2

1.4K 170 14
                                    

Promise Me, Sensei

Story by : Eminamiya

Rate : M


HARGAI USAHA PENULIS DENGAN CARA TIDAK MENJIPLAK ATAU MENG-COPY CERITA INI

DON'T LIKE, DON'T READ

- Happy Reading -






Seharian ini langit nampak cerah, tak ada sedikit pun tanda-tanda jika hujan akan turun. Namun, saat matahari mulai menghilang dan suasana telah tampak gelap, langit yang awalnya terlihat begitu ceria, mendadak berubah mendung dan menitihkan tetes demi tetes air--berawal dari guyuran kecil berupa gerimis, hingga berubah menjadi cukup deras seperti saat ini.

Cuaca memang sulit ditebak, sama seperti perasaan manusia.

Aku hanya mampu menghela napas lelah. Hampir sejam lamanya menunggu, namun tampaknya cairan langit tidak ada mereda dengan cepat.

Beruntunglah mereka yang bisa pulang lebih dulu karena kegiatan ekstra kurikuler yang selesai lebih awal. Namun aku tahu, jika masih ada beberapa murid yang juga terjebak sama sepertiku. Menunggu dan menunggu, sembari berharap jika hujan akan segera selesai.

Mungkin, hal ini akan menjadi masalah sepele seandainya saja aku membawa payung dari rumah. Tapi, seperti yang kukatakan, cuaca tak tertebak. Tak ada yang menyangka jika hujan akan turun. Bahkan aku sempat mendengar beberapa murid lain ikut mengeluhkan hal serupa.

Tas yang sedari tadi kubiarkan tergeletak begitu saja di atas lantai, coba kuraih dengan sebelah tangan; menggendongnya di punggung lalu mulai melangkah untuk mendekat ke arah jendela kelas - di mana - aku dapat memperhatikan beberapa murid lelaki yang masih menggunakan seragam basket, memaksa untuk berlari menerobos hujan.

Salah satu keuntungan menjadi lelaki, bahkan saat pakaian mereka basah, tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Bersamaan dengan satu helaan napas yang kembali keluar melalui hidung, aku mencoba untuk memandang sekitar, menangkap penampakan deretan kanvas yang masih setia berada di tempatnya, serta menilik satu per satu tiap tampilan kertas sketsa kosong yang beberapa masih tergeletak begitu saja pada meja panjang di sisi ruangan.

Padahal, sedari tadi aku memang hanya sendiri di tempat ini, namun entah mengapa, kali ini ... rasanya menjadi hampa - seolah - aku benar-benar sedang sendirian di dalam gedung. Pengaruh hujan, 'kah? atau karena aku memang selalu sulit untuk memahami perasaanku sendiri?

Mengingat kembali perbincangan cukup panjang penuh nuansa mendebarkan bersama Naruto-sensei beberapa saat yang lalu, masih saja meninggalkan bekas debaran pada dada. Memang tak ada lagi pembahasan lebih lanjut setelah penerimaan perasaan itu terjadi, Sensei segera berpamitan untuk pergi sebab ada beberapa tugas yang harus dia kerjakan, meninggalkanku yang masih diam pada tempat yang sama, bahkan setelah cukup lamanya pria yang mengisi hampir seluruh rasaku telah tak terlihat.

Sejujurnya, mengenai apa yang terjadi antara aku dan Sensei..., aku masih begitu terkejut. Bahkan hingga saat ini.

Tak percaya? Tidak, bukan aku tak percaya. Hanya saja, terkadang apa yang dianggap mustahil akan terjadi, namun mendadak bisa didapati, hal tersebut tentu akan terasa sulit untuk diterima oleh akal sehat, logika. Seperti mimpi? Mungkin begitu.

Tapi, ini nyata. Aku benar-benar telah menerima apa yang selalu kuanggap angan belaka. Rasanya menyenangkan, namun di sisi lain, aku jadi berpikir akan banyak hal.

Promise Me, Sensei ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang