"Tok ... Tok ..." Senja tersenyum setelah Sacha mendongak dan tersenyum kecil pada Senja yang sekarang melonggarkan dasi dan mengambil duduk di sebelah Sacha. Lelaki itu memeluk Sacha tanpa perduli tatapan orang-orang di cafe itu.
"Bang Senja, ini ceweknya?" Arman bertanya setelah meletakkan dua minuman di meja Senja.
"Calon istri." Senja menjawab. "Bos lo mana?"
"Bos ada kelas di lantai dua, paling sebentar lagi selesai." Arman tersenyum, pegawai Arfano yang Senja rasa paling jujur dan telaten. Mungkin kalau Arman lebih dulu bertemu ibunya Nandira, Xavyera. Mungkin Arman akan di jadikan pegawainya.
"Gue baru tahu Arfano juga kuliah." Sacha menyahut.
"Bos itu pintar, Mbak. Sebelum buka kopi shop, bos itu kuliahnya di Sidney. Sekarang bos ambil S2 daring gitu, kampus mebon." Arman menjawab.
"Mebon?" Sacha mengerutkan keningnya.
"Melbourn, kali." Senja melarat.
"Nah itu. Maklum lidah saya enggak sampai bang." Arman tertawa pelan. Sacha ikut tertawa mendengarnya.
"Kenalin Man, ini Sacha. Sacha ini kakak sepupunya Nandira." Senja berkata, Arman membulatkan matanya. Arman tahunya Niken itu kakak sepupu jauhnya Nandira.
"Kakaknya, Kak Dira?" Arman bertanya. "Pantas cantik banget."
Sacha tertawa pelan sebagai tanggapannya, merasa lucu sendiri. "Ya sudah, aku ke kasir dulu. Makasih dulu ya Bang Senja, Mbak Sacha."Senja kembali memeluk Sacha setelah Arman pergi, sambil melihat layar ponsel Sacha yang sedang membuka lovestagram. Senja mengangkat alisnya saat melihat satu postingan yang cukup membuatnya kaget. "Rajeno? Bukannya itu foto Nandira."
"Aku belum cerita ya kak?" Sacha membuka profile pemilik akun Raja itu. "Adik satu ayahnya Nandira."
"What?" Senja menegakkan duduknya lalu mengambil alih ponsel Sacha. "Anaknya ayahnya Nandira sama istri muda?"
Arfano yang baru datang mengurungkan niatnya untuk menyapa, lelaki itu memilih duduk di depan Sacha dan Senja yang sekarang terlihat kaget. "Namanya Raja Cakara Lakeswara, baru mau kelas sebelas. Sekolahnya di Singapura. Enggak tahu deh kalau sekarang dia juga di Paris."
"Nandira tahu sama dia?" Senja bertanya. Sacha mengangguk.
"Mereka pernah bertemu beberapa kali. Raja dekatnya sama kedua kakaknya Nandira." Sacha menjawab.
"Mana lihat dong?" Suara Arfano membuat Sacha dan Senja menoleh secara bersamaan.
"Ar, sejak kapan duduk?" Senja tersenyum canggung.
"Baru aja." Arfano membalas. "Mbak Sacha apa kabar?"
"Seperti yang lo lihat, baik kok. Lo sendiri?" Sacha membalas.
"Puji Tuhan, baik. Gimana Nandira? Jadi putus?" Pertanyaan Arfano membuat Sacha dan Senja saling bertukar pandang dan dengan kompak mengangkat bahu mereka tanda kalau mereka juga tidak tahu. "Mudahan mereka putus deh."
***
Selli, Mawar dan Ruth sedang berkumpul di apartemen Ruth, dengan Joko yang memasak untuk ketiga gadis yang sibuk dengan ponsel masing-masing. Joko menghela napas, Niken pintar memasak dan makanannya juga enak. Joko memang masih proses move on tetapi terkadang ia masih mengingat Niken. Dulu Niken pernah memasakkannya makanan dan membawa ke kantor sebagai tanda terimakasih.
"Pak Joko, udah move on?" Mawar bertanya tanpa mengalihkan matanya dari ponsel.
"Mana bisa dia move on. Lemah." Ruth menjawab.
"Masa sih pak Joko enggak bisa move on, padahal sekarang sudah kayak Lee Dohyun aktor korea yang main di sweet home loh. Ganteng loh dia walaupun kemaren pemeran utamanya Song Kang." Selli menyahut.
"Makasih, semuanya berkat Ruth. Mamanya Ruth juga super baik." Joko yang memasak sayur tersenyum malu.
"Iya Pak Joko, move on udah! Sekarang sudah cakep, jadi pegawai tetap mamanya Ruth. Terus juga sekarang katanya ambil kuliah lagi ya?" Mawar bertanya.
"Iya Mawar, Alhamdulillah derajat saya di angkat Allah." Joko membalas.
"Brak ..." Ruth yang kaget langsung menggebrak meja.
"Astagfirullah, Ruth." Joko menegur. Ruth memikih mengabaikannya dan memperlihatkan layar ponselnya. Selli dan Mawar membulatkan mata mereka lalu bertukar pandang.
"Itu Raja? Raja Cakara Lakeswara adiknya Nandira?" Mawar bertanya.
"Kok bisa di Paris?" Selli ikut bertanya setelah melihat postingan foto pemuda itu yang menampilkan Nandira yang sedang memilih dasi dengan capstion. 'Beautifull sister.'
"Duh, telepon Nandira enggak aktif lagi. Tante Andien juga pasti tidur kalau jam segini." Ruth melihat jam dindingnya.
"Namanya bagus ya. Raja Cakara Lakeswara. Ganteng juga." Joko berkomentar setelah melihat foto adiknya Nandira itu. Ruth, Selli dan Mawar kompak menoleh pada Joko yang sekarang memfoto layar ponsel Ruth dan mengirimnya pada Danish yang sekarang menyibukkan diri di Rumah Sakit agar bisa cuti untuk menyusul Nandira.
"Gue no komentar pak Joko. Raja itu manusia yang paling Dira hindari setalah ayahnya." Selli berkata.
***
*Baca di FizzoNovel, kelanjutan Mas Danish yang memperjuangkan Nandira.*..........
Raja Cakara Lakeswara.
- Adiknya Nandira (satu ayah)
- Very Smart, Everyone has a crush on him.
- Benci di abaikan.
- pemberontak karena di manjakan.
- kabur dari rumah (penasaran dg kakaknya yang mengabaikannya.)
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPAT MATA SATU HATI
ChickLitNandira Xania tidak pernah punya niat untuk menjalin asmara untuk sekarang, bukan nya ia tidak ingin tapi ia hanya ingin menyelesaikan skripsi nya dan sibuk dengan tulisan dan podcast nya. Nandira bahkan tidak berniat masuk ke kisah asmara orang lai...