langkah mundur sempat ia lakukan, sengaja memberi jarak dengan diriku. Matanya melirik sekilas ke arah seluruh ruangan tanpa niat tertentu--seakan menunjukkan betapa besar rasa terkejut itu.
Semuanya bungkam. Naruto-sensei tak langsung memberi tanggapan apa pun melalui kata, dan aku pun juga terus membisu.
Aku tahu ia tak menduga jika kalimat tersebut yang akan kuutarakan, tapi, haruskah ia bersikap seolah aku telah menghancurkan seluruh hidupnya?
Maksudku, jika dia berpikir demikian, lantas, disebut apa diriku yang bahkan posisinya mungkin lebih hancur darinya?
Aku tidak marah, aku hanya merasa sedikit tersinggung akan reaksi yang diberikan.
Bibir itu terbuka. Naruto-sensei hendak mengatakan sesuatu, namun setelahnya, tetap tak ada satu pun kalimat yang ia keluarkan.
Bagaimana denganku?
Jangankan untuk mengucapkan kata, memaksa belahan bibir agar bergerak saja, rasanya begitu sulit; terkatup terlalu rapat dan yang bisa kulakukan hanya meremas pelan ujung pakaian di tubuhku.
Kenapa? Kenapa begini? Bukan reaksi ini yang kuharap darinya.
Entah mungkin karena perasaan itu mulai stabil kembali, setelah cukup lama berlarut pada keheningan, akhirnya Naruto-sensei memutuskan untuk mendekat dan kembali meraih tanganku, menarik dengan lembut supaya aku dapat mendudukkan diri pada sofa, serta ia mengambil posisi berjongkok di hadapanku--mendongakkan wajahnya untuk menatap.
Kedua tanganku merasakan genggaman Naruto-sensei yang semakin mengerat, serta kelereng mata birunya menyelam begitu jauh ke dasar netraku; menatap begitu dalam, seolah tengah menuntut sebuah kepastian dari tiap ungkapan yang terlontar dari mulutku.
"Apa kau yakin?" tanyanya dengan lembut.
Aku tak bisa menjawab langsung dengan berkata-kata dan lebih memilih untuk mengangguk dengan pelan menanggapi.
Masih sembari menggenggam erat tanganku dengan lembut, ibu jari Naruto-sensei mulai bergerak untuk mengelus pelan punggung tanganku. Alisnya menekuk begitu kentara, menunjukan jika sosok di hadapanku ini sedang berpikir begitu keras.
Tatapanku berubah sendu. Tanpa sadar, kepalaku tertunduk. Melihat respon Naruto-sensei yang seolah terbeban, membuat hatiku sakit.
"Kau sudah mengeceknya secara langsung?" suara Sensei kembali terdengar; memberi satu pertanyaan sederhana, hingga kepalaku kembali terangkat menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise Me, Sensei ✔
FanfictionAku menyadarinya, semakin aku mencintaimu, semakin aku takut pada diriku sendiri. *** Aku tidak tahu, apakah yang kulakukan ini adalah pilihan yang tepat atau tidak. Tapi untuk saat ini, pikiranku hanya diisi oleh hasratku untuk memiliki Naruto-sens...